Namun entah bagaimana, sebagai Komisaris Utama di perusahaannya, kelihatan strategi itu tidak berjalan. Mungkin karena sayang Anak, sehingga tidak tega untuk bertindak tegas.
Beliau juga sangat menyesalkan tindakan putranya yang memecat satu persatu Manejer di Perusahaan itu dan menggantikan dengan teman-teman sekolahnya. Padahal para Manejer tersebut adalah Timnya Pak Kreshna yang ikut membangun bisnis sedari awal.Â
Ketika ditanyakan ke Putra Sulungnya, jawaban yang Ia dapatkan adalah ingin melakukan perubahan agar Perusahaannya tumbuh lebih cepat dan lebih Agile.
Putra sulungnya berpikiran bahwa ini saat yang tepat melakukan transformasi bisnis secara digital. Sehingga para Senior suka tidak suka harus digantikan oleh Anak Muda yang punya banyak Ide dan menyukai iklim kompetisi.Â
Perubahan dilakukan secara besar-besaran dan selain membutuhkan dana investasi yang besar, tanpa disadari berdampak terhadap kelancaran operasional di Perusahaan tersebut. Banyak hal yang bertentangan sehingga menimbulkan banyak gesekan.
Selain mengorbankan Karyawan Senior, Putra sulungnya juga membuat keputusan yang banyak mengecewakan pelanggan. Komplain pelanggan melonjak naik, karena ditangani oleh orang-orang yang tidak punya Passion dalam melayani pelanggan.Â
Pelangggan merasa dirugikan akibat dari perubahan ketentuan tenggat waktu pembayaran, delivery terlambat dan tidak responsif terhadap follow up komplain. Dari hari kehari Pelanggan utama mulai meninggalkan Perusahaan tersebut dan membuat situasi bertambah kacau.
Aku ikut merasa sedih atas kejadian yang menimpa Pak Kreshna, karena harusnya Ia bisa menikmati hidup lebih tenang, ternyata harus kembali bekerja keras untuk membuat Perusahaan tersebut kembali sehat.Â
Pak Kreshna harus rela melepaskan jabatan sebagai General Manager dan Ia akan mengambil alih Perusahaan serta mengumpulkan kembali orang-orang yang pernah berjasa bagi perusahaannya.
Diakhir curhatnya, pak Kreshna berpesan kepadaku untuk merahasiakan cerita ini dan jangan dibicarakan ke Orang lain. Sambil mengangguk Aku menghela napas menahan rasa sedih dan harus berpisah dengan pak Kreshna.
Seminggu sudah pak Krehsna meninggalkan Kami, tetapi Aku merasa pak Kreshna masih bersama Kami. Terkadang Aku menunggu-nunggu Chat dari Beliau untuk online atau menghadap ke ruangannya, tetapi Aku kecewa karena itu tidak mungkin terjadi.Â