Lagi, sama-sama trayek Surabaya-Ketapang/Banyuwangi, ada kereta pagi, ada pula kereta malam. Boleh juga dari Ketapang dilanjut naik bus Damri ke Denpasar, supaya bisa ketemu saya *hayyaaahhh
Sekarang bus malam AKAP.
Bus-bus malam rata-rata berangkat sore hari. Paling siang mungkin sekitar pukul dua. Dan, sampai di tempat tujuan pun rata-rata pagi. Tetapi, di tengah perjalanan tentu tidak ada yang bisa menduga. Kesempatan ini bisa kita pakai untuk memunculkan konflik.
Kalau saja si tokoh tidak tertinggal bus malam...
Kalau saja si tokoh tidak terlambat sampai terminal...
Kalau saja si tokoh tidak terlambat memesan taksi daring menuju terminal...
Kalau saja si tokoh tidak menerima telepon dari seseorang yang menyebabkan ia terlambat memesan taksi...
Kalau saja sehari sebelumnya si tokoh bersedia bicara dengan si penelepon...
Banyak yang bisa digali dari hanya adegan ketinggalan bus.
Bisa juga begini:
Si tokoh berharap bus malam tiba tepat waktu di kota tujuan sekitar pukul lima pagi, sehingga ia bisa sarapan nasi rawon dulu, di warung langganan dekat terminal, sebagaimana kebiasaannya jika berkunjung ke kota itu. Tetapi, sesuatu terjadi di tengah perjalanan.Â