Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[BBG] Larung Sesaji Balekambang 2015, Harmoni Budaya dan Religi

18 Oktober 2015   06:41 Diperbarui: 18 Oktober 2015   09:29 2747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah prosesi Larung ternyata masyarakat masih sangat antusias di Pantai. Mereka menikmati keindahan bersama sahabat hingga keluarga mereka. Keindahan pantai ini memeng tak bisa dinikmati dan rasakan untuk mereka yang tiap hari menyibukkan diri di perkotaan.

 [caption caption="Inilah yang di-larung (dok.pribadi)"]

[/caption]

 

Video Kompasianer "Larung Sesaji Balekambang Malang 2015": https://youtu.be/BYZj5muhlj0

 

Harmoni Budaya dan Religi

Larung Sesaji memang merupakan budaya yang terus menerus dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Pemerintah Daerah pun mendukung agenda tersebut dengan keterlibatan mereka dalam acara tersebut. Acara ini memang tak dapat dipungkiri menjadi acara yang menarik bagi banyak orang, selain menikmati pantai tentu rangkaian acara Larung menjadi daya tarik tersendiri.

[caption caption="Baliho Larung Sesaji Balekambang - Malang 2015 (dok.pribadi)"]

[/caption]

Sentuhan Budaya merupakan hal penting dari hal ini, karena meneruskan budaya sebelumnya. Sentuhan Religi pun terlihat dalam acara ini. Berkali-kali doa hingga sambutan menyebutkan kebesaran Tuhan dalam acara ini.

[caption caption="Kompasianer bersantai dengan Jamuan PD Jasa Yasa (dok.pribadi)"]

[/caption]

Jika melihat lebih jauh, masyarakat pantai ini merupakan masyarakat yang beragama Islam secara mayoritas. Oleh karenanya sentuhan Islam pun berharmoni dengan budaya pada acara yang digelar masyarakat pantai di sekitaran Bantur. Harmoni Budaya dan Religi sangat indah, hal ini membuat masyarakat bisa tetap berbudaya namun pula dalam bingkai religi. [SH]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun