"Ya... dia, dong..." jawab kami bersamaan lagi.
Pak Dudung tertawa. "Giliran jawab kok kompak? Pokoknya kalian pikirkan dulu cara penyelesaiannya, komik ini akan tetap Bapak simpan."
Benar ya, Pak? Pegang dulu. Itu susah banget soalnya ," kataku cemas. Takut komik itu dijual ke orang lain, atau si cowok jelek sebelahkulah yang mengambilnya.
"Iya, Pak, jangan dijual..." Nolan pun terlihat cemas.
"Iya. Bapak kan sudah janji? Sudah, makanya kalian cepat buat keputusan."
Kami pun keluar dari kios Pak Dudung. Hatiku sung- guh kesal. Cowok kok nggak mau kalah sama cewek!
"Kita sekelas, kan? Lu di kelas X-A, juga?"
"Iya, sekelas. Arrgghhh... punya teman sekelas kok nyebelin banget kayak kamu?" teriakku jengkel.
"Gue Nolan," katanya memperkenalkan diri.
"Megan," jawabku ketus.
"Jadi cewek judes amat!"