PR besar bagi partai adalah memperbaiki sistem kaderisasi mereka. Hal ini mencakup peningkatan kualitas pendidikan politik, pelatihan kepemimpinan, dan pemberian kesempatan kepada kader untuk menunjukkan kemampuan mereka. Dengan demikian, di masa depan, partai dapat mengusung calon kepala daerah yang berasal dari kader mereka sendiri dengan tingkat elektabilitas yang tinggi.
Mengkaderkan Tokoh yang Sudah Terpilih
Jika kaderisasi partai mlempem, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah mengkaderkan tokoh-tokoh yang sudah terpilih menjadi kepala daerah. Setelah mereka terpilih, partai dapat memberikan pelatihan dan pendidikan politik untuk memastikan mereka memahami visi dan misi partai. Dengan demikian, meskipun awalnya berasal dari luar kader, tokoh-tokoh ini dapat diintegrasikan ke dalam struktur partai dan berkontribusi pada penguatan organisasi.
Selain itu, partai juga perlu membuka ruang bagi tokoh non kader yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di masa depan. Proses ini tidak hanya memperkaya partai dengan sumber daya manusia yang berkualitas, tetapi juga meningkatkan citra partai di mata publik sebagai organisasi yang inklusif dan terbuka.
Studi Kasus: Sukses dan Tantangan
Berbagai studi kasus menunjukkan bahwa strategi mengusung calon dari non kader bisa sukses, namun juga memiliki tantangan. Misalnya, dalam Pilkada DKI Jakarta, Anies Baswedan yang awalnya bukan kader partai politik, berhasil memenangkan hati warga Jakarta dan menjadi Gubernur.Â
Popularitas dan elektabilitasnya menjadi faktor penentu dalam kemenangan tersebut. Namun, di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bahwa partai harus terus berbenah dalam proses kaderisasi mereka.
Dalam konteks ini, penting bagi partai untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan tersebut. Partai harus mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses kaderisasi, serta mencari solusi yang tepat untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas kepemimpinan di masa depan.
Mengusung kepala daerah dari non kader karena elektabilitas merupakan strategi yang semakin umum dilakukan oleh partai politik di Indonesia. Meskipun strategi ini bisa efektif dalam memenangkan pemilihan, namun juga menunjukkan adanya tantangan dalam sistem kaderisasi partai.
Partai harus bekerja keras untuk memperbaiki proses kaderisasi mereka, mengintegrasikan tokoh-tokoh terpilih ke dalam struktur partai, dan memastikan bahwa di masa depan, kader partai memiliki elektabilitas yang tinggi.Â