Keluarga Angeline memang dikenal tertutup. Pagar rumah nya pun selalu tertutup. Namun, tidak mungkin tidak kalau masyarakat sekitar rumah keluarga angkat Angeline juga lingkungan sekolah tidak melihat atau mengetahui kondisi Angeline.
Kenapa kemudian, masyarakat, atau setidaknya para tetangga baru ribut-ribut mengungkapkan kondisi yang dialami Angeline ? Kenapa tidak jauh hari sehingga hilangnya nyawa bisa dihindari?
Ini memang horror. Apakah benar bahwa masyarakat Indonesia sudah menjadi begitu individualistis ? Sudah berapa kali kita kecolongan kalau tetangga kita ternyata adalah teroris, pengedar narkoba, atau sindikat penjualan manusia lintas negara ?
(Update :Â pihak tetangga dan lingkungan masyarakat tampak begitu menyesali kealpaan mereka. Tidak hanya menyelenggarakan serangkaian kegiatan doa bersama, masyarakat juga begitu kooperatif terhadap petugas penyidik)
4. Diperkosa bahkan setelah wafat
Ini sangat horror. Agustinus Tai pembunuh Angeline mengaku beberapa kali melakukan pelecehan seksual kepada Angeline. Tidak hanya saat Angeline masih hidup, namun juga saat sudah wafat, Angeline masih sempat….. disodomi.
Kombinasi maut seorang pembunuh, predator anak (pedophilia), dan pemerkosa mayat (necrophilia). Kamu bisa membayangkan bagaimana Angeline saat itu? Saya 1000% setuju kalau sang pelaku secepatnya dihukum mati.
(Update :Â ternyata ini hoax. Agus diminta membuat pengakuan begitu oleh Margriet. Agus diketahui berbohong setelah di tes dengan alat deteksi kebohongan. Sejauh ini, penyidkan mengarah bahwa Margriet lah yang membunuh Engeline)
[caption caption="Kisah tragis adik manis (sumber : www.selepasngajar.com )" ]
5. Dikubur dekat kandang ayam. Dikubur bersama boneka mainannya
Setelah dibunuh dan diperkosa lagi, atas suruhan ibu angkat Angeline, Agustinus mengubur jenazah Angeline di bawah pohon pisang, di dekat kandang ayam-ayam yang saban pagi dan sore Angeline beri makan.