Mohon tunggu...
Sekar  Azizah  Maulidina
Sekar Azizah Maulidina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sociology Education UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Masyarakat Melalui Ilmu Sosiologi di Era Digital

31 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 31 Oktober 2022   16:40 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekar Azizah Maulidina

Prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

sekarazizahh29@gmail.com

Pembaruan dan penemuan yang terus bergerak serta berkembang dengan pesat di dunia, melahirkan banyak perubahan baru ditengah masyarakat. Setiap aspek kehidupan mengalami perkembangan yang jauh lebih cepat dari zaman-zaman sebelumnya. Ditandai dengan munculnya globalisasi sebagai suatu arus pergerakan dan perkembangan yang mendunia. Perubahan dalam bidang-bidang kehidupan menjadi serba cepat. Salah satu dampaknya, muncul era digital sebagai bentuk perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

Hal ini dapat dilihat pada kecanggihan dalam persebaran informasi, proses interaksi dan komunikasi melalui fasilitas internet. Kemudahan-kemudahan yang diciptakan oleh umat manusia, melahirkan pola komunikasi dan penyebaran informasi tanpa batas. Semua hal yang berjauhan seakan bisa didekatkan. Sehingga dalam era digital, segala objek menjadi hal yang sulit dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga realitas sulit untuk ditemukan.

 Perkembangan era digital ini lantas melahirkan jenis-jenis aspek sosial dan kultural yang turut serta memberikan pengaruh bagi ilmu-ilmu sosial, tak terkecuali dalam ilmu sosiologi. Pengalihan masyarakat ke dalam dunia digital dapat menjebak dunia realitasnya, di bawah pengaruh perkembangan teknologi tersebut. Dimana ilmu sosiologi dituntut untuk lebih jeli dan cermat dalam membaca fenomena sosial serta dinamika sosial dan budaya yang ada di masyarakat saat ini. Khususnya dalam merespon kemajuan dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan menerima informasi yang berdampak pada perilaku masyarakat.

Secara keilmuan pun sosiologi dituntut untuk membuka diri dengan ilmu lainnya, sebagaimana perkembangan atau trend studi interdisipliner dan multidisipliner saat ini. Dalam menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di masyarakat, sosiologi harus bekerjasama dengan kecanggihan teknologi melalui pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan disiplin keilmuan agar menemukan realitas sosial menyangkut dengan beragam kecanggihan berinterkasi dan komunikasi dalam fenomena digital.

 

ILMU SOSIOLOGI

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat dengan beragam kompleksitas yang ada di dalamnya, mulai dari hubungan sosial, sosialisasi, jarinagn sosial, lapisan-lapisan sosial, lembaga, struktur sosial hingga persoalan penyimpangan dan konflik sosial. Dengan sudut pandangnya, sosiologi menafsirkan suatu fenomena sosial berdasarkan teori atau penelitian, terhadap sebuah tindakan sosial menjadi sesuatu yang menarik, tanpa memberikan penilaian terhadap baik dan buruknya.

Teori-teori yang dibangun oleh ilmu sosiologi berpijak pada asumsi-asumsi dasar dan perspektif tertentu, serta metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat evaluasi, interpretasi, dan prediksi. Dalam menangani suatu fenomena sosial, perhatian sosiologi tidak terfokus dalam deskripsi, tetapi melihat berbagai kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. Sehingga dalam memberikan beragam cara pandang dan kompleksitas fenomena yang ada dalam ilmu pengetahuannya, sosiologi dikatakan sebagai ilmu dengan paradigma majemuk.

Keberadaan ilmu sosiologi itu sendiri tidak serta merta hadir sebagai salah satu ilmu-ilmu sosial dalam bidang keilmuan. Pada abad ke-18, saat Eropa Barat didominasi oleh sistem feodalisme, kebangkitan kelas menengah mempengaruhi pertumbuhan kapitalisme, perubahan sosial dan politik, serta kelahiran ilmu pengetahuan modern. Tatanan sosial yang ada di masyarakat diguncangkan dengan situasi sosial dan politik yang terjadi. Hal tersebut menjadi faktor utama pemikiran sosiologi mulai berkembang secara serentak di beberapa negara dengan peran dari para tokoh sosologi klasik. 

Tokoh-tokoh seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, hingga Max Weber mencari jawaban yang rasional untuk dapat menemukan formula yang dapat membaca gejala sosial yang muncul saat itu. Mereka melahirkan pemikiran-pemikiran berkaitan dengan masyarakat, perubahan sosial serta konflik sosial yang penting bagi kelahiran dan berkembangnya sosiologi sebagai sebuah ilmu. Auguste Comte berkeyakinan bahwa ilmu tersebut harus menjadi 'ratu ilmu-ilmu'.

Auguste Comte dalam ilmu sosiologi memfokuskan perhatiannya pada dasar keberadaan masyarakat. Mulai dari mengapa mengapa masyarakat ada, perkumpulan seperti apa yang ada di masyarakat, dan apa yang melatarbelakangi terciptanya kehidupan bermasyarakat. Menurutnya sosiologi merupakan ilmu yang dinamis dalam melihat perkembangan masyarakat dan keterkaitannya dengan suatu pembangunan. Hal ini meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat, apa saja yang telah diciptakan oleh masyarakat, serta hal apa saja yang telah dilalui oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang ia jalani.

Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Agak sukar untuk memberikan suatu batasan tentang masyarakat karena istilah masyarakat terlalu banyak mencakup berbagai faktor sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang berusaha mencakup keseluruhannya, masih ada juga yang tidak memenuhi unsur-unsurnya (Soekanto, 2019: 21).

Pada hakikatnya, sosiologi merupakan ilmu yang rasional, murni, bersifat abstrak dan kategoris, serta menghasilkan pola-pola umum atau nomotetik. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu harus berkembang atau terjadi. Sosiologi mencari suatu prinsip atau hukum dari interaksi antar manusia, individu ataupun kelompok dan mengenai sifat hakikat, bentuk, isi, struktur, maupun proses dari masyarakat manusia. sosiologi sebatas memberikan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan kebijaksanaan masyarakat dari proses kehidupan bersama sesuai dengan sudut pandang dan hasil pemikiran sosiologis.

ERA DIGITAL 

Zaman yang tengah dijalani oleh kita saat ini adalah zaman yang penuh dengan perubahan. Perkembangan setiap aspek kehidupan terjadi dengan sangat cepat, jauh lebih cepat dari masa-masa sebelumnya. Banyak kalangan akademisi menyebut era yang baru ini sebagai suatu era yang lebih maju, sehingga kemudian disandangkan dengan istilah-istilah yang amat progresif (Tendi, 2016: 136). 

Arus teknologi yang serba cepat dan mendunia dalam era globalisasi membawa umat manusia ke arah serba digital. Perubahan dalam berbagai aspek kehidupan yang melibatkan teknologi, membantu manusia dalam memenuhi sebagain besar kebutuhan dan memudahkan dalam melakukan pekerjaan. Perannya yang besar dalam kehidupan manusia, membuat teknologi memberikan sumbangan terhadap peradaban manusia ke dalam era digital.

Era digital memberikan perubahan positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Dalam hal positif, khususnya dalam pemanfaatan teknologi pada bidang pekerjaan atau suatu profesi tertentu, tercipta alat-alat atau mesin yang membantu memudahkan pekerjaan manusia yang sebelumnya dilakykan secara manual. Kekurangan tenaga manusia dengan kemampuannya yang terbatas juga dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Tentunya hal ini akan berdampak bagi modal serta produksi dalam bidang-bidang kehidupan, khususnya bidang ekonomi.

Namun di lain sisi, terdapat beberapa dampak negatif dalam penggunaan dan perkembangan teknologi di era digital. Terdapat berbagai tantangan baru dalam penggunaan teknologi pada setiap aspek kehidupan manusia. seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi informasi itu sendiri. Misalnya dalam sistem kemanan suatu data atau informasi yang dimiliki, rentan terhadap pencurian dan manipulasi suatu data-data serta penyebaran informasi yang bersifat hoax atau tidak akurat. Dalam pemanfaatan sumber daya manusia, era digital juga meminimalisasi penggunaan tenaga manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Tenaga manusia tergantikan oleh sistem tekonologi yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu sesuai dengan perintah dan sistem yang diberikan.

Dengan hal tersebut, menggambarkan pengaruh teknologi dalam era digital bukan hanya turut serta mempengaruhi berbagai bidang-bidang kehidupan umat manusia, tetapi berkaitan pula dengan kehidupan sosialnya. Dimana dampak yang ditimbulkan merubah pola kehidupan manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, juga terhadap pola kehidupan sosial yang dijalani.

MASYARAKAT DAN SOSIOLOGI DIGITAL

Masyarakat itu sendiri didefinisikan oleh Maclver dan Page dalam Soekanto (2019: 21), sebagai suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat menjadi suatu keseluruhan dalam jalinan hubungan sosial yang selalu berubah.

Menurut Soekanto (2019: 22) masyarakat mencakup beberapa unsur, diantaranya:

  • Manusia yang hidup bersama. Tidak memiliki jumlah atau ukuran yang mutlak, tetapi sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
  • Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama. Menghasilkan sistem komunikasi dan aturan-aturan yang mengatur hubungan antaranggota dalam kelompok tersebut.
  • Sadar akan bentuknya sebagai suatu kesatuan
  • Merupakan suatu sistem yang hidup bersama. Sistem tersebut menimbulkan suatu kebudayaan tersendiri.

Layaknya suatu sistem yang terbuka, masyarakat dapat menerima unsur-unsur yang berasal dari luar, melakukan pertukaran, dan menghasilkan suatu unsur bagi jalinan unsur di dalamnya. Unsur-unsur ini dapat menyebabkan suatu perubahan sistem yang dinamis atau sebaliknya, sebagai konsekuensi sistem sosial yang terbuka. Perubahan akan berjalan dengan baik, apabila sistem sosial tersebut memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dan dapat menjaga stabilitas atau keteraturan sistemnya. Namun apabila tidak, akan terjadi guncangan dalam sistem sosial tersebut.

Maka jika dianalogikan, masyarakat sebagai sistem sosial, yang terdiri atas berbagai golongan individu ataupun kelompok dapat bersifat terbuka, ataupun tertutup, sebagai suatu sistem masyarakat. Dimana, dikatakan terbuka, apabila masyarakat nya senantiasa menerima kebudayaan ataupu usnur-unsur kehidupan baru dari lingkungan luar (eksternal), dan dikatakan tertutup apabila sebaliknya. Penerimaan unsur kebudayaan ini akan menimbulkan suatu perubahan dari masyarakat di dalamnya. Dimana akan akan menjadi suatu hal yang berdampak dinamis bagi sistem apabila, masyarakatnya memiliki kemauan dan dapat tetap menjaga kebudayaan aslinya ditengah masuknya usnur kebudayaan yang baru. Maka sebaliknya, akan ada keguncangan sistem dalam masyarakat, dimana akan bermunculan gegar budaya yang dapat menciptakan keadaan kekacauan dalam sistem masyarakat.

Kaitannya dengan kemajuan teknologi pada era digital, jejaring internet sebagai ruang komunikasi, interaksi dan penyebaran informasi membuka suatu takbir interaktif virtual dalam hubungan sosial di setiap lapisan masyarakat. dimana masyarakat melakukan perubahan berkaitan dengan pola-pola komunikasi dan interaksi melalui media virtual seperti aplikasi media sosial di era digital. Aplikasi semacam Whatsapp, Line, Instagram menghubungan dan mengkoneksikan orang-orang yang saling mengenal ataupun tidak mengenal dalam ruang yang tidak terbatas.

Lalu jika interaksi dalam masyarakat dapat dilihat melalui pola-pola hubungan serta aturan yang mereka ciptakan dalam suatu kelompok-kelompok sosial, dalam era digital, fenomena ini sulit untuk terbaca. Medium komunikasi dalam ruang virtual seperti aplikasi media sosial memiliki standar-standar yang berbeda untuk dapat dikatakan sebagai sebagai sebuah interaksi yang dilakukan manusia. Misalnya apakah dalam sistem aplikasi, seperti vitur memberikan komentar, likes, dan reaction dapat dikatakan sebuah interaksi di masyarakat. Serta hal lainnya yang dilakukan melalui media sosial oleh masyarakat dalam suatu sistem sosial.

Problematika dalam ruang virtual di era digital ini juga memiliki penyelesaian sendiri. Ilmu sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dapat menganalisis realitas sosial yang terjadi dituntut untuk dapat membaca fenomena hubungan masyarakat dalam ruang virtual di era digital tersebut. Dengan realitas virtual yang digambarkan dalam fenomena teknologi di atas, sosiologi harus bekerjasama dengan seluruh disiplin keilmuan serta berbagai pendekatan agar permasalahan yang dirasakan langsung oleh masyarakat menemukan suatu solusi jangka panjang. Pendekatan yang perlu dicermati menyangkut fenomena virtualitas melalui beragamnya kecanggihan berinteraksi dan berkomunikasi ialah pembacaan terhadap ruang tanpa batas tersebut.

Maka seiring berjalannnya waktu, terbentuk beberapa kajian akademis sosiologi baru dalam bidang keilmuan di era digital. Salah satu contohnya adalah sosiologi digital, yaitu merupakan ilmu sosiologi yang memiliki perhatian terhadap pemahaman penggunaan media digital dalam segala aktivitas riset yang ditujukan untuk mempelajari kehidupan manusia dengan lebih efektif dan efisien. Sosiologi digital menjadi suatu kegiatan sosiologi yang bersifat daring, sama halnya dengan soiologi internet, sosiologi media sosial, sosiologi komunitas online, dan lainnnya (Tendi, 2016: 139).

Pembahasan dalam sosiologi digital tidak sederhana, karena memiliki cakupan yang lebih luas. Bukan hanya meliputi pembahasan teknologi, media digital, serta cara penggunaannya, tetapi juga melihat bagaimana pengaruh dari penggunaan alat digital tersebut terhadap pola-pola dan aspek-aspek sosiologis manusia. Yang kaitannya dengan bentuk interaksi, relasi, pola perilaku, serta konsep diri individu dan hal-hal lainnya.

Hal ini menggambarkan bahwa sosiologi sebagai suatu rumpun ilmu yang mempelajari hubungan antar masyarakat tidak hanya terpaku dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Tetapi dalam perkembangannya, sosiologi bersifat terbuka atas fenomena kemasyarakatan yang ada, layaknya perubahan dalam era digitalisasi. Ilmu sosiologi tidak membatasi diri atas sesuatu yang terjadi saat ini, tetapi dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kehidupan kemasyarakatan atas proses kehidupan bersama sesuai dengan kajian sosiologis.

KESIMPULAN

Era digital sebagai hasil dari perubahan globalisasi dalam bidang terknologi, membawa perkembangan setiap aspek kehidupan menjadi cepat, jauh lebih cepat dari masa-masa sebelumnya. Disatu sisi mendatangkan suatu perubahan yang berdampak positif, lalu disisi lainnya memberikan dampak negatif, baik dalam aspek-aspek kehidupan manusia maupun pola hubungan antar manusia di masyarakat.

Secara sosiologis, masyarakat senantiasa menerima kebudayaan ataupun unsur-unsur baru, dapat menimbulkan suatu perubahan dari masyarakat di dalamnya. Dimana akan menjadi suatu hal yang berdampak dinamis bagi sistem apabila dapat menjaga kebudayaan aslinya ditengah masuknya unsur kebudayaan yang baru, tetapi akan bermunculan gegar budaya yang dapat menciptakan keadaan kekacauan dalam sistem masyarakat apabila sebaliknya.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat, sosiologi perlu mencermati perubahan fenomena digital melalui beragamnya kecanggihan dalam berinteraksi dan berkomunikasi terhadap ruang tanpa batas tersebut yang erat kaitannya dengan sistem dalam masyarakat. Terbentuk beberapa kajian akademis sosiologi baru dalam bidang keilmuan di era digital. Salah satu contohnya adalah sosiologi digital. Dimana akan berfokus pada pengaruh penggunaan atau alat digital tersebut terhadap aspek-aspek sosiologis manusia.

Maka dapat dilihat, bahwa dalam era digital, sosiologi menawarkan beragam kajian ilmu pengetahuan yang baru, sesuai dengan perkembangan kehidupan bermasyarakat. Ilmu sosiologi difasilitasi oleh khazanah baru mengenai aspek sosiologis yang dapat dilihat dalam perkembangan teknologi yang memiliki korelasi dengan pola kehidupan manusia, dalam berinteraksi, berkomunikasi dan melakukan pertukaran informasi. Sehingga teoritas dan sudut pandang baru akan terus berkembang dalam memahami kehidupan manusia melalui ilmu soisologi.

REFERENSI:

Soekanto, Soerjono. 2019. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tendi. 2016. "Sosiologi Digital: Suatu Paradigma Baru Dalam Kajian Ilmu Sosial". Sosio Didaktika. Vol. 3(2).

Prasetya, dkk. 2021. "Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal". Soesietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi. Vol. 11(1).

Sutrisno. 2020. "Pandemi Covid 19 dan Ujian Modernitas: Pembahasan Sosiologi Masyarakat Berisiko". Jurnal Pemikiran Sosiologi. Vol. 7(2).

Wijaya, dkk. 2021. "Perspektif Ilmu-Ilmu Sosial di Era Digital: Disrupsi, Emansipasi, dan Rekognisi". Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi. Vol. 6(1).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun