“Lho mana sepeda motornya bapak?” tanyaku terkejut karena aku tak melihat sepeda motornya, yang di hadapanku adalah sepeda ontel.
“Nggak papa, sekali-kali pakai sepeda ontel jemputnya. Kan enak kalau pakai sepeda ontel, pas ada lampu merah nggak usah ikut berhenti.” Jawabnya.
Ada rasa haru campur sedih mengetahui perjuangan bapak untuk menjemput anak semata wayangnya ini. Di tengah perjalanan, tanpa disadari air mataku meleleh melihat bapak bermandikan peluh keringat. Tapi ia tak menghiraukan. Ia terus dan terus mengayuh sepeda hingga sampailah di gubuk kami. Dan saat itulah aku tau ternyata motornya bapak kena tilang. Khoiron, in syaa Allah.
Oktober 2014
Aku memasuki masa-masa SMP di salah satu pondok pesantren. Awal bulan Oktober adalah masa liburku kelas 7, dan aku menghabiskan liburanku di rumah. Saat itu ibu safar untuk beberapa hari. Di rumah hanya ada aku, bapak dan nenek, biasa aku memanggilnya mbah.
Awal-awal ibu pergi, bapak sakit. Bapak terus-terusan muntah dan sering mengeluh pusing kepala. Hingga akhirnya mbah membawa bapak ke rumah sakit terdekat. Dokter mendiagnosa bapak sakit demam berdarah. Saat itu aku berpikir bahwa demam berdarah bukanlah penyakit yang membahayakan. Mungkin karena penyakit itu biasa didengar, jadi terkesan biasa saja.
Selama ibu pergi, bapak keluar-masuk rumah sakit. Ada tetangga yang menyarankan supaya ibu dikabari, tetapi mbah menolak dengan dalih supaya ibu bisa fokus pada urusannya.
Sepulangnya ibu dari urusannya... yang ada di rumah hanya aku. Karena mbah menunggu bapak yang berada di rumah sakit. Kami segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit melihat keadaan bapak.
Januari 2015
Selang waktu antara Oktober lalu hingga Januari ini, bapak masih sering keluar-masuk rumah sakit. Rumah sakit yang di dekat rumahku sudah angkat tangan dengan penyakit bapak, akhirnya bapak dibawa ke rumah sakit di luar kota yang lebih lengkap alatnya. Aku yang seharusnya sudah kembali ke pondok, izin terlambat beberapa hari karena ikut mengantar bapak ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, bapak langsung dibawa ke ICU. Dan saat itu, kami diberi tau dokter bahwa bapak mengidap penyakit radang otak. Allahul musta’an. Perkiraanku salah besar. Aku mengira penyakit bapak biasa saja, ternyata luar biasa.