Mohon tunggu...
Sekar Ayu Febriantie
Sekar Ayu Febriantie Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tertarik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Pembelajaran Sejarah dalam Membangun dan Menjaga Eksistensi Karakter Bangsa di Era Globalisasi Melalui Program KKN Tematik UPI di Kecamatan Tirtamulya

7 Agustus 2022   11:22 Diperbarui: 7 Agustus 2022   12:03 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

Globalisasi adalah kondisi dunia yang dipersepsikan tanpa sekat territorial sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan komunikasi. Globalisasi mendorong kemunculan sistem ekonomi dunia dan sistem politik yang demokratis (Gardiner, 1959, hlm. 7-8). 

Sedangkan menurut Richer (dalam Riwanto, 2021, hlm. 72) menjelaskan bahwa globalisasi merupakan sebuah jaringan kerja yang bersifat global yang memiliki kemampuan untuk menyatukan masyarakat dari seluruh dunia yang sebelumnya masyarakat tersebut berpencar serta terisolasi dari planet bumi sehingga masyarakat tersebut memiliki ketergantungan serta terjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain dan mampu menciptakan persatuan dunia.

Globalisasi turut mempengaruhi sistem pemdidikan di Indonesia, khususnya pembelajaran sejarah. Adanya globalisasi menuntut perubahan mindset peserta didik. Hal tersebut dikarenakan globalisasi menuntut adanya kesadaran terhadap ide-ide multikulturalisme, serta kearifan individu terhadap eksistensi nilai-nilai budaya lokal yang tidak berseberangan dengan akidah agama, dan masih hidup dalam masyarakat kita (Gardiner, 1959, hlm. 34). 

Artinya pembelajaran sejarah merupakan wahana pendidikan yang membantu peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya sendiri, masyarakat dan juga bangsanya karena melalui sejarah peserta didik dibimbing untuk dapat menyadari fungsinya sebagai bagian dari masyarakat dan merupakan wadah yang menjembatani terbentunya manusia yang bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari dan berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang demokratis (Wiriatmadja, 2002, hlm. 10).

Dengan adanya pembelajaran sejarah pada peserta didik diharapkan mampu melahirkan generasi yang mampu menempatkan dirinya dengan baik, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara terutama di era globalisasi seperti saat ini. Munculnya globalisasi mengakibatkan lahirnya kebudayaan-kebudayaan baru yang dapat mempengaruhi generasi muda. 

Oleh karena itu sebagai calon penerus bangsa, peserta didik harus memiliki pondasi yang kokoh agar dapat memfilter tindakan yang ia ambil terutama yang berkaitan dengan identitas diri, yakni sebagai bagian dari bangsa yang memiliki norma-norma sosial. Identitas tersebut dapat menjadi benteng bagi generasi muda dari pengaruh negatif dari globalisasi sehingga dapat membentuk kesadaran bangsa ( Wati, 2021, hlm. 307).

Globalisasi memang memberikan dampak positif hingga dampak negatif bagi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk Indonesia. Dampak positif dari adanya globalisasi ialah mausia dapat dengan mudah memperoleh informasi apapun, sedangkan dampak negatifmya manusia bisa menggunakan informasi yang mereka peroleh tanpa memfilternya terlebih dahulu. 

Darmiatun & Suryatri (2013) menjelaskan bahwa globalisasi menyentuh aspek penting kehidupan manusia, adanya globalisasi menciptakan sebuah tantangan dan permasalahan baru yang harus kita jawab dan pecahkan sebagai bentuk upaya untuk  memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan dengan bijak. 

Oleh sebab itu manusia dituntut untuk dapat menggunakan teknologi sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan harus bisa memfilter apa yang harus mereka ambil dan apa yang harus mereka tinggalkan dalam mendapatkan suatu informasi yang diperoleh melalui pendidikan sejarah.

Pembelajaran sejarah di era globalisasi tentunya sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia agar seluruh peserta didik yang merupakan calon penerus bangsa dapat memiliki karakter yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Bangsa Indonesia, seperti rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi serta memiliki kesadaran sejarah agar ia dapat berpartisipasi aktif dalam globalisasi tetapi tidak mudah terpengaruh oleh unsur-unsur budaya yang berasal dari luar. 

Soedjatmoko (1992) menjelaskan bahwa kesadaran sejarah dapat diartikan sebagai rasa hayat historis, artinya adalah dengan adanya pembelajaran sejarah kita diharapkan memiliki pemahaman yang kuat melalui suatu peristiwa sejarah yang membentuk bangsa ini. Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan sejarah memiliki peran yang sangat strategis, karena tidak dipungkiri bahwa di era globalisasi peranan negara nasional tidaklah mendominasi (menjadi kecil) serta kesadaran nasional pun tidak dipungkiri akan semakin merosot (Kennedy, 2001, hlm. 491-492).

Melalui KKN Tematik UPI tahun akademik 2021/2022 yang diselenggarakan di Kecamatan Tirtamulya ini, penulis berupaya untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dalam diri anak dimulai dari dirinya sendiri serta memberikan edukasi bahwa disekitar mereka terdapat sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu suatu peristiwa sejarah yang menjadi tonggak perjuangan bangsa Indonesia. Dalam usahanya untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dalam diri anak, penulis melaksanakan programnya kedua tempat yang berbeda yang ada di kecamatan Tirtamulya, yakni SMPN 1 Tirtamulya dan di daerah tempat penulis tinggal yakni Kampung Pasirmalang.

Dalam upaya untuk memberikan kesadaran sejarah dalam diri anak di SMPN 1 Tirtamulya, penulis mencoba memberikan pemahaman sejarah dimulai dari diri mereka sendiri dengan cara menyadarkan anak pentingnya mengetahui silsilah keluarga mereka serta pemahaman tentang konsep sejarah yang meliputi unsur manusia, ruang dan waktu yang dilakukan dengan cara mengarahkan mereka untuk menceritakan serangkaian peristiwa sejarah yang mereka alami dimulai dari mereka lahir hingga duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Pada hakikatnya pembelajaran sejarah bukan hanya sekedar proses menghapal fakta-fakta dan sebuah peristiwa, lebih dari itu peristiwa sejarah memiliki tujuan untuk menghasilkan peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir secara kronologis, memiliki pengetahuan mengenai masa lampau serta memiliki pemahaman mengenai perkembangan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat dalam rangka menemukan jati diri bangsa, karena pada dasarnya kepribadian nasional, identitas, dan jati diri berkembang melalui pengalaman kolektif bangsa. sebagai suatu pembelajaran, sejarah juga memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik (Rulianto & Hartono, 2018, hlm. 129). 

Menurut Ismaun (2001) pendidikan dan pembelajaran sejarah memiliki beberapa tujuan umum yang bersifat ideal, yakni agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami sejarah, memiliki kesadaran sejarah serta memiliki wawasan kesejarahan. Melalui pembelajaran sejarah, peserta didik dapat menelaah adanya keterkaitan kehidupan yang dialami oleh dirinya sendiri, masyarakat dan bangsanya. 

Pembelajaran sejarah tidak hanya mengajak peserta didik untuk mengetahui serta menghapal sejumlah peristiwa sejarah yang merupakan bentuk dari pengulangan secara lisan dari buku pelajaran dan bukan hanya sebatas ajang untuk melatih kemampuan intelektual peserta didik (Hasan, 1995, hlm. 203).  

Oleh karena itu untuk menjaga eksistensi bangsa di era globalisasi seperti saat ini dapat kita mulai dengan menyadarkan anak pentingnya mengetahui sejarahnya sendiri karena tidak dipungkiri bahwa pelajaran sejarah tidak luput dari aspek kehidupan sosial budaya dalam masyarakat yang merupakan tempat dimana mereka hidup dan melakukan interaksi.

Gambar 1 Contoh silsilah keluarga yang dibuat oleh peserta didik/dokpri
Gambar 1 Contoh silsilah keluarga yang dibuat oleh peserta didik/dokpri


Gambar 2/dokpri
Gambar 2/dokpri

Contoh pemahaman konsep sejarah  yang di implementasikan dengan membuat sebuah narasi sejarah diri sendiri yang dibuat oleh peserta didik

Sejarah memiliki fungsi untuk meningkatkan pemahaman tentang masa lampau dan masa sekarang dalam keterkaitannya dengan masa yang akan datang. Sejarah memiliki empat manfaat, yakni: (1) bersifat edukatif yang berarti sejarah membawa kebijaksanaan dan kearifan; (2) bersifat inspiratif yang artinya sejarah  memberikan ilham; (3) bersifat instruktif, artinya sejarah membantu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan; dan (4) bersifat rekreatif, artinya sejarah memberikan kesenangan yang bersifat estetis melalui kisah-kisah nyata yang di alami manusia terdahulu. 

Pembelajaran sejarah pada anak memiliki fungsi pragmatis untuk membentuk identitas dan eksistensi bangsa. Dengan adanya pembelajaran sejarah pada anak diharapkan mampu mengembangkan kepribadian anak sebagai anggota masyarakat dan warga negara serta diharapkan mampu mempertebal semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air. 

Pembelajaran sejarah pada anak juga memiliki peranan yang besar dalam membentuk kepribadian serta watak yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

Peran penting pembelajaran sejarah bukan hanya sebagai proses transfer ide, pembelajaran sejarah juga merupakan proses pendewasaan peserta didik dalam upayanya untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui pemahaman tentang berbagai peristiwa sejarah. 

Melalui KKN Tematik UPI tahun akademik 2021/2022 ini penulis juga membuat sebuah program untuk memberikan pemahaman sejarah kepada anak dengan melakukan sebuah virtual tour ke tempat-tempat sejarah yang ada disekitar mereka seperti rumah sejarah Djiaw Kie Siong, Tugu kebulatan tekad dan Tugu Proklamasi. 

Seperti yang kita ketahui Kabupaten Karawang, khususnya daerah Rengasdengklok identik dengan peristiwa sejarah perumusan naskah proklamasi oleh Presiden Soekarno dan wakilnya Soeharto. Rumah Djiaw Kie Siong yang dibangun pada tahun 1920 tersebut merupakan saksi bisu dari peristiwa penting menjelang kemerdekaan Republik Indonesia pada saat itu, dirumah sederhana itulah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dirumuskan. 

Sedangkan Tugu Kebulatan Tekad yang terletak tidak jauh dari rumah sejarah Djiaw Kie Siong merupakan sebuah monument yang dibuat pada bulan Juni tahun 1950 guna mengingat jasa dari pemuda PETA dalam perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, karena tanpa jasa dan tekad kuat yang mereka miliki Bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang berdaulat seperti saat ini. Tempat didirikannya Tugu Kebulatan Tekad tersebut dahulunya merupakan markas dari pemuda PETA. Lalu yang terakhir adalah  Tugu Proklamasi, merupakan sebuah monument yang dibangun untuk memperingati peristiwa Rengasdengklok. Upaya yang dilakukan penulis dalam memberikan pemahaman kepada anak mengenai sejumlah bangunan bersejarah yang ada disekitar mereka ialah dengan melakukan virtual tour yang dilakukan dengan menayangkan sebuah video yang dibuat oleh penulis terkait ketiga bangunan atau monument tersebut.

Gambar 3/dokpri
Gambar 3/dokpri

Antusiasme anak dalam mengetahui sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di sekitar mereka dengan melihat sejumlah bangunan atau monumen bersejarah melalui program virtual tour

Pembelajaran Sejarah dalam era globalisasi memiliki peranan strategis, karena memasuki era globalisasi negara nasional memiliki peran yang kecil  dan kesadaran nasional pun semakin merosot. Melalui Program KKN Tematik UPI tahun akademik 2021/2022 di Kecamatan Tirtamulya diharapkan menjadi salah satu sarana untuk membangkitkan kesadaran sejarah dalam diri anak guna terciptanya generasi bangsa yang berkarakter serta memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Daftar Pustaka

Buku:

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna. Bandung: Historia.

Kartodirdjo, S. (1999). Ideologi Bangsa dan Pendidikan Sejarah. Jakarta: MSI dan Arsip Nasional RI.

Jurnal:

Nurjanah, W. (2020). Historical Thinking Skils And Critical Thinking Skills. HISTORICA: Journal Of History Education Research. 23 (1), 92-104.  Doi: https://doi.org/10.20961/historika.v23i1.41241.

Rulianto & Hartono, F. (2018). Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter. JIIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. 4 (2), 127-134. [Online]. Diakses dari: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIIS/index.

Sukardi & Sepriady, J. (2020). Peran Pendidikan Sejarah Dalam Membentuk Karakter Bangsa. Kalpataru: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah. 6 (2), 5-9. Doi: http://dx.doi.org/10.31851/kalpataru.v6i2.5256.

Wati, N. Y. (2021). Peran Pendidikan Sejarah Dalam Pengembangan Kesadaran Berbangsa Di Era Globalisasi. Prosiding Pekan Sejarah. 1 (1), 304-308. [Online]. Diakses dari: http://journal.fkipunlam.ac.id/index.php/pps/article/view/265.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun