Mohon tunggu...
gabriela sekar
gabriela sekar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Obat Anti Inflamasi, Nyeri Hilang Nyawa Melayang?

25 Oktober 2017   15:52 Diperbarui: 25 Oktober 2017   15:59 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah dengan ini dapat diketahui bahwa penggunaan NSAID dapat menghambat COX, sementara COX berfungsi untuk perlindungan lambung dan ginjal. Sama seperti kemoterapi pada kanker yang membunuh semua sel termasuk sel yang "baik" dan yang "buruk", NSAID juga menghambat kedua COX ini yang padahal berguna bagi tubuh.

Dengan penjelasan yang sudah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa obat anti inflamasi itu sebenarnya berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otot yaitu dengan menghambat perkembangannya. Lho kok bisa? Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa bila kita terluka atau memar, pasti akan merasakan rasa nyeri. Nyeri ini terjadi karena mediator inflamasi yang lepas sehingga menimbulkan rangsang. Nah dari rangsang ini kita tahu bahwa ada sesuatu di dalam tubuh kita yang rusak, sehingga leukosit melepaskan lososomal dan arakidonat. 

Arakidonat ini akan membentuk prostaglandin. Nah prostaglandin inilah yang memberi "sinyal" ke otak bahwa ada sesuatu dalam diri kita yang salah atau rusak sehingga tidak berjalan sesuai fungsinya. Dengan diterima sinyal ke otak, maka otak akan "memerintahkan" sel -- sel yang terdapat kerusakan untuk memperbaiki dirinya. Dengan begini otot kita juga  ikut berkembang untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Nah dapat dibayangkan kan kalau misalnya kita menggunakan obat anti inflamasi? 

Obat ini saja gunanya untuk menghilangkan rasa nyeri, padahal rasa nyeri ini juga digunakan sebagai sinyal ke otak untuk memperbaiki bagian yang rusak. Dengan digunakannya obat anti inflamasi, maka kita tidak merasakan nyeri karena sifat obat ini yang dapat menghilangkan rasa nyeri pada tubuh. Sehingga otak tidak dapat menerima "sinyal" dari prostaglandin karena tidak ada mediator inflamasi yang lepas yang dapat menimbulkan rangsang. 

Maka tubuh tidak mendapatkan perintah apapun dari otak karena otak tidak mendapatkan "sinyal" adanya kerusakan pada tubuh, padahal jelas -- jelas terjadi kerusakan pada tubuh. Dengan demikian otot yang seharusnya berkembang dan bertumbuh saat proses penyembuhan luka menjadi tidak ada. Sehingga otot tidak dapat berkembang dengan baik akibat dari obat anti inflamasi. Ini adalah salah satu bukti bahwa obat anti inflamasi sebenarnya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot.

Alasan lain bahwa obat anti inflamasi itu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot adalah terhambatnya COX-2. Lalu mengapa hal ini dapat berpengaruh terhadap otot? Sama seperti prinsip kemoterapi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yang membunuh sel -- sel di dalam tubuh kita. Saat kita mengkonsumsi obat anti inflamasi, maka rasa nyeri dalam tubuh kita akan teratasi tetapi bukan itu saja efek yang ditimbulkan dari obat anti inflamasi ini. Obat ini juga menyebabkan terhambatnya COX atau siklooksigenase.  Dengan terhambatnya COX-2, menurun aktivator plasminogen jenis urokinase, makrofag akumulasi, dan proliferasi sel, yang semuanya dibutuhka hipertrofi setelah ablasi sinergis. COX-2 diperlukan untuk skeletal Hipertrofi otot, mungkin melalui fasilitasi ekstraselular aktivitas protease, akumulasi makrofag, dan proliferasi sel. peradangan; obat antiinflamasi nonsteroid; makrofag; otot pertumbuhan.

Obat anti inflamasi digunakan untuk mengurangi nyeri otot atau nyeri yang bisa diakibatkan olahraga, atau pelatihan ketahanan intensitas tinggi. Namun, studi mengatakan bahwa peradangan akut berguna untuk perbaikan dan pertumbuhan otot skeletal. Dengan obat antiinflamasi nonsteroid biasa (NSAID) dapat mengurangi sintesis protein otot postexercise dan juga menghambat hipertrofi otot dan mengurangi kekuatan dan produksi torsi selama pemulihan jangka panjang dari cedera.

Padahal sebenarnya hipertofi otot ini disebabkan dari adanya kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal atau secara normal, sehingga dengan kata lain otot akan mengalami pembesaran. Dengan dikonsumsinya obat anti inflamasi maka perkembangan COX-2 terhambat, padahal COX-2 diperlukan untuk skeletal hipertrofi otot yang menandai adanya kontraksi otot sehingga otot dapat mengalami pembesaran.

Alasan selanjutnya ada pada kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan salah satu obat anti inflamasi yang dapat dipakai secara luas untuk mengobati beberapa kondisi medis. Biasanya obat ini dapat digunakan untuk meredakan gejala pembengkakan, kemerahan, gatal -- gatal, dan juga reaksi alergi.  Kortikosteroid merupakan suatu replika dari hormon manusia yang biasanya diproduksi oleh kelenjar adrenal, dimana kelenjar adrenal merupakan dua kelenjar kecil yang berada di atas ginjal. Obat ini tergolong jenis obat yang keras, sehingga memiliki efek samping yang bisa sangat serius.

Pada jarigan otot, kortikosteroid dengan konsentrasi yang setimbang, diperlukan bagi metabolisme pemeliharaan. Berubahnya kesetimbangan tersebut dapat menyebabkan berbagai kelainan, seperti saja meningkatnya aldosteron yang dapat menyebabkan simtoma hipokalemia yang membuat otot menjadi tidak bertenaga, sedangkan kadar glukokortikoid yang tinggi akan menyebabkan degradasi otot melalui lintasan katabolisme protein. Nah bila kita mengkonsumsi obat anti inflamasi kortikosteroid terlalu banyak  maka tidak mustahil apabila jaringan otot yang mengalami inflamasi akan mengalami proses pembentukan kembali yang sangat lamban atau bahkan tidak terjadi proses pembentukan. Maka dari itu pertumbuhan otot berpenharuh pada jaringan otot yang rusak.

Jadi dari argumen -- argumen diatas dapat disimpulkan bahwa, mengkonsumsi obat anti inflamasi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Sebenarnya tidak apa -- apa bila kita ingin mengkonsumsi obat anti inflamasi, asalkan kita tetap memastikan apakah dosis yang kita gunakan itu pas atau berlebihan. Karena semua hal yang berlebihan itu tentu nya tidak baik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun