Mohon tunggu...
gabriela sekar
gabriela sekar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Wars Inside Our Body"

25 November 2017   23:47 Diperbarui: 26 November 2017   00:18 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lalu setelah basofil keluar, leukosit berjenis agranuler pun keluar yaitu limfosit. Limfosit yang keluar pertama kali adalah limfosit T memori. Limfosit T memori ini berguna untuk mengingat dimana letak antigen atau bakteri atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh yang menyebabkan gangguan tersebut. 

Setelah itu, limfosit T memori memberi "kode" kepada limfosit B untuk menjaga tubuh supaya tidak terinfeksi atau antibodi. Jika keadaan sudah benar -- benar parah dan semua leukosit yang sudah dikeluarkan tidak dapat membunuh zat asing itu, maka limfosit T killer akan keluar. Limfosit T killer ini hanya akan keluar jika keadaan sudah benar -- benar gawat. Limfosit T killer sangatlah ampuh untuk membunuh atau membersihkan mikroorganisme yang mengganggu tubuh. Tapi tidak hanya itu, limfosit T killer ini juga dapat membunuh benda -- benda yang berguna bagi tubuh manusia. 

Jadi bisa dikatakan limfosit T killer ini seperi menyapu bersih tubuh kita, baik hal - hal yang negatif maupun hal -- hal yang positif. Keuntungannya adalah semua organisme asing atau yang jahat itu pasti mati karena limfosit T killer ini. Nah agar tidak semua mikroorganisme "baik"  ini tidak ikut tersapu bersih oleh limfosit T killer, maka keluarlah limfosit T suppresor. Limfosit T suppresor ini sangat berguna bagi kebaikan tubuh karena limfosit ini lah yang menekan kinerja limfosit T killer sehingga sesudah zat -- zat asing berhasil dimakan oleh limfosit T killer maka zat -- zat baik dalam tubuh tidak ikut dimakan oleh limfosit jenis ini karena sebelum hal itu terjadi limfosit T suppresor telah menekan kinerja limfosit T killer.

Dari penjabaran di atas sekarang kita dapat mengetahui bahwa baik leukosit agranuler dan granuler dapat berdiapedesis. Hal ini dapat dibuktikan dari monosit yang telah berubah menjadi makrofag yang merupakan leukosit agranuler keluar melalui pembuluh darah kapiler (berdiapedesis) untuk mengecek apakah benar telah terjadi infeksi. Kemudian diikuti oleh neutrofil yang merupakan leukosit agranuler. Neutrofil ini dapat keluar karena adanya inflamasi yang disebabkan oleh makrofag. Lalu neutrofil ini menyebabkan vasodilatasi yang berupa pelebaran pembuluh darah. 

Setelah  itu basofil mengeluarkan histamin yang dapat menyebabkan peradangan tanda terjadinya pertempuran leukosit melawan (memakan) zat -- zat asing. Dan diakhiri oleh keluarnya limfosit. Diawali dari limfosit  T memori yang berguna untuk mengetahui letak antigen dan menyalurkan tempat zat asing tersebut ke limfosit T killer. Limfosit ini lah yang merupakan senjata akhir leukosit untuk menyerang secara membabi buta terhadap antigen. Kemudian limfosit T killer ini akan ditenangkan oleh limfosit T suppresor. Semoga artikel ini dapat membantu kalian untuk menjawab pertanyaan yang selama ini menghantui kalian tentang leukosit apa yang bisa berdiapedesis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun