Mohon tunggu...
Sekar Asyifa Nur Abiyyah
Sekar Asyifa Nur Abiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa yang belum rajin

Pengamat film, kartun, komik yang masih butuh banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Spoiler The Queen's Gambit, Tontonan yang Cocok Buat Orang Awam dan Penggemar Catur

31 Mei 2021   10:01 Diperbarui: 31 Mei 2021   10:04 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suka catur? Atau kalian cuma lagi bosan dan butuh tontonan aja? Kalau begitu, The Queen's Gambit bisa jadi jawaban yang tepat banget buat kegalauan kalian. 

The Gueen's Gambit merupakan mini series yang telah tayang sejak Oktober tahun lalu di Netflix, menceritakan kehidupan Elizabeth Harmon, yatim piatu yang tinggal di panti asuhan yang kemudian tumbuh dewasa menjadi pencatur wanita yang paling ditakuti dunia.

Tenang, gak perlu suka catur kok untuk menonton acara ini. Bahkan saya, yang bisa di bilang awam dan gak ngerti apa-apa seputar catur masih bisa menikmatinya. Kok bisa? Ya karena sebagus dan sekeren itu seriesnya!

The Queen's Gambit ini hanya terdiri dari 7 episode saja. Diperankan oleh Anya Taylor-Joy sebagai tokoh utama, Elizabeth Harmon. Cerita dari series ini diadaptasi dari novel karya Walter Trevis dengan judul yang sama. Dan seriesnya sendiri ditulis serta disutradarai oleh Scott Frank dengan bantuan Allan Scott.

Ada fakta menarik nih, sejak rilisnya pada Oktober tahun lalu, series ini sudah meningkatkan popularitas dan minat masyarakat terhadap catur lho. Keren banget gak sih?

The Queen's Gambit berlatar tempat di Amerika pada era 50-an sampai 60-an. Di awal series kita ditunjukkan bagaimana Elizabeth Harmon, atau lebih lanjut akan ditulis sebagai Beth, ditinggal oleh ibundanya dalam sebuah kecelakaan. Kisah berlanjut di panti asuhan, tempat Beth hidup selanjutnya setelah ditinggal oleh sang ibu.

Sebagai anak baru, Beth tentu masih merasa asing di panti asuhan, entah dengan tempat ataupun anak-anak lainnya. Hanya Jolene yang mengajaknya bicara, dan tampak ingin berteman dengannya. Suatu hari, Beth melihat penjaga dan tukang bersih-bersih di panti asuhan, Mr. Shaibel, bermain catur. Hal itu sangat menarik perhatiannya hingga ia berimajinasi tentang permainan catur di langit-langit kamar, yang selanjutnya malah makin membuatnya penasaran hingga menyuruh Mr. Shaibal untuk mengajarinya bermain catur. Saat itu, Mr. Shaibel tentu menolak, karena menurutnya permainan catur bukanlah permainan untuk anak perempuan. Mengingat di era tersebut catur lebih familier dimainkan oleh seorang pria dewasa.

Namun akhirnya Mr. Shaibel menyerah dan mengizinkan Beth bermain catur dengannya. Selain itu, ia juga mengajari Beth caranya bermain catur. Mr. Sheibel selanjutnya malah dibuat kagum oleh kecerdasan dan kemampuan Beth dalam permainan catur. Saat itulah ia memperkenalkan Beth pada seorang pelatih catur yang kemudian membuat Beth berkesempatan untuk berlatih sekaligus melawan 10 laki-laki anggota club catur di sebuah SMA. Dan menakjubkannya, Beth berhasil mengalahkan semua anggota club tersebut, bahkan pemain terbaiknya pun dibuat kewalahan akan kemampuannya.

Sayangnya, Beth remaja sempat berhenti bermain catur sejak ia diadopsi oleh sepasang suami istri. Ia merasa senang karena akhirnya bisa hidup layak dengan orang tua, bahkan ia merasa senang karena memiliki kamar sendiri. Namun seiring berjalanya waktu, ia mulai merasa tidak nyaman dengan ketidak harmonisan rumahnya. Sang ayah angkat meninggalkan rumah, membuatnya hanya hidup sendiri dengan ibu angkatnya yang agak dingin dan cuek, tidak mengurus rumah selayaknya ibu rumah tangga yang Beth bayangkan.

Beth kemudian berencana memenangkan sebuah lomba catur. Dan benar saja, dengan usahanya, ia memenangkan lomba tersebut. Uang hadiahnya ia gunakan untuk membeli papan caturnya sendiri, ia juga membeli beberapa pakaian baru. Singkat cerita, sejak saat itu hidup Beth beranjak lebih baik. Sang ibu juga bahkan membantunya mengatur perlombaan dan menjadi manajernya. Ia juga bertemu dengan cinta pertamanya, Townes. Hingga akhirnya ia terkenal mengalahkan pemain catur nomor 1 dunia di Rusia, membuatnya jadi pemain catur nomor 1 selanjutnya.

Rasanya campur aduk sekali melihat Beth berambisi menenangkan lomba-lomba yang diikutinya. Selain itu kita juga bisa melihat kisah hidup Beth yang bagaikan sebuah roda, terkadang di atas dan kadang di bawah. Beth sempat kecanduan obat penenang, dan hal itu sempat pula menjadi penghalang buat karirnya. Hingga akhirnya ia bisa bangkit lagi bermain catur tanpa obat penenang. Dan hal itu sungguh melegakan sekali untuk ditonton.

Cara series ini menunjukkan permainan-permainan catur Beth sama sekali gak bikin orang awam bingung. Malahan menarik, saya yang tadinya gak tau dan gak tertarik dengan catur jadi bisa tau, tentang tokoh-tokoh catur sampai cara bermainnya. Selain itu, karena series ini menunjukkan hidup Beth dari kecil hingga dewasa, kita juga bisa bisa melihat bagaimana teman-teman Beth tumbuh menjadi orang dewasa, tumbuh menjadi orang-orang yang lebih bijak.

Biar begitu, saya masih menyayangkan beberapa cerita yang menurut saya masih kurang komplit. Tentang kisah orang tua Beth, siapa sang ayah sebenarnya dan bagaimana kedua orang tuanya bisa berseteru. Kemudian kisah cinta pertamanya, Townes. Masih belum jelas di dalam series apakah Townes menerima cinta Beth atau hanya ingin berteman dengannya.

Walau bisa di bilang dramatis, namun entah kenapa jalan cerita The Queen's Gambit ini gak membikin bosan ataupun heran. Walaupun dramatis, namun kisah Beth disini bisa dibilang 'gak menye-menye', sehingga nyaman banget ditonton. Seriesnya pun sedikit banyak membahas isu-isu feminisme. Bagaimana tidak, bayangkan saja seorang perempuan, di era 60-an, menjadi pemain catur nomor 1 dunia.

Secara keseluruhan, The Queen's Gambit ini bisa dibilang sempurna. Semuanya serasa seimbang. Bahkan kekurangannya pun sangat sulit ditemukan saking bagusnya plot, akting, dan pengambilan gambar pada series ini. Entah awam atau bukan, series ini cocok banget dijadikan tontonan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun