Sebentar kemudian, seorang kru TV datang membawa mike kecil yang biasa dijepit di baju. Aku langsung kaget. Sepertinya dugaanku soal masuk TV itu benar. Lalu kru itu menyuruhku untuk memasang mike itu dibajuku. Rasanya aku ingin menangis lagi. Kemudian aku disuruh ikut seorang kru make up. Waduh! Ini benar-benar buruk. Lalu seorang kru TV, namanya Kak Nisa --- rupanya dia yang sebelumnya menelpon tante waktu di rumah, bilang kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk wawancara di TV.
“Ini kan malah seru, Dik,” Kak Nisa tersenyum manis.
Aku baru sadar betul kalau mama dan tante ternyata berbohong. Maka sesuai perjanjian sebelum berangkat, aku menagih Rp 100 ribu dari mama (Parah, ya? Masa anak nagih-nagih uang ke mamanya?). Sebenarnya itu hanya ungkapan kekesalanku saja, soalnya kalau aku nggak mau berangkat, Sellyn ikut-ikutan mogok. Inilah nggak enaknya jadi kakak, adikku suka mengikuti ulahku he he he
Tak lama kemudian, acara Kompasiana dimulai --- itu pukul 8 malam. Kata kak Nisa, aku masuk di segmen ke-4, alias yang terakhir. Fiuuh! Untung saja!
[caption caption="Tampil bareng Kak Seto |Foto: Indria Salim"]
Beberapa saat kemudian aku diantar masuk ke dalam studio. Di dalam studio, suasananya sangaat hening. ‘Duh.bikin takut aja, nih’. Aku pun duduk di kursi bersebelahan dengan Sellyn, yang berdekatan dengan Kak Seto. Kudengar seorang kru mengatakan “Three..two..one, action!”
Lalu mulailah Kak Cindy (pembawa acara) mewawancaraiku dan adikku. Ada beberapa pertanyaan yang aku enggak tau harus jawab apa, tapi ya --- aku senyum-senyum aja. Hehehe.. Dan akhirnya acara itu selesai. Aku sangat lega. Ternyata masuk TV dan diwawancarai itu seru banget. Apa karena kak Cindy yang cantik dan sangat ramah itu, ya.
Ada satu pengakuan kecil, sebenarnya aku sudah memberi tahu teman-temanku lewat BBM tentang wawancaraku di Kompas TV. Tetapi sayangnya pesanku seperti tidak terkirim, dan itu gara-gara di sana enggak dapat sinyal! Menyebalkan! Oups, ini kan salahku sendiri kenapa sebelum berangkat pakai acara nangis dulu.
[caption caption="Sehabis acara Wisuda SD, bersama Ayah, Mama, dan Sellyn. Hari itu juga novelku dan Sellyn dikirim oleh Grasindo Publisher. |Foto: Dokpri"]
Ah, tambahan catatan! Aku mulai punya akun Kompasianer sejak tanggal 10 September 2013. Saat itu aku baru naik ke kelas 5 SD. Wuih, gak nyadar sudah hampir pas dua tahun sampai detik ini. Aku minta dibuatkan akun Kompasiana agar bisa ikut lomba Festival Fiksi Anak (FFA 2013). Aku ikut bersama Sellyn, dan hanya Sellyn yang cerpennya terpilih sebagai salah satu karya yang diterbitkan oleh Penerbit DAR! Mizan. Untungnya sebelum FFA, cerpenku "Bunga Misterius" menjadi salah satu naskah terpilih dalam Lomba Cerpen Fantasi Bentang Belia 2013, diadakan oleh Penerbit Bentang Belia Anak (sepertinya 'sepupu' DAR! Mizan juga, sih he he ).