Â
Bogor (11/08) -- Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sejak kasus pertama muncul hingga kini, peningkatan kasus yang signifikan memaksa masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup baru. Salah satu perubahan mencolok adalah peningkatan penggunaan media digital sebagai sarana interaksi dan edukasi, terutama saat pembatasan mobilitas diberlakukan.
Perubahan ini juga mendorong banyak komunitas untuk beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Pelita Grika. Komunitas ini berfokus pada edukasi pengelolaan sampah di kawasan perumahan Griya Katulampa, Bogor, dengan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan melalui pengolahan sampah.
Profil Komunitas Pelita Grika
Pelita Grika adalah komunitas yang fokus pada pengelolaan sampah, baik organik maupun anorganik, yang berlokasi di kawasan Griya Katulampa, Bogor. Didirikan pada awal Juni 2021, komunitas ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberdayakan warga dalam memilah dan mengolah sampah rumah tangga. Pelita Grika mendorong warga untuk tidak hanya membuang sampah begitu saja, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai, seperti Ecobrick, anyaman koran, pembungkus kopi, hingga rak buku.
Selain sampah anorganik, Pelita Grika juga mengelola sampah organik dengan mengubahnya menjadi kompos yang dapat digunakan untuk pertanian atau kebun. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada solusi lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi alternatif bagi masyarakat sekitar.
Dengan visi untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, Pelita Grika berkomitmen menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga, sekaligus memperkenalkan cara-cara baru dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab.
Misi Pelita Grika: Edukasi dan Pemberdayaan
Pelita Grika memberikan pelatihan kepada warga Griya Katulampa untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai, seperti Ecobrick, anyaman koran, pembungkus kopi, dan rak buku. Selain menciptakan nilai ekonomi, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya memilah sampah demi keberlanjutan lingkungan.
Monika Sessita, Co-Founder Pelita Grika, menjelaskan bahwa meskipun banyak masyarakat yang tertarik membeli produk kerajinan mereka, fokus utama komunitas ini tetap pada edukasi dan peningkatan kesadaran. "Kami ingin warga RW 10 Griya Katulampa tidak hanya melihat manfaat ekonomi, tetapi juga memahami pentingnya memilah sampah sebagai tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan," ujarnya.
Transformasi Kampanye di Era Digital
Sebelum pandemi, Pelita Grika menjalankan kampanye dan pelatihan secara langsung dengan mendatangi warga. Namun, pembatasan sosial akibat pandemi membuat metode tersebut tidak memungkinkan. Untuk tetap menjalankan misi edukasi, mereka memanfaatkan Instagram sebagai media utama untuk kampanye digital.
Pelita Grika meluncurkan kampanye #PilahSampahPeduliSesama, yang bertujuan mendorong masyarakat luas, tidak hanya warga Griya Katulampa, untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangga menjadi kreasi yang bermanfaat. Kampanye ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sehat yang mendukung kehidupan sosial dan ekosistem yang lebih baik.
Dukungan Mahasiswa UNDIP dalam Kampanye Digital
Sebagai bagian dari kegiatan KKN Universitas Diponegoro, Selaya Anastasya, mahasiswa Ilmu Komunikasi, turut membantu Pelita Grika dalam menyusun strategi kampanye digital. Selaya memberikan edukasi kepada komunitas tentang cara efektif memanfaatkan Instagram untuk menarik perhatian audiens, seperti melalui unggahan visual yang menarik, penggunaan tagar yang relevan, dan konten edukasi interaktif.Â
Selain itu, Selaya juga memberikan pelatihan tentang cara memanfaatkan berbagai fitur Instagram, seperti Stories, Live, dan Reels, yang dapat digunakan untuk memperluas jangkauan kampanye digital. Fitur-fitur ini memungkinkan Pelita Grika untuk berinteraksi lebih langsung dengan audiens mereka, memperkenalkan konten edukasi secara lebih menarik dan interaktif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja platform Instagram, Selaya berharap Pelita Grika dapat memaksimalkan potensi media digital mereka untuk menjangkau lebih banyak orang. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pesan mengenai pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan dapat tersebar lebih luas, tidak hanya di kalangan warga Griya Katulampa, tetapi juga di masyarakat secara umum.
Menginspirasi Melalui Digital Marketing
Dengan bimbingan Selaya, Pelita Grika kini semakin percaya diri dalam menjalankan kampanye digital. Meski pandemi membawa tantangan besar, komunitas ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan kesadaran dan menciptakan perubahan.
Kampanye #PilahSampahPeduliSesama bukan hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga tentang membangun gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan. Harapannya, inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak komunitas di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan pesan-pesan positif bagi masyarakat.
Penulis: Selaya Anastasya
Pembimbing KKN: Ariska Nurfajar Rini, S.E., M.Sc.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI