Mohon tunggu...
selestin nisfu
selestin nisfu Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Epidemiologi Kesehatan

on learning process. love every little things to write in.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Tahu Dia Orang yang Tepat Buat Kita?

11 April 2019   22:13 Diperbarui: 12 April 2019   00:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya masalah jodoh bisa dibilang sederhana campur rumit, tapi bisa jadi sesuatu yang sudah langsung klop pada pandangan pertama. Kalau kalian nonton Breaking Down, sama seperti Jacob pertama kali melihat Renesmee, yang langsung imprinted with her at the first sight..

Eeehhh kalo buat aku pada perbincangan dan attitude pertama kali. Jauh lebih dibutuhkan dari sekedar first sight.

Awalnya, ketemu sama mantan pacar dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). :") Mungkin ini pertemuan jodoh yang cukup legend. Bahkan pertama kali briefing KKN, dosen pembimbing udah sempet wanti -- wanti di awal kegiatan "Bapak pasang target setelah kegiatan selesai, yaaa minimal 5 pasang lah yaaa", celetuk Bapak Pembina di awal pertemuan dengan para mahasiswa peserta KKN. Okee.. aku pikir doi mau pasang target minimal kegiatan -- kegiatan projek dia berhasil di implementasi, hahaa ternyata target jodoh tohhh... Menarik sih, karena katanya kalau berhasil menjadi perantara seseorang bertemu dengan jodohnya, bisa dapat rumah di surga.. hihiii Aamiiiiiinnnn.....kalau bener 5 pasang, dapet deh 5 rumah di surga.. hihii

Pertama, aku yang benar -- benar gak kepikiran bakal ketemu jodoh di kegiatan ini. Aku yang polos lempeng ikutin temen deket KKN Tematik, soalnya biar cepet selesai dan hemat biaya.. hihi.. Ya, Allah..punya rencana lain disana. KKN itu kan kegiatan antar fakultas, jadi suatu nuansa baru buat aku yang ada di situasi kampus yang mayoritas perempuan semua. Sebaliknya dengan dia.

Awal ketemu waktu itu Student Centere, saat pembagian kelompok. Aku gak banyak mention Bapak ini, tapi setelah dari pertemuan disana, tiba -- tiba ada yang add facebook dan Instagram. Kita gak sekelompok saat itu, tapi kita satu wilayah KKN. Oke... approve dan accept. Sepanjang kegiatan, kita lakuin kegiatan Sabtu dan Minggu. Berangkat Sabtu ke lokasi KKN terus langsung balik ke kampus (Nglaju). Moro Demak, itu lokasi desa pengabdian kita.

Aku cuma percaya romansa cinta picisan cuma ada di film dan novel. Tapi ternyata manusia hidup juga butuh bumbu -- bumbu cinta picisan. Dan aku antara butuh gak butuh, tapi takdir hidup memberikan pengalaman soal drama -- drama KKN itu. Setelah masuk kesana, banyak banget drama yang kalo diinget sekarang lucu sih campur kangen. Ternyata hal kaya gitu dibutuhkan banget untuk bumbu -- bumbu kehidupan. Hal apa tuhh??? Kisah cinta yang penuh drama, tapi untung kita anak -- anak baik yang gak sampe bully-bully atau bucin (budak cinta) banget.. :""

Seminggu stay di Demak bareng teman -- teman dan salah satunya ada si Bapak. Aku gak banyak komunikasi sama Bapak ini dalam kegiatan KKN, hanya sekedar Hi.

 Okee, aku anaknya agak cuek, orang yang pertama kali kenal mungkin akan bilang kalo aku jutek atau kurang basa -- basi atau bahkan gak ramah. :") Tapi aku keep smile kok kalo ketemu orang baru, cuma agak minim topik pembicaraan kecuali diajak ngobrol duluan. Hahaa. Atau sama temen yang udah dekeeettt banget atau kaya nge-link gitu, aku bakal jadi orang yang bener-bener beda.. :") Dan, aku gak begitu care mau dibilang apa juga, selama aku nyaman dan gak ganggu orang.

Back to Bapak ini......

Kegiatan KKN aku waktu itu bentrok sama persiapan magang. Pas lagi stay seminggu di Demak, dapat notif untuk segera kirim proposal magang ke instansi tempat aku magang. Akhirnya gatau kenapa habis sosialisasi di SMP Demak, aku nanya sama Bapak ini. "Ada rencana balik Tembalang sebentar ga?", tanyaku. Soalnya aku gak sengaja denger kalo dia mau balik Tembalang ambil baju.. "Adaa, mau bareng?", Tanya dia. "Mauuu yah, gue mau anter proposal magang ke temen", jawab gue.

Kita berangkat ke Tembalang habis magrib. Ohya waktu itu kita pulang pergi Demak -- Semarang pakai motor, lewat pantura -_-. Dan, aku si tebengers, hihiii.. alias tukang nebeng karena gak bisa bawa motor. Waktu itu agak hectic sih mau balik Tembalang, karena campur riweh juga di balai desa mau siap -- siap buat sosialisasi besok pagi. Di Demak kita stay di balai desa, tidur diatas karpet bareng -- bareng dengan kondisi balai desa yang seadanya. Kalau mau ke kamar mandi perlu temen. Soalnya gelapppp banget dan kalau udah magrib hawanya beda gitu ke toilet ckckck.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun