Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Jangan Makan Buah-buahan Saat Buka Puasa?

30 Mei 2018   23:10 Diperbarui: 30 Mei 2018   23:14 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berbagi (dok.pribadi)

Hujan kian deras di kota Malang. Banyak orang menepi di pinggir jalan untuk berganti jas hujan atau meneduhkan diri dari air hujan.

Hujan (dok.pixabay)
Hujan (dok.pixabay)
Seorang pria tergopoh-gopoh membawa barang dari sebuah mobil yang di parkir di Panti asuhan "Berbagi Berkah". Dialah Boy. Bersama rekan-rekannya di UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa sedang melakukan kegiatan Ramadhan Berbagi.

"Boy, Hati-hati tuh barang pecah belah ya..." Ucap Tiwi, rekan Boy mengingatkan

"Oke siap-lah, kamu tunggu aja di dalam..., Hujan nih kamu nanti basah!" Jawab Boy

Panti (dok.pribadi)
Panti (dok.pribadi)
Tumpukan barang ditaruh di ruang pengurus Panti. Obrolan rekan-rekan Boy di dalam sudah sekitar 10 menitan. Selepas acara obrolan singkat itu, mereka menyerahkan barang yang akan dibagi ke Panti ini. Selepas itu tak lupa ada foto-foto untuk dokumentasi.

Ilustrasi Berbagi (dok.pribadi)
Ilustrasi Berbagi (dok.pribadi)
Setelah berbagi di panti asuhan. Boy bergegas menuju Lokasi berbuka bareng keluarga besarnya. Namun sebelum sampai, pria jawa ini mampir ke kios buah untuk membeli beberapa kilo buah untuk buah tangan dan tambahan menu berbuka.

Sesampainya di lokasi berbuka, sapaan hangat keluarga besarnya membuatnya sumringah. Terlebih ada mbah Edok, mbah yang usianya sudah sekitar 100 tahun tersenyum padanya. Beliau kadang memberikan petuah yang baik untuk diikuti keluarga besar.

"Mbah, ini buah-buahan buat mbah Edok. Mbah mau yang mana?" Kata Boy sambil menunjukkan buah bawaannya

"Apa aja" Jawab Mbah Edok

"ada jeruk, apel, melon, belimbing dan buah-buahan lainnya ada di mobil" Ucap Boy

Mendengar jawaban boy ini, Mbah Edok lantas berdiri dengan tertatih. "Buka Puasa jangan makan Buah-buahan ya" tutur Mbah Edok

Buah (dok.pixabay)
Buah (dok.pixabay)
Mendengar jawaban mbah ini, ayah Boy dan juga keluarga lainnya lantas saling pandang. Apakah ini nasehat mbah Edok ya... apakah ini tradisi yang coba diingatkan kembali sama Mbah Edok... dan berbagai pertanyaan dalam hati lainnya.

Mbah Edok memang dengan pengalaman hidupnya. Banyak memberikan petuah, nasehat hingga tips hidup orang jaman dulu. Banyak cara hidup orang jalan dulu dengan mengkonsumsi tanaman hidup di sekitar rumah bisa hidup dengan baik.

Waktu berbuka puasa pun tiba. Buah-buahan yang dibawa Boy, tak ada yang menyentuhnya.

Selepas tarawih, mbah Edok melihat banyak buah yang masih ada di meja. "Lho ini kok dibiarkan disini" kata Mbah Edok agak keras.

Ayah Boy segera menghampiri Mbah Edok."Iya Mbah,apa sudah boleh dimakan sekarang"? Tanya Ayah Boy. Ternyata setelah Mbah Edok bilang jangan makan buah-buahan tadi, semua keluarga tak berani memakannya.

"Lho, kenapa emangnya" Ucap Mbah Edok.

"tadi, jenengan bilang kalau buka puasa jangan makan buah-buahan. Kalau sekarang setelah buka puasa dan terawih apakah sudah boleh ya..." Tanya Ayah Boy

"Lho, kalau mau makan tadi ya makan aja. Kalau Buah-buahan kan memang gak bisa dimakan. Kalau buah beneran baru bisa tho.."Tegas Mbah Edok

Ayah Boy dan keluarga lainnya berdiam tanda berfikir. Alhasil mereka baru sadar yang dimaksud mbah Edok tadi adalah buah-buahan itu mainan, karena di dekat mbah Edok ada hiasan berupa buah plastik saat duduk ketika Boy tunjukkan berbagai macam buah tadi.

Keluarga Besar (dok.pribadi)
Keluarga Besar (dok.pribadi)
Se-ruangan lantas tertawa bersama. Tanda mereka salah mengartikan jangan berbuka puasa dengan buah-buahan. Itulah kenapa pentingnya menanyakan dengan baik dan jelas atas segala penjelasan orang lain ya. Semangat Ramadhan! [SH]

Bacaan BERMANFAAT lainnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun