"Kita selalu mempercayaikan takdir allah yang terbaik, kita selalu yakin bahwa dibalik dukanya ada manisnya, itu yang kamu selalu tanamkan. Aku ikhlaskan kamu insya allah bertemu dengan Allah, dan aku ikhlaskan sunggu apa yang akan terjadi didepanku hidupku, matiku, rezekyku, jodohku, mas sulit aku berjalan tanpa kamu. Tapi lebih sulit ketika aku tak sanggup melepaskanmu".
Setelah hari itu, aku bangun dari tidur seperti mimpi panjang "apa yang sudah terjadi". Â Dorongan Ayah, Keluarga dan Sahabat menjadi prantara cahaya Tuhan untuku. "Aku salud sama kamu mbak, walaupun gak mudah tapi kamu gak menyerah", ucap adikku itu juga seperti bensin yang membuat diriku pelan-pelan kembali menyala.Â
Kehilangan kekasihku adalah bencana untukku, tapi mungkin kelak bencana ini akan menjadi warna yang melukisku dan cahaya yang akan menerangiku kelak saat akhir nanti, Insya Allah, Allah akan menyatukan kita kembali.Â
Tertanda, ArumiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H