“Bapak tuh lama kalo mancing. Ntar pulangnya gimana?” tanya ibuku.
“Aku pulang sendiri bisa.” Jawabku meyakinkan ibu.
Rumahku memang tak terlalu jauh dari tambak tempat favorit bapak untuk memancing. Jadi, menurutku tak masalah jika aku pulang sendiri.
“Yaudah. Hati-hati.” Pesannya. Alhamdulillah jawabannya sesuai harapan.
“Dah, aku boleh ikut.” Terangku ke bapak.
Setelah berkemas, aku dan bapak pun segera pergi menuju tempat mancing favoritnya itu menggunakan sepeda.
Sesampainya disana, aku segera turun dari sepeda disusul bapak. Bapak bergegas menuju warung yang berada di dekat rel kereta api. Aku memesan es teh dan mie goreng, sedangkan bapak memesan kopi dan gorengan. Setelah habis santapan, bapak segera beranjak untuk memulai hobinya itu.
“Kamu disini aja ya,” pinta bapak.
“Ikut.” Sanggahku.
“Banyak kereta lewat.” Jelas bapak.
“Nggak papa, aku ikut.” Aku tetap bersikeras.