Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Ramadan Bolang, Buka Puasa dengan Obrolan Membangun Narasi

9 Mei 2019   12:31 Diperbarui: 9 Mei 2019   12:47 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FIle Materi (dok. Budi Fathony)

Bolang Bukber (dok. kedaikopi)
Bolang Bukber (dok. kedaikopi)
Parit-parit, gorong-gorong atau tempat saluran air menjadi tempat pembuangan sampah kuliner di musim kemarau. Sampah kuliner ini menjadi mengeras dan mengakibatkan saluran air menjadi terhambat. Alhasil bisa kita lihat banjir di berbagai titik kota Malang menjadi hal lumrah.

Kota Malang memang menjadi kota yang unik. Sepertinya adanya dua alun-alun di kota ini yang saling berdekatan. Menurut cerita Pak Budi, alun-alun Merdeka Malang merupakan peninggalan dari kerajaan Mataran Islam. Kekhasan alun-alun di setiap kota di Jawa pun ada di Malang ini.

Alun-alun Merdeka Malang merupakan tempat berkumpul masyarakat. Dulu Belanda membuat transportasi trem-nya membentang diagonal di alun-alun ini. Harapannya cerita beliau, untuk mengganggu suasana di alun-alun tersebut. Serta ibadah yang terselenggara di rumah ibadah dekatnya. Pun juga dengan membuat alun-alun lain di dekat alun-alun merdeka, yakni yang sekarang dikenal alun-alun bunderan Tugu kota Malang.

Perubahan atau penyegaran desain alun-alun sempat dibuat Sayembara alun-alun kota Malang beberapa waktu yang lalu. Namun berbagai desain yang ada tak sesuai dengan karakter kota Malang. Atau dengan kata lain menghilangkan karakter kota yang ada. Konon Ridwan Kamil pernah pula ikut memberikan desainnya, namun memang tak sesuai dengan karakter kota. Alhasil, desaain mantan Walikota Bandung itu diterapkan di Bandung sendiri.

FIle Materi (dok. Budi Fathony)
FIle Materi (dok. Budi Fathony)
Kota Malang memiliki karakter yang khas. Adanya banyak akademisi yang tetep memegang karakter kota ini membuat perubahan kota dengan tak menghilangkan cagar budaya kota. Berbagai perubahan yang ingin dibuat pihak-pihak tertentu dapat dicegah dengan banyaknya akdemisi yang peduli. Seperti pencoretan yang dilakukan di jembatan kahuripan awal bulan ini. jembatan ini menjadi cagar budaya yang perlu dijaga dan dilindungi.

Menata kota memang membutuhkan pendekatan yang humanis. Agar karakter kota tetap terjaga dengan baik. Rekan Bolang yang hadir menerima banyak pengalaman dan pemikiran Pak Budi yang juga tergabung dalam Tim Ahli Cagar Budaya.

Masjid dekat dengan lokasi Bolang Ngumpul kali ini. Memudahkan kami menunaikan kewajiban sholat. Pun juga sajian makanan yang dihidangkan untuk berbuka menambah rasa nyaman dalam menyimak pemaparan Pak Budi Fathoni. Tradisi Ramadan yang membangun nalar berfikir bagi Bolang ini tentunya juga diselenggarakan juga komunitas lain. Oleh karenanya, tetap semangat dalam berdiskusi di bulan penuh berkah ini.

Bolang Bukber (dok. kedaikopi)
Bolang Bukber (dok. kedaikopi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun