Suasana kali dekat Kampung Tridi (dok. S. Hariadi)
Sejarah kampung  Tridi sendiri berawal dari pertemuan warga. Pada 7 Agustus 2016, Warga gotong royong memperbaiki gapura masuk Kampung. Pada saat inilah terjadi obrolan tentang ide pembuatan kampung  dengan tema tertentu. Sebelumnya sudah ada kampung warna-wani yang berada di dekat kampung ini. Ada ide banyak ide mulai dari kampung pelangi  yang hampir sama dengan warna warni, pun juga ada ide nama kampung rainbow yang intinya juga sama dengan warna warni. Ada pula usulan kampung pinggir kali karena letaknya di pinggir bantaran kali.
Suasana Kampung Tridi, dekat kali (dok. S. Hariadi)
Alhasil ide dari mas Edi gimbal diterima tentang konsep gambar 3 dimensi. Ada beberapa lukisan yang digambar sekitar 4 karya. Yakni monyet selfie, hiu, mulut besar dan jurang 3D (gambar di jalan masuk kampung). Berawal dari lukisan atau gambar 3 dimensi ini, pengunjung kampung sebelah mulai banyak berdatangan. Dari situ mulai tersebarlah di media sosial, meski masih 4 karya yang ada.
Pos di Kampung Tridi (dok. S. Hariadi)
Melihat fenomena ini, berkumpullah warga 4 RT yang jumlahnya sekitar 200 kepala keluarga untuk dilakukan sosialisasi tentang Kampung Tridi. Sebagian warga ada yang mempertanyakan untuk dicat karena rumahnya tua. Namun, dengan adanya sponsor pabrik cat yang memiliki alat yang mumpuni hal ini bisa diatasi. Kolaborasi apik sponsor dengan warga inilah yang menghasilkan kampung ini berubah. Pabrik cat melakukan cat warna dasar rumah, sedang warga yang dimotori mas Edi Gimbal, pak Nur dan mas tholib serta warga lainnya memberikan sentuhan karya 3 dimensi.
Lokasi Syuting Film (Dok. S. Hariadi)
Tempat Syuting Film Nasional
Kampung Tridi dengan segala keunikan membuatnya menjadi lokasi syuting Film "Yo Wis ben". Film nasional ini dibintangi oleh nama youtuber terkenal Bayu Skak dan artis Joshua Suherman. Menjadi lokasi syuting film semakin melambungkan nama Kampung Tridi sebagai destinasi wisata pilihan di kota Malang.
Warung yang jadi Lokasi Syuting Film (Dok. S. Hariadi)
Nilai perubahan masyarakatHadirnya konsep Kampung Tridi ini tak hanya merubah wajah warna bangunannya melainkan juga warganya secara ekonomi dan sosiologi. Warga diberdayakan secara ekonomi dengan membuat souvenir, petugas parkir hingga membuka usaha. Souvenir yang dibuat warga menjadi pengganti tiket masuk, sekaligus sebagai sarana promosi efektif yang akan tersebar ke berbagai daerah pengunjung.
Souveir gantungan kunci (Dok. S. Hariadi)
Produk Warga di Kampung Tridi (dok. S. Hariadi)
Perubahan sosiologis juga terasa dengan aktivitas warga lebih pada hal positif. Hal ini dengan berbagai macam hal untuk membangun citra kampungnya sebagai kampung destinasi wisata pilihan di kota Malang. Peran perubahan inilah menjadi nilai tambah tersendiri dengan hadirnya konsep 3 dimensi bagi warga yang menggerakkan perubahan kampungnya yang dikenal dengan Kampung Tridi. [SH]
Kampung Tridi
Lokasi  : Jalan Tumenggung Ledok Kelurahan Kesantrian Kecamatan Blimbing, kota Malang
Tiket : Rp 3000,- (pengganti souvenir)
Jam berkunjung : Rp 07.00 -- 19.00 WIB
Fasilitas : Musholla, Parkir, Tempat Istirahat, Toilet.
Apa yang perlu diperhatikan?
- Parkir Sepeda Motor tersedia di dalam, masuk setelah gapura Kampung Tridi
- Pakir Mobil cukup luas di kampung biru dan sepanjang jalan gajahmada
- Masuk melalui Gapura Kampung Tridi di utara jembatan Brantas, atau juga bisa melalui jembatan kaca dari kampung Warna-warni
- Sebaiknya jeli melihat gambar 3D sebagai latar foto agar mendapat hasil foto yang bagus
- Baiknya berkunjung di weekdays
Lihat Trip Selengkapnya