Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Drama

Mbak, Ijinkan Aku Membalas Budi

26 Mei 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:46 3733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13380234191988884878

"Harus dijalani, tapi bukan dalam bentuk keterpaksaan yang absurd. Toh enam bulan sekali kami masih bisa bertemu. Walaupun cuma bertemu selama tiga minggu, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali," aku menjelaskan.

"Enam bulan bukan waktu yang sebentar, Mbak. Yang berpisah enam jam sehari saja belum tentu bisa dipercaya. Apa Mbak Mirah yakin tidak akan tersiksa dengan rasa curiga?"

Putri berbicara dengan cepat. Aku sedikit memikirkan perkataannya, 'berpisah enam jam bisa tak dipercaya'. Itu di dunianya, dunia yang berbeda dengan yang aku jalani dengan Mas Yatno di sini.

Lalu, "Hahahahahaha...," aku tertawa. "Apa yang hendak kucurigai, Dik?" Aku menatapnya. "Di dalam kapal, semuanya pria. Yah... memang ada yang perlu sedikit ditakuti soal perubahan orientasi. Tapi aku yakin, Mas Yatno adalah lelaki normal." Aku mencoba berkelakar.

Tapi Putri malah berpikir terlalu tinggi. Dia tak menganggap kata-kataku hanya sebagai lelucon. Kadang dia terlalu serius menanggapi segala sesuatu. "Asal mbak Mirah tahu, pria memikirkan seks tiap lima detik." Dia menghela nafas. "Mbak boleh saja tidak curiga. Tapi lihat saja di penjara, banyak kasus narapidana saling sodomi."

Aku tertawa, dan ingin sekali menyelesaikan kecurigaannya. "Tapi aku masih punya harapan, Dik. Mas Yatno takkan berbuat seperti itu, karena kami menginginkan hal yang sama. Anak."

Aku tersenyum padanya, saat memikirkan seorang anak di tengah keluarga kami, selalu membuatku merasa bahagia, cukup lama kami menantikannya, lima tahun sudah.

"Pasangan yang memiliki kuantitas pertemuan yang tinggi saja, belum tentu bisa segera mendapatkan momongan. Apalagi yang hanya tiga minggu dalam rentang enam bulan. Banyak yang perlu dipikirkan. Kondisi kesehatan, kualitas sperma, keadaan sel telur, mood. Bayangkan saja, Mbak. Orang yang menjalani LDR saja bisa saling curigai, apalagi suami istri."

Kedengarannya dia mengkhawatirkan hubungannya sendiri. Yang kutahu dia menjalani hal itu. Pacarnya sejak SMA yang menjadi pramugara untuk penerbangan asing, selalu membuatnya pusing.

"Mau mengandalkan apa, Mbak? Sesuatu yang disebut cinta dan rasa percaya?!" sambungnya lagi.

Dia berbicara seakan meremehkan makna kedua hal yang paling dihargai dalam jalinan perkawinan itu. Ketidakpercayaannya membuatku sedikit marah. Dia seperti gadis yang berbeda, tak lagi kukenali dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun