Nah disini dapat dibuktikan bahwa jaringan permanen itu sebenarnya bisa kembali menjadi jaringan meristem lagi atau masih mempunyai sifat meristem yaitu membelah. Parenkim penutup luka ini sangat penting karena jaringan ini bersifat merismatis (dapat melakukan pembelahan), karena pembelahan ini lah jaringan yang rusak dapat terobat atau diperbaiki kembali karena jaringan ini melakukan regenerasi parenkim baru. Parenkim penutup luka ini juga disebut dengan istilah felogen atau kambium gabus. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jaringan parenkim dapat melakukan totipotensi.Â
Waduh, apa lagi itu? Nah totipotesi ini merupakan suatu kemampuan sel untuk membelah dirinya untuk menghasilkan individu baru. Totipotensi ini pertama kali diaamati oleh F.C Steward dari Cornell University pada tahun 1958. Lho tapi kenapa jaringan parenkim melakukan melakukan totipotensi? Sama manusia yang bisa sakit, begitu pula dengan tanaman yang bisa sakit, hanya saja istilahnya berbeda, bukan sakit melainkan rusak. Dalam keaadan rusak tumbuhan untuk melakukan suatu usaha agar dapat mempertahan dirinya. Maka dari itu parenkim penutup luka ini melakukan totipotensi agar sel -- sel yang rusak dapat tergantikan dengan sel -- sel yang baru lagi dengan cara pembelahan diri sehingga tumbuhan dapat tetap hidup. Nah itu adalah salah satu bukti bahwa jaringan permanen masih bisa melakukan pembelahan.
Lalu bagian dari jaringan dasar yang selanjutnya adalah jaringan penyokong atau penguat. Kita dapat mengetahui dari namanya bahwa jaringan ini adalah jaringan yang "kuat" sehingga berfungsi untuk menyokong atau menunjang tubuh tumbuhan. Ciri -- cirinya adalah jaringan ini memiliki dinding sel yang tebal dan kuat dan juga telah mengalami spesialisasi pada sel -- selnya. Sebelumnya apasih spesialisasi itu? Spesialisasi adalah penyesuaian suatu benda terhadap lingkungan sekitar dengan bentuk atau struktur khusus dan juga fungsi khusus yang tidak di punyai sebelumnya oleh benda tersebut, atau bahasa gaulnya adalah upgrade.Â
Nah jaringan penyokong ini telah mengalami upgrade. Fungsi jaringan penyokong ini adalah menegakka batang dan menguatkan daun, melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis, melindungi embrio di dalam biji, melindungi jaringan pengangkut (vaskuler),  dan memperkuat  jaringan aerenkim (parenkim penyimpan). Berdasarkan bentuk dan sifatnya jaringan permanen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan sklerenkim dan jaringan kolenkim. Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat pada organ tumbuhan ayng sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan.Â
Ciri -- ciri dari sel ini adalah sel -- sel nya mempunyai dinding sekunder yang tebal yang merata, senyawa penyusun dinding selnya adalah lignin yang bersifat kenyal, sel dari sklerenkim ini adalah sel mati sehingga tidak punyai sitoplasma (karena sitoplasma hanya ditemukan pada sel yang masih hidup), dan juga sel sklerenkim ini memiliki atau mengalami modifikasi yaitu serabut (serat -- serat) sklerenkim dan sel batu sklereid. Selanjutnya adalah jaringan kolenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang tedapat pada organ -- organ tumbuhan.Â
Perbedaan antara jaringan kolenkim dan sklerenkim adalal sel kolenkim merupakan sel hidup sehingga mempunyai sitoplasma. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bunga dan buah. Penebalan dinding sel nya tidak teratur. Hanya memiliki dinding sel primer yang lunak, lentur dan tidak berlignin. Namun pada kolenkim dewasa bersifat kurang lentur, lebih keras, dan lebih rapuh dibandingkan dengan kolenkim muda. Ketebalan dinding selnya puny termasuk tipis. Jaringan kolenkim ini juga merupakan jarigan aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangkan, dapat dibuktikan dari sering dijumpainya jaringan kolenkim pada organ muda / organ yang sedang bertumbuh.
Bagian dari jaringan permanen yang selanjutnya adalah jaringan vaskuler atau dikenal juga dengan jaringan pengangkut. Nah dari kata "pengangkut" kita pasti sudah terbayang dong bagian yang tidak akan lepas dari pengangkutan di tumbuhan. Xilem dan floem adalah pasangan penting yang tidak dapat dipisahkan dari jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan pada tingakt tinggi yang berfungsi mengangkut air dan juga garam -- garam mineral serta zat makanan hasil fotosintesis. Pada xilem, pengangkutan dilakukan terhadap air dan garam -- garam mineral. Kemanakah tujuan pengangkutannya?Â
Tentu saja dari air dan garam -- garam mineral ini disalurkan dari akar menuju daun, inilah fungsi dari pembuluh xilem. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut oleh floem hanya satu yaitu hasil fotosintesis, tepatnya amilum yang diawali dari daun dan disalurkan ke seluruh bagian tumbuhan. Jenis kedua sel ini adalah sel mati, tetapi ada juga beberapa dari sel floem yang merupakan sel hidup. Ketebalan dinding sel antara xilem dan floem pun sangat berbeda, dimana xilem mempunyai dinding sel yang tebal sementara floem mempunyai dinding sel tipis.Â
Senyawa yang menyusun dinding sel nya pun berbeda, xilem tersusun atas zat lignin dan floem tersusun atas selulosa. Adapun komponen atau elemen penyusun pembuluh xilem adalah unsur trakea dan serat, sedangn elemen -- elemen penyusun pembuluh floem adalah pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem, parenkim floem, dan juga sel albumumin. Menurut kemampuan permeabilitasnya, xilem itu impermeabel sementara floem kebalikannya. Lalu bagaimana ya cara air dari tanah yang berada di bawah tanah dapat sampai ke daun yang berada jauh di atas tanah? Hal ini di sebabkan karena adanya tekanan akar yang dapat membantu air  terdorong dari bawah keatas, tapi tekanan akar ini tidak lah cukup untuk membuat air dan garam -- garam mineral sampai keatas, nah disini lah tumbuhan menggunakan daya kapilaritas batang. Dengan begitu air dan garam -- garam mineral akan lambat -- laun merambat keatas melalui daya kapilaritas ini. Hebat kan?
Bagian dari jaringan permanen yang terakhir adalah jaringan gabus. Jaringan gabus ini terbagi menjadi 2 yaitu jaringan felem dan feloderma. Arah pembentukan jaringan felem dan feloderma ini berbanding terbalik karena felem mempunyai arah bentuk yang keluar sementara feloderma mempunyai arah bentuk yang kedalam. Selain itu kedua jaringan ini juga mempunyai perbedaan di jenis sel. Felem adalah sel mati dan feloderma adalah sel hidup.Â
Dengan demikian dapat diketahui juga  ada atau tidaknya sitoplasma pada keduanya. Karena felem merupakan sel yang mati maka ia tidak memilki sitoplasma, sedangkan feloderma adalah sel hidup sehingga ia mempunyai sitoplasma. Dan juga dapat di ketahui dari data diatas ada atau tidaknya nukleus. Felem tidak mempunyai nukleus dan sebaliknya feloderma mempunyai nukleus. Tidak hanya disitu perbedaan keduanya, dari sisi permeabilitas keduanya pun sangat berbeda. Felem tidak mempunyai sifat permeabilitas atau disebut dengan impermeabilitas, dan dapat kita ketahui bahwa feloderma sebaliknya mempunya daya permeabilitas.Â