Resensi Buku Perfect Love : Benarkah Jatuh Cinta Tak Butuh Alasan? Karya Hana Sutresno
Judul : PERFECT LOVE : Benarkah Jatuh Cinta Tak Butuh Alasan?
Pengarang : Hana Sutresno
Jumlah Halaman : 152 halaman
Penerbit : Media Pressindo
Tahun Publikasi :Juni- 2014
Buku Perfect Love : Benarkah Jatuh Cinta Tak Butuh Alasan ? Karya Hana Sutresno. Isi buku ini membahas tentang percintaan seorang anak remaja yang penuh perjuangan, pengorbanan.
Megan seorang gadis yang sangat susah bangun pagi dari tidurnya . Pada suatu hari Megan bangun lebih awal dan berangkat sekolah lebih cepat. Karena, dia ingin menjumpai dambaan hatinya "Daren " Seorang murid yang sangat populer dikalangan para wanita di sekolah nya. Daren dia seorang murid yang pintar bermain Basket, tampan, wajahnya blasteran Inggris, dan juga pintar dalam pelajaran. Digilai semua wanita di sekolah nya juga bukan hal yang aneh. Termasuk Megan tergila gila dengan sosok Daren, sehingga sekolah pun tidak pernah telat lagi karna sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Daren.
Namun, pada akhirnya Daren hanya memanfaatkan Megan agar Cherly mantan kekasih Daren tidak mendekati dirinya lagi . Ternyata itu semua tidak sesuai dengan harapan Daren . Cherly membuat Megan terluka dan Nolan menjadi penyelamat Megan selepas kejadian yang Cherly lakukan kepada Megan.
Cinta ini tidak sengaja datang dari sebuah anugrah yang diberikan oleh seorang nenek tua kepada " seorang gadis bernama "Megan"
" Nenek mau kasih kamu anugrah "Ucap Nenek Tua
" Anugrah " Tanya Megan Bingung
" Hari ini, laki-laki pertama yang menabrakmu, itulah jodohmu. Kamu dan dia akan terikat benang merah selamanya yang tidak akan pernah terputus. Jodoh kalian sangat kuat, sekuat baja. Sangat dalam, sedalam lautan. Dan dia mencintaimu sepenuh hatinya, Cu. Kamu itu bagaikan detak pada jantungnya, bagaikan udara yang masuk pada paru-parunya, seperti upil yang menyempil di hidungnya. "Ucap Nenek Tua
Megan tidak pernah menyangka kata kata nenek misterius yang ia temui dijalan itu menjadi kenyataan pahit.
" Pagi ini dia telah menabrak seorang Pak, ini komiknya mau aku beli," kataku dan Nolan hampir bersamaan.
"Aku melirik sengit. Demi Bimba Bear, sampai kapan pun aku tidak akan menyerah!
"Ini uangnya, Pak, saya duluan," sahut Nolan cepat.
"Eh, enak aja, saya yang duluan, Pak!" teriakku emosi. "Kamu nggak pernah diajarin ngalah sama cewek, ya?"
"Kalau demi Bimba Bear, nggak perlu ngalah sama cewek! Pokoknya itu komik gue!" jawab Nolan dengan tatapan sebal.
Sudah, jangan ribut," kata Pak Dudung. "Kalau ribut terus, komiknya nggak Bapak jual!"
"Jangan dong, Pak..." Suara kami keluar kompak ber samaan.
"Nah makanya jangan ribut. Jadi siapa yang mau nga lah?"
"Ya... dia, dong..." jawab kami bersamaan lagi.
Pak Dudung tertawa. "Giliran jawab kok kompak? Pokoknya kalian pikirkan dulu cara penyelesaiannya, komik ini akan tetap Bapak simpan."
Benar ya, Pak? Pegang dulu. Itu susah banget soalnya ," kataku cemas. Takut komik itu dijual ke orang lain, atau si cowok jelek sebelahkulah yang mengambilnya.
"Iya, Pak, jangan dijual..." Nolan pun terlihat cemas.
"Iya. Bapak kan sudah janji? Sudah, makanya kalian cepat buat keputusan."
Kami pun keluar dari kios Pak Dudung. Hatiku sung- guh kesal. Cowok kok nggak mau kalah sama cewek!
"Kita sekelas, kan? Lu di kelas X-A, juga?"
"Iya, sekelas. Arrgghhh... punya teman sekelas kok nyebelin banget kayak kamu?" teriakku jengkel.
"Gue Nolan," katanya memperkenalkan diri.
"Megan," jawabku ketus.
"Jadi cewek judes amat!"
"Udahlah lu ngalah aja, masak cowok nggak mau kalah sama cewek? Kita kan teman sekelas, masak mau mu- suhan gara-gara Bimba Bear?" semburku lagi.
"Demi Bimba Bear, semua akan gue jalani. Udah, ja ngan berebut lagi. Gimana kalau taruhan aja? Yang me nang dapat Bimba Bear. Setuju?"
Setelah kupikir, memang paling adil adalah bertaruh. Jadi pemenangnya akan mendapatkan komik Bimba Be edisi khusus dengan hati puas dan adil.
Aku dan Nolan pun berunding. Akhirnya kami mem buat kesepakatan. Kami membeli komik Bimba Bear itu patungan, dan kami kubur di pohon jambu belakang kios Pak Dudung. Aku dan Nolan taruhan, siapa yang duluan dapat point seratus, dialah pemenangnya. Dan perjanjian pun dibuat. Ditandatangani kami berdua dengan saksi Pak Dudung.
Kalau sepuluh terlalu sedikit, Pak. Demi komik Bimba Bear, pengorbannya harus banyak," jawab Nolan yang disambut anggukan mantap dariku. Ya, semua ini demi Bimba Bear! . Jadi, sejak hari itu kami mulai bertaruh. Dan taruhan itu tidak kunjung selesai, padahal sudah setahun berlalu. Komik Bimba Bear itu masih terkubur manis di bawah pohon jambu Pak Dudung. Namun seiring berjalannya waktu Nolan jatuh menyimpan hati untuk Megan. Mulai dari situ Nolan memperjuangkan Megan, tetapi Megan bertolak hati untuk Nolan karena ia menyukai Daren lelaki dambaan nya.Nolan tetap memperjuangkan cintanya untuk Megan sambil menyelesaikan pertaruhan nya dengan Megan, Setelah Megan sadar ternyata Daren hanya memanfaatkan nya saja.
Semakin Megan berjuang mendekati Darren, semakin tali jodoh menariknya ke sisi Nolan.Megan kian tak berdaya. Banyak sekali tingkah laku pengorbanan yang Daren perbuat untuk Megan sayangi dan cinta, tetapi orang kita sayangi tidak peduli pengorbanan dan kebaikannya selalu anggap remeh. Kita sebagai orang harus menghargai yang sudah berbuat baik tersebut dan sudah melakukan hal yang besar dan kecil dan jangan menganggap orang tersebut terabaikan, walaupun kita tidak menyukai dengan orang tersebut setidaknya kita harus menghargai orang tersebut telah melakukan kebaikan dan pernah berjuang untuk mendapatkan isi hatinya. Karena jika kita mengabaikan orang yang kita sayang dan telah pergi sangat di sayangkan sekali jika orang yang benar-benar tulus sayang dan mencitai telah pergi karena tingkah lakunya.
Kekurangan: Pada buku ini ada pada kesalahan dalam penulisan kata dan kekeliruan dalam pengejaan huruf
Kelebihan : Dalam novel ini menceritakan bagaimana seorang remaja yang memperjuangkan cintanya, dan pengorbanan yang begitu kuat, isi cerita dalam novel ini seru, asyik, dan juga bisa tergambar oleh imajinasi pembaca, dan suasana latar dapat dipahami pembaca. Selain itu, bahasa yang digunakan yaitu bahasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H