Sumatera utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan budaya dan adatnya. Salah satu hal yang sangat populer jika membicarakan mengenai Sumatera Utara adalah ikon wisatanya yaitu Danau Toba. Terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir di tengahnya dilatarbelakangi oleh legenda masyarakat yang masih terus ada hingga sekarang.Â
Singkatnya, menurut legenda, Danau Toba terbentuk akibat seorang ayah yang melanggar janji dengan berkata kasar kepada anaknya. Hal ini kemudian membuat sang ibu murka. Pada suatu hari yang mendung, sang anak diminta oleh sang ibu untuk naik ke sebuah bukit.Â
Lalu ketika hujan lebat turun, sang ibu tiba-tiba menjelma menjadi seekor ikan besar yang masuk kedalam sungai hingga menyebabkan banjir wilayah tersebut hingga menenggelamkan dan menewaskan sang ayah. Bukit tempat anaknya pergi konon diyakini sebagai Pulau Samosir.
Tak dapat dipungkiri, keindahan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir serta legenda yang melatarbelakanginya menarik perhatian banyak wisatawan. Hal yang tidak kalah menarik adalah kekayaan budaya lainnya yang ada di wilayah tersebut, yaitu kain ulos dan makanan tradisional khas Batak Toba. Kedua hal ini turut serta menjadi objek wisata yang menarik perhatian wisatawan.
Kain ulos merupakan kain tenun tradisional khas suku Batak Toba yang sangat identik bahkan menyimbolkan suku Batak. Penggunaan kain ulos sendiri biasanya dikenakan ketika menghadiri acara-acara adat Batak. Selain itu, kain ulos bisa juga dimanfaatkan sebagai hadiah seremonial karena kain ini menyimbolkan Suku Batak.Â
Sementara itu, ada pula masakan tradisional Batak Toba yang turut menjadi daya tarik wisata daerah Toba Samosir dan sekitarnya. Masakan khas Batak Toba ini, kaya akan rempahnya. Salah satu bumbu yang menjadi khas masakan Batak adalah Andaliman. Masakan Batak Toba biasanya banyak menggunakan bahan dasar ikan air tawar.
Danau Toba dan legendanya, kain ulos, hingga makanan tradisional khas Batak Toba merupakan kekayaan budaya yang sangat berharga nilainya. Terlebih budaya tersebut telah diwariskan secara turun temurun, yang mana masuk ke dalam folklor karena memiliki sifat kolektif juga terutama untuk kolektif orang Batak Toba.Â
Masyarakat Batak Toba sendiri tampaknya memang sangat menjaga kebudayaannya tersebut, hal ini dapat dilihat dengan kebudayaan kolektif Batak Toba yang hingga kini masih sangat kental adat dan budayanya.Â
Selain itu, mereka juga mengenalkan folklor-folklor ini kepada masyarakat luas melalui terbukanya pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada.Â
Folklor terkait Legenda Danau Toba ini membuka lahan untuk industri pariwisata yang mana juga didukung oleh dua folklor lainnya yaitu makanan tradisional khas Batak Toba--seperti mie gomak--dan kain ulos yang biasanya dijadikan sebagai cinderamata.Â
Folklor disini berperan sebagai stimulan menumbuhkan industri pariwisata yang dinilai efisien dengan menonjolkan keunikan masing-masing daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H