Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teman Sejati

28 September 2020   09:01 Diperbarui: 28 September 2020   09:16 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aaaaaah, itu dulu. Sekarang Awak ini Apalah. Hutang dimana-mana, kawanpun tak punya. Untung si Komang itu baek sama Awak. Kalo tidak mungkin Awak udah nginap di penjara" katanya dengan mimic sedih.

"Si Budi mana Pakcik?" tanyaku tentang Putra kedua Pakcik Tiro.

"Ada dibelakang" jawab pakcik Tiro.

"Apa usahanya?  Lanjut aku ingin tahu.

"Tadinya khan bantu-bantu awak, tapi sekarang nganggur. Kasihan juga Dia agak terpukul dengan situasi yang Kami hadapi" kata Pakcik tiro menjelaskan prihal putranya.

"Kalo Budi mau, bisa kerja ditempat Saya. Yaa sekedar nambah pengalaman. Nanti kalo sudah bisa mandiri, Dia bisa meneruskan bisnis Pakcik Tiro" kataku menawarkan ke pakcik Tiro.

"Awak masih punya tunggakan hutang ke kantornya Nak Tantan. Kalo ada yang bisa diambil, silahkan ambil saja untuk membayar hutangku itu"kata Pakcik Tiro pasrah.

"Wuaaaaah, Kita sekarang ga bicara hutang. Tapi bagaimana caranya suapaya Pakcik Tiro bisa bangkit dan Berjaya seperti dulu" kataku menyemangati.

Aku pamit dari kediaman Pakcik Tiro sambil menyerahkan sedikit bantuan tanda keprihatinan dari Asosiasi Pengusaha di Kota ini. Banyak hikmah yang Aku petik dari kejadian ini. Semoga pakcik Tiro bisa bangkit lagi dan memiliki Budi sebagai penerus usaha dengan cara-cara yang lebih berkah.

WFH, 28-09-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun