Mohon tunggu...
selestin nisfu
selestin nisfu Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Epidemiologi Kesehatan

on learning process. love every little things to write in.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Tahu Dia Orang yang Tepat Buat Kita?

11 April 2019   22:13 Diperbarui: 12 April 2019   00:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tenang, amannn kok", balas dia sambil ketawa kecil coba membuat aku santai. Tapi aku percaya si sama dia bahkan dari pertama kali. And I dunno why.

Sesampai di Balai Desa Demak, semua teman -- teman sudah siap -- siap ke SD.

"Sellll, lo kemana aja. Di telponin gak bisa, A nanyain terus dari subuh tadi", kata temen aku yang stay di Balai Desa.

"Iyaa, batre aku lowbath, loh A kan bareng gue. Dia nelponin juga?", jawab aku

"Iyaa, katanya nunggu dari subuh depan gerbang kamu gak keluar -- keluar, minta nomor kamu lainnya yang bisa dikontak", balas temanku lagi

Oke.. ini kasus ketiga kalinya, yang buat menilai dia dari attitude. Aku tau dia anak yang sangat nice and treat me so well. Jadi katanya dia juga kesiangan itu palsu, supaya aku gak panik -- panik amat. Faktanya dia nungguin di depan dari jam 5 :") . Aku mohon maaf yaahhh dear. Selesai. Kita tidak ada kontak lanjutan setelah KKN selesai. Aku punya bad habbit, karena gatau bagaimana cara menjaga komunikasi dengan orang yang sudah selesai urusannya dengan aku, bukan karena kacang lupa kulitnya. Tapi aku memang kurang bisa akrab dengan seseorang. Bahkan dengan teman akrab saja, komunikasi antar kita saat perlu atau kangen saja. Apalagi ini aku dan dia kan terkoneksi karena kegiatan KKN, dan KKN selesai aku merasa gak ada topik juga untuk di bahas bersama.

Setelah beberapa bulan, gatau kenapa. Sobat deket aku yang cerita soal dia. Jadi kita bisa sampai disini karena ada peran sobat dekatku ini. Atas rekomendasi mereka, karena anak ini baik dan sepertinya tidak neko -- neko. Aku mulai coba berteman juga akhirnya, dan membuka peluang -- peluang makan bareng etc. Temen deket cowo aku tuh bisa dihitung jari, itupun kalau main keluar gak pernah berdua. :"

Begitulah, semuanya dimulai dari situ.....

Sampai akhirnya kalau ada yang nanya, "Bisa tau kalau seseorang itu tepat buat kita gimana?"

Gak ada jawaban baku untuk pertanyaan diatas. Setiap orang punya jawabannya masing -- masing. Kalau buat aku pribadi, orang itu tepat buat kita karena saat bareng orang itu, kita bisa menjadi diri sendiri. Sebenernya sama siapapun juga jadi diri sendiri sih, Cuma hanya orang -- orang yang memang tepat sama kita yang bisa nerima kita apa adanya. Kalau tepat dari sisi dia, coba matching in karakter idaman calon imam kamu. Aku sih me-list kriteria itu, dan berdoa supaya dapat yaaaa minimal 80% lah dari kriteria yang aku tetapkan. Dan dari semua itu, point utama untuk memilih calon imam buat aku yang seagama dan gak pernah bosan untuk memperbaiki diri. Buat kamu yang ingin selalu berkembang, wajib pilih calon imam yang gak malesan untuk berbenah diri. Coba aja challenge calon kamu untuk sesuatu pembuktian. Heheee. And he prove many things to me! Bagaiama caranya? Coba ajak jalan -- jalan ke suatu tempat bersama, lihat dia me-manajemen keuangannya, bagaimana dia di keluarga, dan ukur tingkat kesabaran dan kemarahannya. :") punya imam yang gak sabaran dan bersikap sok superior itu gak asik. Menurutku, beda kali ya kalo udah cinta mah.... Jangan lupa prinsip ini "jangan mencintai seseorang secara berlebihan di awal, sampai dia benar -- benar bisa mengajak kamu menuju jalan kebaikan, atau kamu bisa jadi sakit hati dan merusak semua", ini nasihat mama yang dikasih ke aku.

"Jangan gampang pacaran, masih kecil jangan pacaran apalagi SD, SMP, SMA. Jalan kamu masih panjang, ketemu temen -- temen yang baik masih lebih luas. Semakin lama kamu nunda pacaran, semakin dapat calon yang berkualitas. Sekarang belajar yang bener jadi pinter. Dapet pacar harus yang lebih pinter dari kamu", kurang lebih gitu nasihat mama dari SD. Kayanya bukan hal tabu kalo dari SD dulu juga banyak anak -- anak yang sok pacar -- pacaran :"), untung aku nurut, daan lagian di dalam nasihat itu gak ada larangan saat masa kuliah. Hihiiii. Jadi kuliah deket sama lawan jenis it's oke, asal tau batasan dan jaga diri. Aku dan dia juga gak pacaran si, kita gak kaya pasangan -- pasangan lain yang nandain tanggal jadian terus tiap bulan merayakan. Gak ada waktu buat kita aniv-aniv macam itu... :")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun