Ciri utama clean beauty:
- Berfokus pada keamanan bahan.
- Menggunakan bahan alami maupun sintetis yang telah terbukti tidak berisiko bagi kesehatan.
- Lebih transparan soal daftar bahan (ingredient list), transparan terhadap asal usul bahan baku, jejak karbon produk, hingga dampak sosial.
Contoh produk: Foundation tanpa parfum sintetis atau skincare bebas paraben.
2. Natural Beauty: Kembali ke Alam
Natural beauty menekankan penggunaan bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan, mineral, atau sumber alam lainnya. Namun, istilah ini sering kali membingungkan karena tidak ada standar resmi tentang apa yang dianggap “alami.”
Ciri utama natural beauty:
- Bahan baku berasal dari sumber alami.
- Minim proses kimia, meskipun beberapa bahan alami masih bisa melalui sedikit modifikasi.
- Tidak menjamin bebas iritasi atau alergi—bahan alami pun bisa memicu reaksi pada kulit sensitif.
Contoh produk: Masker wajah berbahan dasar tanah liat atau minyak esensial.
3. Organic Beauty: Sertifikasi yang Berbicara
Berbeda dengan natural beauty, organic beauty memiliki kriteria yang lebih ketat karena bahan-bahannya harus berasal dari pertanian organik. Ini berarti bahan tersebut ditanam tanpa penggunaan pestisida, bahan kimia sintetis, atau GMO (genetically modified organisms).
Ciri utama organic beauty:
- Menggunakan bahan-bahan bersertifikasi organik.
- Proses produksi dan pertanian memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
- Memiliki label resmi seperti USDA Organic, ECOCERT, atau COSMOS Organic.
Contoh produk: Krim pelembap dengan kandungan lidah buaya organik atau minyak kelapa organik.
Kesimpulan:
- Clean beauty produk-produknya memprioritaskan keamanan dan transparansi.
- Natural beauty produk-produknya berbasis bahan-bahan yang berasal dari alam.
- Organic beauty produk-produknya menggunakan bahan-bahan berasal dari sumber yang ramah lingkungan dan bebas bahan kimia sintetis.