Perkenalan pertama terjadi saat Aku menemani tetangga yang ingin meningkatkan performa audio mobilnya. Aku melihat ada hal yang unik dari cara pemilik toko variasi mobil tersebut menggaet pelanggan. Ia orang yang asyik diajak ngobrol oleh setiap pelanggan yang datang dan dengan senang hati memberikan tips-tips sederhana seputar variasi mobil.
Setelah itu, setiap akiir pekan, Aku jadi suka nongkrong di Toko Variasi mobil milik Mas Purnama tersebut. Terbentuk komunitas yang awalnya sekedar mampir dan bertegur sapa di Toko itu hingga jadi tempat kongkow para penikmat Variasi mobil. Meski terkadang Kita hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul, namun sesekali Mas Purnama  nimbrung dan curhat juga tentang sulitnya mengelola karyawan yang suka keluar masuk tanpa memberi alasan yang masuk akal.
Terkadang obrolan terputus, karena ada pelanggan yang butuh pendapat dari Beliau. Dilain waktu terinterupsi oleh pegawainya minta tolong ditest audio mobil yang telah selesai disetting.
Toko Variasi mobil ini sebelumnya tergolong sangat sukses, hingga Beliau mampu membuka toko cabang. Toko cabang juga berkembang pesat, ini dibuktikan dengan ramainya antrian dan kesulitan lahan parkir bagi mobil-mobil yang menunggu. Dan di Toko cabanglah tempat paling nyaman untuk nongkrong. Tapi seiring dengan perjalanan waktu, Tokor utama ditutup dan Beliau fokus hanya mengembangkan  satu toko yaitu toko cabang yang dirubah menjadi Toko utama.
Sewaktu Saya konfirmasi kenapa menutup Toko utama dan justru mengembangkan  cabang, sambil sedikit mengeluh Beliau beralasan, karena jarak berjauhan, sulit mengendalikan kerja karyawan dan sering kecolongan spare part (ternyata Beliau punya tim yang tidak jujur).
Alasan lainnya, kantor cabang memliki potensi pelanggan yang lebih besar dan beberapa masukan dari pelanggan yang menyatakan Mereka lebih nyaman dilayani di kantor cabang dibanding dengan kantor utama karena lahannya lebih luas dan tergabung dengan beberapa Toko lain, sehingga bisa berbelanja sambil variasi mobil.
Berbeda dengan lainnya, Toko ini buka 6 hari dalam seminggu dan mengambil libur di hari Senin. Mas Purnama beralasan bahwa pelanggan di hari Senin biasanya sepi dan kesempatan itu Ia gunakan untuk melakukan evaluasi dan stock opname.
Kami memiliki strategi untuk membuat kastamer betah menunggu. Bila kastamer ramai dan terkadang over juga (ini terlihat dari raimainya antrian mobil), maka untuk mencegah rasa bosan, Kita mengajak pelanggan diskusi ngalor ngidul dan tukar pengalaman  mendandani mobil. Ternyata strategi ini ampuh dan terbukti ketika mobilnya sudah selesai didandani tetapi diskusinya belum rampung.
Ada satu kelebihan kawan Saya ini. Beliau sangat ramah, mampu menjadi konsultan yang sabar dan tidak suka memaksa Pelanggan untuk membeli. Ia dengan tenang dan sungguh-sungguh mendengar keluhan maupun keinginan pelanggan, sambil sesekali mengajukan pertanyaan yang diperlukan untuk menentukan kira-kira apa solusi terbaik yang harus ditawarkan.
Setelah informasi dirasa cukup, biasanya Ia memberikan 2(dua) opsi yang bisa dipilih oleh pelanggan tersebut. Bila pelanggannya ragu terhadap kedua opsi tersebut, beliau tawarkan opsi ketiga (opsi ketiga kualitas terbaik atau kombinasi opsi satu dan dua, tergantung respon pelanggannya). Umumnya pelanggan senang diberikan beberapa opsi seperti itu, sehingga ada ruang bagi pelanggan untuk menentukan pilihan yang sesuai (bisa budget atau kualitas).
Tiba-tiba datang seorang Pelanggan yang kelihatannya sudah terbiasa menggunakan jasa layanan Toko ini, Namanya Bang Darwin.
"Mobil baru Bang Darwin" tanyaku mengawali perbincangan.
"Iya betul pak" katanya pendek.
"Mobilnya apik sekali, Mau divariasiin apalagi?" tanyaku dengan lugunya.
"Saya pengen nambah peredam, biar lebih kedap" jawabnya mantap.
"Biasanya mobil type ini khan sudah sangat kedap?" lanjutku sok tahu.
"Masih kedengeran suara dari luar, jadi kurang nyaman" Kata Beliau beralasan.
"Kok senang pasang disini Bang Darwin" Tanyaku penasaran.
"Saya suka cara Mas Purnama menangani pelanggan" sahutnya yakin.
"Oh ya! Emang apa bedanya dengan yang lain?" tanyaku sedikit nakal.
"Sangat Berbeda!" jawabnya menyentak
"bedanya dimana Bang?" lanjut Aku penasaran.
"Biasanya ia mulai dengan mendengar keinginan Saya, menawarkan beberapa alternatif, proses instalasi, finishing sampai pengetesannya. Pokoknya apik dan memuaskan" Katanya detail.
"Oooh begitu!" jawabku pendek.
"Semua mobil Saya ditangani oleh Toko ini"lanjut Bang Darwin.
"Wuah luar biasa!" sahutku kagum.
"Dan Anak-anak Saya juga bilang hasilnya OK!" katanya dengan ekspresi puas.
"Wuah hebat Bang Darwin, begitu loyalnya" jawabku memuji lagi.
Suatu ketika Aku berkesempatan ngobrol dengan karyawan Mas Purnama. Aku ingin tahu kenapa Mereka betah bekerja di Toko itu. Mayoritas Mereka bilang betah, karena ada kebebasan dan Pelanggannya banyak. Ada juga yang menjawab rada nyeleneh dengan mengatakan bisa ijin karena lagi terima order di rumah (menyampaikannya setengah berbisik). Setelah mendengarkan alasan-alasan karyawannya, di siang itu Aku coba konfirmasi obrolan Kami dengan Mas Purnama. Hanya untuk sekedar tahu aja sih, tidak lebih dari itu.
"Mas Purnama punya Karyawan yang suka Cheating enggak?" tanyaku hati-hati.
"Ah, kayaknya enggak deh. Sejauh ini Mereka semua OK-OK saja" jawabnya sambil tidak peduli(padahal Ia pernah curhat tentang spare part yang berkurang).
"Soalnya Saya pernah ketemu karyawan di Toko lain yang suka cheating" jawabku memancing.
"Yaaa, jangan negatif thingking gitu laaah!" katanya santai.
"Enggak pernah curiga atau apalah Namanya?" tanyaku ulang.
"Enggaklah, Mereka baik-baik kok" katanya menutup-nutupi.
Hari itu aku sengaja datang ke Toko mas Purnama karena ada Chat darinya untuk meminta kesediaanku ngobrol di Caf yang tak jauh dari Toko tersebut. Memang kalo Saya berkunjung sore hari, biasanya Kita ngobrol di Caf sebelah, bukan di Toko Mas Purnama. Maklum kalo sore biasanya agat ribet dengan bekas-bekas spare yang agak berserakan, sehingga kurang nyaman kalau ngobrol di Toko.
"Wuah tumben nih mas Purnama ngechat!" kataku dalam hati.
Maklumlah ia orang sibuk dan memiliki banyak relasi, sehingga setiap berkirim khabar inisiatifnya selalu datang dari diriku. Namun kali ini Mas Purnama mengirimkan chat yang disertai kata-kata penting. Karena Aku juga sedang luang, akhirnya Aku penuhi keinginan Mas Purnama tersebut.
"Gimana Pelanggan hari ini Mas?" tanyaku memulai obrolan.
"Hari ini sangat ramai" jawabnya terkesan datar.
"Wuah luar biasa Mas Pur" sahutku sedikit mencoba menghibur.
"Aku bete akhir-akhir ini" katanya seperti memulai curhat.
"Lho punya pelanggan banyak, kok malah bete Mas Pur" jwabku.
"Kalau begini terus bisa bangkrut Aku!" lanjut Mas Purnama menahan marah.
"Maksudnya gimana Mas Pur?" Aku bertanya balik.
"Dulu, waktu Toko ada dua OK-lah! Mungkin pengwasanku kurang" lanjutnya.
"Maksunya Apa!" jawabku mengingatkan.
"Spare-part di Toko makin berkurang terus" kata mas Purnama.
"Ya wajarlah, khan pembelinya banyak" sahutku.
"Apa-an!" lanjut Mas Purnama memotong omonganku.
"Bukannya berkurang karena laku terjual?" tanyaku
"Bukaaaaaan! Spare-partnya dicuri sama anak buah!!!" Â jawabnya setengah berteriak.
"Lho Kok?" Aku seakan tidak percaya.
"Bayangkan gimana enggak sebel. Aku ditipu mentah-mentah!" lanjut Mas Purnama.
"Ditipu?" Aku terkaget-kaget.
"Ia! Waktu Aku stock opname, semua box spare partnya lengkap. Jadi karena boxnya OK dan dilist spare part OK, ya udah enggak Aku check fisik. Kuanggap spare partnya OK!" Kata Mas Purnama menjelaskan.
"Terus dimana kelirunya Mas Pur?" tanyaku heran.
"Ternyata yang tinggal Boxnya doaaang!" sahut Mas Purnama.
"Kok bisa!" Akum akin terheran-heran.
"Mereka mengisi Box dengan sabun, Odol  dan ada juga Spare part bekas" kata mas Purnama dengan kekecewaan yang dalam.
Perbincangan Kami hari itu tidak tuntas, karena Mas Purnama harus menutup Toko dan buru-buru pulang. Memang dari pengamatanku terhadap Prilaku Mas Purnama kepada Pelanggan sangat berbeda dibanding dengan prilakunya terhadap karyawan. Ada diskriminasi yang mungkin tidak sadar Ia lakukan terhadap beberapa Karyawan.Â
Satu kelemahan yang perlu diperbaiki dari Mas Purnama adalah, Ia sangat mencurigai prilaku anak buah, ini terlihat saat Mereka sedang memilih-milih spare part untuk pelanggan. Bila sedang berada di Toko, Ia akan mengawasi secara ketat keluar masuk spare part dan material variasi.
Ia sering menunjukkan rasa tidak senangnya kepada bang Julham. Namun prilaku itu terbalik 180 derajat ketika Ia ngobrol dengan mas Kurdi dan bang Iyek. Meskipun ada perbedaan perlakukan seperti itu, Aku lihat Bang Julham bisa menerima dengan santai.Â
Kondisi ini diperparah dengan sikap lugunya Bang Julham. Aku lihat orangnya jujur, bicara apa adanya dengan gaya kental orang lapangan namun kalau ditanya dengan sedikit menekan, Ia langsung jadi orang yang gugup.
Sebenarnya masih ada beberapa orang Karyawan yang luput dari perhatian Mas Purnama. Selain Mba Binar sebagai Kasir yang terkenal memang jujur dan cekatan, masih ada Bang Eral dan Mas Koko yang bebas keluar masuk Gudang spare part. Mereka berdua tim yang solid dalam menangani pelanggan.
Kalau menurutku Mereka punya attitude kurang terpuji, karena suka melakukan insider trading. Mereka suka mengarahkan Pelanggan untuk memvariasi Mobil di luar Toko alias di rumah Pelanggan dengan harga yang lebih kompromis. Jasa ini sering Mereka tawarkan ke pelanggan disaat mas Purnama sedang tidak berada di Toko. Kedua pasangan ini juga tidak ingin dipisah ketika menangani pelanggan, alasannya sudah serasi. Soliditas kedua orang ini sering menimbulkan rasa cemburu pada Karyawan yang lain.
Ada potensi konflik sedang terjadi di Toko Mas Purnama. Aku belum mendapat informasi apakah situasi ini disadari oleh Mas Purnama. Disisi lain Aku juga lagi bertanya-tanya, kenapa curhat mas Purnama tidak tuntas.
WFH, 12-11-2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI