Secara tidak langsung, UMKM memberikan peran dalam pelestarian budaya Indonesia. Pengusaha UMKM dapat mengekspresikan kreativitas dan kearifan lokal yang kemudian disalurkan dalam bentuk produk. Tak ada batasan rentang usia bagi pengunjung yang dapat menikmati suasana Solo Street Art Market, dikarenakan setiap lapak pasti memiliki target audiensnya masing-masing, baik usia muda maupun usia tua.
Antusias warga juga berkembang luas di media sosial seperti TikTok. Tak sedikit masyarakat yang berkunjung ke Solo Street Art Market karena hasil temuan menyelamnya di media sosial.
Solo Street Art Market Tak Hanya UMKM
Berbagai pelaku seni tak jarang ditemukan pada Solo Street Art Market. Di sebelah utara, pada perempatan antara jalan Slamet Riyadi, jalan Diponegoro, dan jalan Gatot Subroto, tepatnya ke arah jalan Gatot Subroto, biasanya terdapat pertunjukan seni berupa live music.Â
Pertunjukan live music itu juga menarik rasa penasaran pengunjung yang mendengarkan saat melintasi perempatan tersebut, terlebih saat berhenti di lampu merah. Tak jarang juga ada pesulap yang menunjukkan aksinya di koridor Gatot Subroto.
Solo Street Art Market tak hanya menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk terus menghasilkan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga mengangkat budaya lokal di dalamnya. Ke depannya, diharapkan semakin banyak disediakan ruang untuk mewadahi masyarakat sebagai sarana hiburan, serta pelaku UMKM untuk terus berkarya dan membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H