Mohon tunggu...
Sekar Ainiyya
Sekar Ainiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Psikologi di Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Lingkungan Teman Sebaya dan Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang Anak

4 Juni 2023   21:06 Diperbarui: 4 Juni 2023   21:12 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : freepik.com/jcomp 

Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, dikarenakan lingkungan merupakan sumber belajar pertama anak untuk mengeksplorasi pikiran, membentuk karakter anak, serta menghadapi suatu masalah kelak. Terdapat banyak makna dari lingkungan, misal lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, bahkan lingkungan sekolah saat anak tersebut menuntut ilmu. 

Lalu bagaimana lingkungan pertemanan mempengaruhi perkembangan anak? Apakah orang tua perlu membatasi pergaulan anak? 

Bagaimana Lingkungan Teman Sebaya Berpengaruh pada Perkembangan Anak?

Dalam teori Bronfenbrenner "Ecological Systems Theory", terdapat  lingkungan mikrosistem; Lingkungan sosial yang terdiri dari orang tua, adik-kakak, guru, dan teman. Lingkungan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan individu, terutama sejak masa kanak-kanak hingga pubertas. Setiap subsistem dalam mikrosistem tersebut saling berinteraksi, sehingga ketika ada masalah pada satu sub sistem, akan mempengaruhi subsistem yang lain. Misalnya, perilaku anak di sekolah dapat dipengaruhi oleh situasi di rumah. Anak-anak yang mengalami penolakan dari orang tua mereka mungkin merasa sulit untuk menjalin ikatan positif dengan guru. 

Teori Bronfenbrenner ini menganggap bahwa teman sebaya akan mempengaruhi karakter anak. Hubungan yang baik akan memberikan pengaruh berupa kemampuan regulasi emosi dan sosial yang lebih positif, peningkatan harga diri, serta self-efficacy yang nantinya akan memberikan suasana positif untuk pembelajaran anak. Remaja dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka kepada teman-teman yang mengalami hal yang sama dengan adanya hubungan baik diantara mereka. Berbagi pikiran dan perasaan ini memungkinkan mereka menyesuaikan diri dengan lebih baik terhadap perubahan dan mengurangi perasaan takut dan anxious mereka.

Selain memberikan pengaruh baik, teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh buruk. Menurut Jessor dan Jessor dalam Endayani et al. (2016), teman sebaya memiliki pengaruh lebih besar daripada orang tua jika dikaitkan dengan perilaku buruk anak. Teman sebaya memberikan pengaruh lebih besar dalam penggunaan narkoba, alkohol, dan perilaku seksual sebelum waktunya yang dapat berpengaruh terhadap penyesuaian sosial remaja.

Peran Orang Tua Terhadap Lingkungan Pertemanan Anak

Sumber gambar : freepik.com/jcomp 
Sumber gambar : freepik.com/jcomp 

Bagaimana cara mencegah pengaruh negatif teman sebaya? Disinilah peran orang tua dibutuhkan untuk memberi pengertian serta batasan-batasan apa saja yang harus anak pahami dan terapkan dalam hidup. 

Sejak dini, anak dapat diajarkan tentang teman yang baik dan buruk serta cara membela diri sehingga anak dapat mengembangkan sikap dan perilaku tangguh di tahapan perkembangan berikutnya. Selain itu, anak juga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti masalah eksternal (misalnya, menggunakan narkoba dan perilaku seksual sebelum waktunya). Orang tua juga harus terus memperhatikan pergaulan anaknya dengan menanyakan tentang keseharian anak dan memberi arahan ketika anak kebingungan pada salah satu fase hidupnya.

Jadi, untuk mencegah perilaku buruk anak akibat pergaulan, orang tua harus memperhatikan pergaulan dan memberi pengertian terhadap anak tentang pertemanan.

Referensi 

Papalia, D. E. & Martorell, G. (2021). Experience human development (14th ed). McGraw-Hill Education.

Antony, E. M. (2022). Framing childhood resilience through Bronfenbrenner's ecological systems theory: A discussion paper. Cambridge Educational Research e-Journal, 9, 244-257. https://doi.org/10.17863/CAM.90564

Mujahidah (2015). Implementasi teori ekologi Bronfenbrenner dalam membangun pendidikan karakter yang berkualitas. Lentera, 17(2), 171-185. https://doi.org/10.21093/lj.v17i2.439

Sulaiman, N. & Mansoer, W. W. (2019). Kehangatan hubungan dengan orang tua, pengasuh dan teman dengan sindrom depresi pada remaja panti asuhan di jakarta. Psyche, 12(2), 112-123. https://doi.org/10.35134/jpsy165.v12i2.7

Andayani, F. T. & Ekowarni, E. (2016). Peran relasi orang tua-anak dan tekanan teman sebaya terhadap kecenderungan perilaku pengambilan risiko. Gadjah Mada Journal of Psychology, 2(2), 138-151. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun