Halo para pembaca setia kompasiana! Salah satu hal yang sangat penting dalam tubuh kita yang berguna untuk menyalurkan oksigen yang diperlukan oleh jaringan tubuh adalah darah. Pada artikel kali ini saya akan membahas salah satu jenis darah yaitu leukosit atau sel darah putih.
      Sel darah putih atau leukosit dalah sel yang memiliki inti, tetapi tidak berwarna, dan sel ini tidak memiliki bentuk sel yang tetap. Tempat pembuatan leukosit ini ada di dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar limpa atau disebut juga dengan kelenjar getah bening. Sel ini dalam sirkulasi darah, terlihat seperti tidak bergerak bila tidak terdapat zat asing namun bila terdapat zat asing yang masuk ke dalam tubuh, leukosit akan langsung bergerak dan bekerja.Â
Leukosit atau sel darah putih ini adalah sel darah yang sangat berguna bagi kita karena sel ini dapat melawan penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, sehingga sangat berperan dalam pertahanan tubuh atau berguna sebagai antibodi. Berarti agar tubuh kita sehat leukosit harus terdapat banyak leukosit dalam tubuh kita untuk melawan bakteri? Tergantung. Leukosit atau sel darah putih ini terbentuk bila terdapat infeksi atau bakteri yang menyerang tubuh kita. Semakin banyak bakteri atau penyakit yang terdapat dalam tubuh kita, maka leukosit juga akan semakin banyak. Ibarat dalam perperangan, semakin banyak musuh yang menyerang maka harus semakin banyak juga tentara kita untuk mempertahankan "kerajaan".
      Fungsi dari sel darah putih atau leukosit :
- Berperan dalam pembentukan antibodi di dalam tubuh
- Menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudang terserang penyakit
- Menangkap atau menelan mikroorganisme atau zat asing yang sudah rusak, kemampuan ini dinamakan dengan fagositosis.
- Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus melalui limpa lalu menuju ke pembuluh darah                                                                                                                                                                                       Leukosit dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma :                                                      1. Granuler, yaitu leukosit yang mempunyai granula dalam sitoplasma. Leukosit jenis ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Basofil, merupakan penyusun 1% dari leukosit yang berbentuk tidak beraturan. Leukosit jenis ini di produksi di sumsum tulang (kuning) dan berjumlah 2 lobus. Basofil saat terkativasi akan mengeluarkan beberapa senyawa, diantaranya adalah histamin, kondroitin, leukotriena, dan heparin sehingga basofil mempunyai fungsi untuk  memberi reaksi alergi dan antigen dengan mengeluarkan histamin yang dapat menyebabkan peradangan.
- Neutrosil, merupakan penyusun 50 -- 60% dari leukosit yang memiliki 3 -- 5 lobus. Tempat produksinya sama dengan basofil yaitu di sumsum tulang (kuning). Cara kerja neutrofil adlah dengan membunuh (memakan) bakteri secara langsung atau disebut juga dengan fagositosis. Cara kerja ini dapat ditemukan pada keadaan luka yang bernanah. Neutrofil dapat meningkat pada orang yang mengalami cedera seperti luka bakar. Meningkatnya jumlah neutrofil membuktikan bahwa tubuh bereaksi dan melawan bakteri atau zat asing. Â
- Eusinosil, merupakan 1-3% penyusun dari leukosit yang mempunyai 2 lobus dan diproduksi di sumsum tulang (kuning). Leukosit jenis ini berfungsi dalam melawan parasit dan juga bila terjadi alergi. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 2. Agranuler, yaitu leukosit yang tidak memiliki granula dalam sitoplasma. Leukosit agranuler dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Monosit, merupakan 3 -- 8% penyusun dari leukosit yang berjumlah 1 lobus dan diproduksi di sumsum tulang. Monosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari virus dan memakan sel -- sel yang sudah berumur tua.
- Limfosit, merupakan 30% penyusun leukosit. Limfosit dibedakan menjadi limfosit T dan B. Limfosit T berfungsi untuk menekan antigen (sebagai kekebalan tubuh) dan limfosit B berfungsi untuk menghasilkan antibodi.
Nah setelah mengetahui tentang leukosit, sekarang kita beralih pada sifat leukosit. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa leukosit dapat memakan organ -- organ yang telah rusak atau disebut juga dengan sifat fagositosis. Tapi selain fagositosis, ada lagi lho sifat lain dari leukosit, kira -- kira apa saja ya?
Sifat -- sifat leukosit :
- Kemotakis, adalah kemampuan leukosit untuk gerak menjauhi dan mendekati pelepasan zat kimia yang dikarenakanan oleh suatu rangsang zat kimia
- Begerak amoeboid, dari namanya saja kita dapat mengetahui bahwa sifat leukosit ini dapat bergerak seperti amoeba. Karena leukosit harus measuk melalui celah -- celah dinding pembuluh darah kapiler maka leukosit harus mampu mengubah bentuk nya sehingga dapat masuk ke dalam celah -- celah sel kecil yang memungkinkan ia untuk berdiapedesis
- Diapedesis, yaitu kemampuasn sel darah putih atau leukosit untuk menembus dinding pembuluh darah kapiler.
Seperti yang kita ketahui tahu bahwa fungsi utama leukosit ini adalah untuk pertahanan tubuh. Sekarang kita akan membahas lebih dalam tentang salah satu sifat leukosit yaitu diapedesis. Diapedesis adalah kemampuan leukosit untuk mempertahankan tubuh dari bakteri yang menyerang tubuh dengan cara menembus dinding pembuluh darah kapiler yang melewati celah antara dua endotel dengan pseudopodia sehingga dapat menyerang kuman atau bakteri tersebut dan memfagositositnya. Pertanyaan selanjutnya adalah leukosit mana yang dapat berdiapedesis, agranular atau granular? Banyak orang yang bertanya -- tanya sebenarnya leukosit jenis apa yang dapat berdiapedesis. Menurut saya smua jenis leukosit dapat berdiapedesis baik agranuler maupun granuler, namun terjadinya diapedesis ini tergantung pada adaya bakteri atau virus yang masuk ke tubuh kita atau tidak. Karena sel leukosit hanya dapat berdiapedesis bila terjadinya gangguan seperti masuknya bakteri ataupun zat asing.
Sel darah putih atau leukosit menunjukan bahwa untuk melawan infeksi di jaringan sekitar pembuluh maka ia melakukan diapedesis. Pembuluh darah juga menyediakan jalan untuk sel darah putih melakukan diapedesis. Ketika sel darah putih melambat, leukosit dapat menyelinap melalui ruang -- ruang kecil di endotelium yang juga disebut sebagai interendothelial spasi. Interendothelial spasi ini lah yang memperluas dalam menanggapi keberadaan bahan kimia tubuh yang memproduksi dalam jumlah besar selama infeksi atau luka traumatik.
 Melambatnya sel -- sel darah ini juga dikarenakan oleh pelepasan zat kimia yang membuat sel darah putih dapat merespon alamat infeksi. Diapedesis ini dapat menyebabkan pembengkakan karena cedera atau infeksi. Sel -- sel darah putih bekerja untuk membentuk penghalang di sekitar infeksi yang dapat membantu mencegah sisa tubuh  menjadi terinfeksi.
Saat tubuh terluka maka leukosit akan berkerja untuk mengupayakan agar tubuh tidak terinfeksi. Luka ini akan direspon oleh tubuh dengan terjadinya inflamasi lalu akan diikuti oleh datangnya makrofag. Makrofag adalah monosit yang telah bermigrasi kedalam jaringan yang kemudian akan memfagosit zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Nah karena terjadinya inflamasi ini maka neutrofil pun dapat berdiapedesis dan masuk ke dalam jaringan tersebut. Pada bagian yang terluka tersebut akan menyebabkan vasodilatasi. Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini dapat mengakibatkan leukosit masuk ke dalam jaringan yang terluka tersebut. Vasodilatasi ini juga dapat dikarenakan karena adanya histamin. Â
Dari penjabaran ini kita dapat mengetahui bahwa leukosit granuler berupa neutrofil dapat berdiapedesis karena adanya monosit yang keluar menuju jaringan yang terluka sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan neutrofl dapat keluar. Basofil bagian dari granuler akan mengeluarkan senyawa -- senyawa termasuk histamin. Basofil ini mempunyai tanggung jawab untuk memeberi reaksi kepada alergi dan antigen yang berupa pengeluarannya histamin kimia yang dapat mengakibatkan peradangan. Jadi bila kita terdapat luka dan terjadi peradangan, maka dapat kita ketahui bahwa basofil yang merupakan leukosit granuler sedang bekerja. Dengan kata lain ia melakukan diapedesis, ditandai dengan adanya peradangan tersebut.
Lalu setelah basofil keluar, leukosit berjenis agranuler pun keluar yaitu limfosit. Limfosit yang keluar pertama kali adalah limfosit T memori. Limfosit T memori ini berguna untuk mengingat dimana letak antigen atau bakteri atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh yang menyebabkan gangguan tersebut.Â
Setelah itu, limfosit T memori memberi "kode" kepada limfosit B untuk menjaga tubuh supaya tidak terinfeksi atau antibodi. Jika keadaan sudah benar -- benar parah dan semua leukosit yang sudah dikeluarkan tidak dapat membunuh zat asing itu, maka limfosit T killer akan keluar. Limfosit T killer ini hanya akan keluar jika keadaan sudah benar -- benar gawat. Limfosit T killer sangatlah ampuh untuk membunuh atau membersihkan mikroorganisme yang mengganggu tubuh. Tapi tidak hanya itu, limfosit T killer ini juga dapat membunuh benda -- benda yang berguna bagi tubuh manusia.Â
Jadi bisa dikatakan limfosit T killer ini seperi menyapu bersih tubuh kita, baik hal - hal yang negatif maupun hal -- hal yang positif. Keuntungannya adalah semua organisme asing atau yang jahat itu pasti mati karena limfosit T killer ini. Nah agar tidak semua mikroorganisme "baik" Â ini tidak ikut tersapu bersih oleh limfosit T killer, maka keluarlah limfosit T suppresor. Limfosit T suppresor ini sangat berguna bagi kebaikan tubuh karena limfosit ini lah yang menekan kinerja limfosit T killer sehingga sesudah zat -- zat asing berhasil dimakan oleh limfosit T killer maka zat -- zat baik dalam tubuh tidak ikut dimakan oleh limfosit jenis ini karena sebelum hal itu terjadi limfosit T suppresor telah menekan kinerja limfosit T killer.
Dari penjabaran di atas sekarang kita dapat mengetahui bahwa baik leukosit agranuler dan granuler dapat berdiapedesis. Hal ini dapat dibuktikan dari monosit yang telah berubah menjadi makrofag yang merupakan leukosit agranuler keluar melalui pembuluh darah kapiler (berdiapedesis) untuk mengecek apakah benar telah terjadi infeksi. Kemudian diikuti oleh neutrofil yang merupakan leukosit agranuler. Neutrofil ini dapat keluar karena adanya inflamasi yang disebabkan oleh makrofag. Lalu neutrofil ini menyebabkan vasodilatasi yang berupa pelebaran pembuluh darah.Â
Setelah  itu basofil mengeluarkan histamin yang dapat menyebabkan peradangan tanda terjadinya pertempuran leukosit melawan (memakan) zat -- zat asing. Dan diakhiri oleh keluarnya limfosit. Diawali dari limfosit  T memori yang berguna untuk mengetahui letak antigen dan menyalurkan tempat zat asing tersebut ke limfosit T killer. Limfosit ini lah yang merupakan senjata akhir leukosit untuk menyerang secara membabi buta terhadap antigen. Kemudian limfosit T killer ini akan ditenangkan oleh limfosit T suppresor. Semoga artikel ini dapat membantu kalian untuk menjawab pertanyaan yang selama ini menghantui kalian tentang leukosit apa yang bisa berdiapedesis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H