Di salah satu foto, Lina melihat seorang wanita yang tampak... mirip dengan dirinya. Wajahnya, bentuk alis, bahkan garis senyumnya. Semua begitu familiar. Dia mendekatkan wajahnya pada foto itu, memeriksa setiap detail. Wanita itu tidak hanya mirip---dia bisa saja Lina dari zaman lain.
"Ini... aneh," gumamnya, matanya menelusuri wajah wanita itu. "Apa mungkin ini cuma kebetulan?"
Perasaan tidak nyaman mulai merayap di punggungnya.
Dia kembali mengangkat kamera dan mulai memotret deretan foto-foto itu, tetapi semakin dia memotret, semakin banyak wajah yang tampak mirip dengannya. "Apa-apaan ini?" bisiknya. Jantungnya mulai berdegup kencang. Apa yang terjadi di sini?
Saat dia membalikkan badan untuk keluar dari ruangan itu, tiba-tiba terdengar suara samar. Suara bisikan, nyaris tak terdengar.
"Lina...," suara itu memanggil.
Dia tersentak. Tubuhnya mendadak kaku. "Siapa itu?" Dia menoleh ke segala arah, tetapi tidak ada seorang pun. Ruangan itu sunyi. Terlalu sunyi.
"Lina..." Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas.
Lina tidak bisa menunggu lagi. Dalam kepanikan, dia berlari sekencangnya keluar dari mansion, menembus udara dingin yang menusuk di luar. Nafasnya terengah-engah, dan dadanya terasa sesak saat menghampiri mobilnya.
---
Di sepanjang perjalanan pulang, Lina tidak bisa mengusir bayangan mansion itu dari pikirannya. Ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Foto-foto wanita itu... kenapa mereka begitu mirip dengannya? Apakah ada hubungan yang lebih dalam dari sekadar kebetulan? Tengkuknya berkali-kali merinding.