"Ayooo karpetnya kita gabunginnn... Kita ngeriung makan barenggg. Abang kita sudah tiba.", teriak Maya mengkondisikan lapak makan kami di dalam Balai.
"Yok makan, sini pada ambil. Spesial buat pak Ketu yang ga dikaretin ya", ajak pahlawan sahur kami saat itu. Sambil menaruh makanan di karpet yang sudah kami siapkan.
"Lahh.. kaga dikaretin gimana, tumpah -- tumpah dong makanan gue.", timpal pak Ketu sewot menanggapi makanannya.
"Ga kok ga tumpah, karena spesial buat pak Ketu ga dikaretin, tapi di pita in. Biar c-u-t-esss", jawab jail si lelaki pembeli makanan menjaili pak Ketu.
Hahaha... suasana jadi lebih cair dan akhirnya kita semua makan sahur bersama. Alhamdulillah amanah beli makanan sahur tidak jatuh ke tanganÂ
orang yang salah, karena ternyata dia peduli juga membelikan minuman air putih, air rasa -- rasa, gorengan, dan teh hangat. Subuh pun akhirnya berkumandang. Segera kita bersama ke masjid terdekat dan berjamaah disana. Beberapa tetap di posko menjaga. Seru nya sahur bersama teman -- teman, lingkungan baru, dan rasa siap akan berpuasa hari itu. Sepanjang hari itu ada banyak rencana yang akan kita lakukan disana, untuk pengabdian masyarakat.
Singkatnya, bagiku sahur beramai -- ramai terasa menyenangkan. Biasanya aku hanya saur sendiri dan bukan tipe orang yang biasa sahur dini hari, tapi sahur malam hari sebelum tidur. :"".Â
Tau tidak? Ternyata Allah SWT menitipkan rezeki bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi teman -- teman yang baik juga rezeki dari Allah SWT. Selamat menjalankan ibadah puasa, hi semua yang ada di kampung nelayan itu dan teman -- teman yang telah menjadi bagian dari keseruan sahur disana. Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H