Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teduh

11 Januari 2020   00:08 Diperbarui: 11 Januari 2020   00:22 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang membuatmu takut, Ru? Aku tidak pernah memakai topeng lagi."

"Senyummu membuatku takut, Moy."

"Senyumku?"

Ru mendekat hingga nyaris tak berjarak denganku. Kini, aku yang mulai takut. Bukan karena tatapan mata orang-orang di sekelilingku, tetapi karena aku tahu, setelah ini, mungkin masih sekian purnama lagi aku bisa mendapati wajah Ru yang hanya sejengkal dariku.

"Apa kamu tidak sadar, Moy, kalau senyummu bisa meneduhkan langit?"

Oh, my!

Aku merasa kaki-kakiku tenggelam, jantung lepas dari sarangnya, dan paru-paruku pensiun meminta oksigen. Aku ingin teriak meminta tolong, tetapi tenggorokanku tercekat. Yang ada, bibir Ru menempel begitu saja di dahiku. Lalu, jutaan kembang api meledak di atas kepala kami.

***

(Sumber gambar: koleksi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun