Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sangat penting untuk keberhasilan transisi ekonomi sirkular. Indonesia telah membina kemitraan dengan organisasi internasional, seperti Yayasan Ellen MacArthur, untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian dalam menerapkan prinsip ekonomi sirkular secara efektif.Â
Dengan pengetahuan dan ilmu yang didapatkan, Indonesia telah berinvestasi dalam fasilitas limbah menjadi energi untuk mengubah limbah menjadi energi. Misalnya, Kota Surabaya meresmikan pabrik sampah menjadi energi pada tahun 2020. Fasilitas tersebut mengubah sampah kota menjadi listrik dan berkontribusi untuk mengurangi sampah TPA sekaligus menghasilkan energi terbarukan.
Tak hanya itu, meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan pendidikan tentang manfaat ekonomi sirkular adalah aspek kunci dari transisi. Indonesia telah meluncurkan kampanye dan program pendidikan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah, praktik daur ulang, dan kebiasaan konsumsi yang berkelanjutan.Â
Sementara kemajuan yang signifikan telah dicapai, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular secara penuh. Ini termasuk meningkatkan infrastruktur pengelolaan limbah, menangani perilaku dan sikap konsumen, meningkatkan penegakan peraturan, dan mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular ke dalam praktik bisnis di semua sektor.
Secara keseluruhan, komitmen Indonesia terhadap ekonomi sirkular menunjukkan tekadnya untuk mengatasi masalah lingkungan, menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, dan mendorong ekonomi yang lebih tangguh dan hemat sumber daya. Namun perlu adanya kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat guna mendukung transisi ekonomi sirkular ini menjadi lebih berkembang dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H