Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[BBG] Larung Sesaji Balekambang 2015, Harmoni Budaya dan Religi

18 Oktober 2015   06:41 Diperbarui: 18 Oktober 2015   09:29 2747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 15-16 Oktober 2015 di Balekambang diselenggarakan rangkaian Larung Sesaji yang merupakan Budaya masyarakat yang dilestarikan hingga sekarang.  Rangkaian ini dimulai dengan Wayang pada malam pertama ke hari kedua serta acara ritual ke Sumur 7, lalu pada hari kedua mulai banyak masyarakat berdatangan.

[caption caption="Wayang Semalam Suntuk (dok.pribadi)"]

[/caption]

Pada hari ke-2 ini adalah acara Larung yang didahului dengan Sambutan dari berbagai pihak hingga Kendurenan. Hal yang dilarung dibungkus dengan baik, sebelum diberangkatkan ada prosesi sungkeman Kepala Desa kepada Orang Tuanya. Setelah itu ada doa hingga persiapan barisan untuk mengawal rombongan Kepala Desa.

[caption caption="Persiapan Larung Sesaji Balekambang Malang 2015 (dok.pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Tarian sebelum Larung Sesaji Balekambang Malang 2015 (dok.pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Sungkeman Kepala Desa beserta Istri (dok.pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Rombongan Larung Sesaji didahului oleh Barisan Pembawa Bendera dan Tombak (dok.pribadi)"]

[/caption]

Rombongan besar Larung Sesaji ini dimulai dengan barisan pembawa bendera, dilanjut barisan pembawa tombak, lalu rombongan Kepala Desa yang diikuti alunan musik. Masyarakat sangat antusias dalam mengiringi, langkah barisan yang agak mengendur karena kecepatan berjalan yang berbeda mulai ditunggu untuk dirapikan barisannya di dekat pantai sebelum Larung.

[caption caption="Kepala Desa Srigonco yang diapit (dok.pribadi)"]

[/caption]

Setelah barisan rapi dengan hadirnya semua rombongan penting, maka perjalanan ke pantai dilanjutkan ke bibir pantai dengan me-larung sesuatu yang dibawa rombongan di belakang Kepala Desa. Pada perjalana ke pantai ini sang Kepala Desa seperti mengalami goncangan, sehingga beliau diapit lebih banyak orang dan mungkin lebih kuat daripada saat berangkat dari Pendopo.

[caption caption="Inilah yang di-larung (dok.pribadi)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun