Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Sisi Mata Uang

3 November 2020   09:59 Diperbarui: 3 November 2020   10:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alhamdulillaah, Aku sangat beruntung punya teman kerja dan sekaligus atasan seorang Mas Iwan. Kami semua terkesima dengan perubahan yang dilakukannya terhadap perusahaan.  

Mas Iwan yang dulunya Kami kenal dengan watak keras, ngototan dan tebal telinga, bisa berubah menjadi orang yang sangat ramah, peduli dan teman ngobrol yang asyik. Cara bertanyanya sangat santun dan ada yang baru, Mas Iwan punya selera humor kembali.

Kami semua sepakat untuk menyapanya dengan "mas Iwan" dan melupakan istilah pak Boss Kecil. Satu hal yang menarik dari Mas Iwan, Ia sangat royal berbagi ilmu dan dengan senang hati melakukan pendekatan secara Personal. 

Jujur saja, saat ini Mas iwan lebih tahu situasi tim penjualan dari diriku. Saat Aku berterus terang tentang hal ini, Mas Iwan dengan tenang mengatakan bahwa Kami adalah Tim yang saling mengisi, bukan berkompetisi.

Bulan depan GM Kami memutuskan mundur dari Perusahaan, karena Pak Krishna ingin fokus mengembangkan bisnisnya. Memang akhir-akhir ini Pak Krishna kesulitan membagi waktu antara mengelola bisnisnya dan berperan sebagai General manager di Perusahaan Kami.

Dalam satu waktu, Pak Kreshna pernah curhat denganku tentang bisnisnya yang mengalami permasalahan keuangan. Sejak bisnis itu diambil alih oleh Putra Sulungnya, kinerja keuangan anjlok dan hutang meningkat. 

Hal ini disebabkan oleh obsesi berlebihan putra sulung Pak Kreshna tanpa memperhitungkan kekuatan sumber daya yang ada, terutama sumber daya keuangan. Biasalah, mungkin masih gegar budaya karena tiba-tiba jadi Pimpinan.

Saat perusahaan itu dipimpin oleh Pak Kreshna, kinerja keuangannya sangat baik dan penjualannya selalu melampaui target. Perusahaan Pak Kreshna memiliki Dream Team yang sangat solid dan memiliki integritas luar biasa. Tim Pak Kreshna berasal dari orang-orang yang terlibat mengembangkan Perusahaan itu sejak awal dan sudah sangat teruji pengalamannya.

Permasalahan  itu bermula ketika Putra Sulungnya kembali ke Indonesi setelah menyelesaikan kuliah MBA di luar Negeri. Mungkin Pak Kreshna merasa Putra Sulungnya mampu, maka tanpa perhitungan matang tampuk kepemimpinan langsung diserahkan ke Putra Sulung Beliau. 

Keputusan Pak Kreshna sebenarnya secara halus ditolak oleh beberapa direksi yang berlatarbelakng Professional, namun karena ini adalah Perusahaan keluarga sehingga Mereka sungkan untuk menyampaikannya.

Sebenarnya Pak Krishna adalah pimpinan yang sangat bijak dan kharismatik. Seluruh Karyawan sangat menyayangi Beliau, karena memiliki profil kebapakan dan tegas. 

Namun entah bagaimana, sebagai Komisaris Utama di perusahaannya, kelihatan strategi itu tidak berjalan. Mungkin karena sayang Anak, sehingga tidak tega untuk bertindak tegas.

Beliau juga sangat menyesalkan tindakan putranya yang memecat satu persatu Manejer di Perusahaan itu dan menggantikan dengan teman-teman sekolahnya. Padahal para Manejer tersebut adalah Timnya Pak Kreshna yang ikut membangun bisnis sedari awal. 

Ketika ditanyakan ke Putra Sulungnya, jawaban yang Ia dapatkan adalah ingin melakukan perubahan agar Perusahaannya tumbuh lebih cepat dan lebih Agile.

Putra sulungnya berpikiran bahwa ini saat yang tepat melakukan transformasi bisnis secara digital. Sehingga para Senior suka tidak suka harus digantikan oleh Anak Muda yang punya banyak Ide dan menyukai iklim kompetisi. 

Perubahan dilakukan secara besar-besaran dan selain membutuhkan dana investasi yang besar, tanpa disadari berdampak terhadap kelancaran operasional di Perusahaan tersebut. Banyak hal yang bertentangan sehingga menimbulkan banyak gesekan.

Selain mengorbankan Karyawan Senior, Putra sulungnya juga membuat keputusan yang banyak mengecewakan pelanggan. Komplain pelanggan melonjak naik, karena ditangani oleh orang-orang yang tidak punya Passion dalam melayani pelanggan. 

Pelangggan merasa dirugikan akibat dari perubahan ketentuan tenggat waktu pembayaran, delivery terlambat dan tidak responsif terhadap follow up komplain. Dari hari kehari Pelanggan utama mulai meninggalkan Perusahaan tersebut dan membuat situasi bertambah kacau.

Aku ikut merasa sedih atas kejadian yang menimpa Pak Kreshna, karena harusnya Ia bisa menikmati hidup lebih tenang, ternyata harus kembali bekerja keras untuk membuat Perusahaan tersebut kembali sehat. 

Pak Kreshna harus rela melepaskan jabatan sebagai General Manager dan Ia akan mengambil alih Perusahaan serta mengumpulkan kembali orang-orang yang pernah berjasa bagi perusahaannya.

Diakhir curhatnya, pak Kreshna berpesan kepadaku untuk merahasiakan cerita ini dan jangan dibicarakan ke Orang lain. Sambil mengangguk Aku menghela napas menahan rasa sedih dan harus berpisah dengan pak Kreshna.

Seminggu sudah pak Krehsna meninggalkan Kami, tetapi Aku merasa pak Kreshna masih bersama Kami. Terkadang Aku menunggu-nunggu Chat dari Beliau untuk online atau menghadap ke ruangannya, tetapi Aku kecewa karena itu tidak mungkin terjadi. 

Aku masih ingat bagaimana hormatnya Beliau terhadap Karyawannya dimana setiap karyawan yang dipanggil menghadap, selalu dilayani seperti tamu. Beliau yang menyiapkan minuman dan menata makanan, meski kadang-kadang berlebihan tetapi yaaa itulah pak Kreshna.

Saat ini Perusahaan sedikit heboh dengan tender Jabatan untuk menggantikan Pak Kreshna. Informasi yang Aku dengar ada dua kandidat kuat diantara tiga kandidat yang diusulkan. 

Salah satu kandidat terkuat adalah Pak Albert, Ia saat ini menjabat sebagai Manejer resiko dan Sistem pengelolaan Mutu.  Kandidat kedua adalah Manejer Procurement Ibu Cynthia. Kandidat ketiga dan menurut Saya Kuda Hitam adalah Mas Iwan sebagai Manejer Sales.

Pak Albert berpendidikan Magister management dan Ia telah menempati posisi sebagai Manejer resiko dan Sistem pengelolaan Mutu lebih dari 3 tahun. Sebelumnya Beliau menjabat Manejer Keuangan. 

Kinerja Beliau sebagai Manejer tidak diragukan dan pernah mendapatkan Reward sebagai The Best manager di perusahaan Kami. Beliau orang yang ketat memegang sistem pengelolaan Mutu di Perusahaan.

Saat piket Work From Office (WFO), Aku berpapasan dengan Pak Albert dan tiba-tiba Ia menarik tanganku ke pojok ruang tunggu lift.

"Bisa ngobrol sebentar Mas" kata Pak Albert.

"Dengan senang hati pak Albert, Ada yang bisa Saya bantu?" tanyaku polos.

"Bisa bantu Saya untuk lebih tahu situasi Pasar saat ini?" tanya Beliau (hmmmm, kayaknya ada hubungan dengan tender jabatan nih, kataku dalam hati).

"Yaaa, situasi Pandemi pasar lesu dan cenderung terjun bebas Pak!" kataku memancing respon Beliau.

"Ooooh gitu yaaaa. Apa upaya yang telah dilakukan Tim Penjualan" Lanjut Pak Albert.

"Sedikit tiarap Pak. Kita lebih peduli dengan keadaan Pelanggan. Yaaaa bangun empathylah" jawabku lebih detail.

Beliau bertanya banyak hal mulai dari soliditas tim penjualan, dukungan tim solusi dan produk, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Kalau tidak saya stop mungkin Aku bisa terlambat untuk melakukan briefing Pagi. 

Saya menangkap sinyal kayaknya pak Albert punya ambisi untuk menduduki jabatan sebagai General Manager. Semoga saja pak Albert bisa jadi GM yang mampu meningkatkan kualitas penjualan kita, sehingga kinerja penjulan Kita membaik.

Sebagai Manejer Procurement, Ibu Cynthia dikenal sebagai manejer yang sangat supel dan efisien dalam mengelola belanja perusahaan. Magister Keuangan ini juga berpengalaman sebagai Asisten Manager Akuntansi selama 3 Tahun. 

Jabatan sebagai manejer Procurement ini telah beliau jabat selama 4,5 tahun. The Best Manager diperolehnya ketika menjabat ditahun ke 2 sebagai Manejer Procurement. Beliau Juga memiliki pengalaman 2 tahun sebagai Manejer Billing Collection.

Aku agak penasaran dengan sikap Mas Iwan yang kelihatan santai aja. Beliau terlihat sangat fokus pada pekerjaannya dan tidak sedikitpun membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan jabatan GM tersebut. Karena enggak kuat, akhirnya Aku beranikan untuk menanyakannya langsung.

"Gimana rencana Mas Iwan untuk tender jabatan GM?" Aku awali secara hati-hati.

"Maksudnya gimana Mas?" tanya Mas Iwan balik.

"Yaaa, apa yang bisa kami bantu Mas Iwan? Tanyaku ragu.

"Aaaaah, jabatan itu khan amanah Mas, enggak perlu dikejar laaaah!. Mereka adalah orang -orang terbaik di Perusahaan ini. Biarlah Mereka yang memimpin Kita, Siapapun diantara Mereka yang terpilih Kita harus dukung penuh!"Jawab Mas Iwan yang membuatku terdiam malu.

"Berbuat saja yang terbaik, Nikmati proses dan Kalo rejeki enggak bakal kemana-mana" Kata Mas Iwan sambil berlalu pergi.

Mas Iwan memang sangat berpengalaman dalam dunia Pemasaran dan penjualan.  Meski Jabatan Manejerpun baru dijabat selama 2 tahun. Prestasi terbaik Beliau adalah ketika menjadi pemenang Sales Tim Champion dalam event bergengsi tingkat Nasional. Dan di tahun yang sama Beliau berhasil mendapatkan reward sebagai Sales Leader setingkat Asisten Manager terbaik di Perusahaan.

Banyak gosip yang Aku dengar tentang peluang masing-masing kandidat itu, sampai-sampai ada yang buat tim sukses dan sibuk menggosok jagoannya. 

Sedangkan kami sendiri yang berada di Departemen Pemasaran dan penjualan sepi dari gosip dan terlihat adem ayem saja. Mungkin karena pembawaan dingin dari Mas Iwan yaaaa, pikirku.

Ada ide sedikit konyol dari Bang Saut yang bertujuan untuk sekedar meramaikan suasana pemilihan nantinya. Bang Saut ingin melakukan kampanye dengan tim penjualan dan melibatkan seluruh orang-orang di Departemen Pemasaran dan Penjualan. 

Kegiatan ini rencananya akan dibuat dalam format digital dan akan dishare di Sosial Media. Sebagai orang Marketing Communication, Bang Saut merasa terpanggil untuk berkontribusi, setelah Manejer MarCom Mereka Mba' Susiana ga lolos seleksi di tahap awal.

Ide ini tertangkap oleh mas Iwan dan akhirnya Kami dikumpulin dalam satu ruangan dan habis dikeramasin. Meskipun Aku sebenarnya tidak terlibat dalam merencanakan Kampanye tersebut, tetapi Mas Iwan perlu menjelaskan ke semua anggota agar tidak melakukan kegiatan yang potensi menciptakan perpecahan.

Aku lagi ngelamun dan membayangkan makna dari kata-kata dari John C. Maxwell "A Leaders is One who knows the way, goes the way and shows the way", tiba-tiba Istriku memanggil.

"Mas ada telepon dari Pak Krishna, katanya penting!"

WFH, 03-11-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun