Oleh Sejo Qulhu
20-02-2021
Perpustakaan Rumah Dunia
Mang Sejo menuliskan cerita ini di perpustakaan areal dalam di Rumah Dunia. Tempat yang nyaman untuk membuat sebuah karya. Suasananya hening, buku yang terkadang berseraan dan acak-acakan mereka telah menemani hari-hariku. Telah lahir video di kanal yutubku dan Rumah Dunia TV hampir seluruhnya aku produksi di sini.
Keheningan dan kesendirian bagiku adalah sesuatu yang sangat berharga. Apalagi pandemi covid yang hampir setahun ini malah membuatku terus bersemangat membuat karya. Meski belum seberapa, akan tetapi tangganya telah kubuat yang sebentar lagi akan kupetik buahnya. Membaca, menulis, mengedit video, desain, dan juga bisnis di Marketplace Rumah Dunia Store semua itu kulakukan dengan getol dan ulet di perpustakaan ini.
Berproses menjadi youtuber itu sangatlah menyenangkan, tiap hari mengcek youtube studio untuk memastikan dan menghitung berapa lagi jam tayang hingga terpenuhi 4000 jam. Tapi itu tak jadi patokan ku. Kini jam tayangku sudah terpenuhi tepat ditanggal yang cantik 20-02-2021. Perbekalanku untuk jadi youtuber semua berawal belajar di Rumah Dunia.
Pada awalnya aku memperhatikan relawan senior yang sedang bekerja di Rumah Dunia (RD TV), sebut saja Bang Iyoey mantan editor dan kameramen di Rumah Dunia TV, Bang Rudi, Bang Djoe Taufik saya mempelajari kepedeannya di depan kamera. Juga Mas Gong yang mengajakku traveling ke luar kota.
Tentu pengalaman yang paling berharga bagiku adalah ketika aku diajak traveling sama Mas Gong ke Jakarta dan Jogja. Di sana aku diamanahi menjadi kameramen dan editor video di kanal youtubenya. Saat itu aku belum kepikiran untuk mengembangkan channelku atau jadi yutuber.Â
Setelah pulang traveling, editan video kan numpung banget tuh. Aku edit videonya satu persatu, saat itu aku mulai tertarik untuk memahami dan mempelajarinya. Sebenarnya ini tuh apa ya Mas? "Ini tuh kalau dalam tulisan namanya catatan perjalanan Traveller Vlogger," kata Mas Gong.
![500028100240-507688-60314812d541df5cf3488212.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/21/500028100240-507688-60314812d541df5cf3488212.jpg?t=o&v=770)
Aku menyadari bahwa ilmu yang aku miliki masih sebijil Korong di hidung, hehe. Saat berproses, aku rajin menonton tutorial editing video di youtub juga menonton konten yutuber terkenal. Juga tak lupa menonton tips menjadi youtuber.
Dan ternyata.. "Semua akan jadi yutuber pada waktunya!" tapi, yutuber yang seperti apa? Karena yutuber juga banyak jenisnya... tentu yang kugeluti adalah menjadi yutuber yang bermanfaat.
Dengan siapa aku mewujudkan mimpiku menjadi yutuber? Aku menyadari bahwa berkarya butuh teman yang satu frekuensi. Artinya mempunyai tujuan yang sama dan solid.
Aku sangat membutuhkan seorang kameramen! Gak apa-apa walaupun belum bisa mengoprasikannya. Nanti aku ajari sembari membuat konten! Taufik Rohmatul Insan. Ya, dialah kameramen hebatku.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/21/500118200448-32775-6031482bd541df62f6671974.jpg?t=o&v=770)
Saat kami menghadapi Perkakaenan Duniawi, karena situasi sedang covid mahasiswa diberikan empat pilihan untuk melaksanakan KKN. Pertama, KKN Daring membuat video dan desain, kedua, membuat buku, ketiga membuat jurnal, keempat keja social bersama satgas covid.
Lalu kami memutuskan untuk memilih pilihan pertama yakni membuat video dan desain tema nya pemahaman tentang virus corona dan dihubungkan dengan prodi yang sedang kami geluti. Saat itulah kami bersama-sama membuat konten, yang jadi kameramennya gentian saat mewawancarai Pak Dosen Dede Ahmad Permana. Wal hasil seluruh konten yang dikamerameni Topik lumayan banyak yang nonton. Paling banyan 11 Ribu.
Pernah kutanyai dia "Kenapa lu mau ngembangin channel gua bareng-bareng dari nol? Kenapa juga lu rela gua, jadi nomor satu? Apa pengalaman berkesan lu saat bikin konten?" tanyaku pada Topik.
"Ya, intinya sih saya mau belajar di dunia digital juga mencari pengalaman baru. Dan ingin juga kedepannya ngembangin youtub sendiri. Masalah nomor satu dan dua itu lain soal. Yang penting rokok dan kopi masih gratis ketika bikin konten. Selain itu enak juga yah bisa jalan-jalan gratis meski berwisatanya hanya di Banten. Jujur saja, saya jarang sekali maen k asana ke sini alias anak rumahan. Paling berkesan bagi saya ketika jalan-jalan ke Sawarna, karena baru merasakan nuansa touring abring-abringan kadieu kaditu," kata Taufik saat aku diboncengnya pulang sehabis bikin konten di Gunung Karang.
Ya, kami memutuskan untuk konsisten membuat konten jadi avonturir Santri. Karena pengalaman hidup yang mendominasi adalah kehidupan di pesantren. Maka kontennya seputar religi, yang lain hanya selingan saja.
Pokoknya hari ini aku sangat bahagia, terharu, dan bersyukur sekali karena youtubeku sudah mencapai target. Aku ucapkan terima kasih pada guruku di Rumah Dunia, Mas Gong, Bu Tias, Mamang Relawan dan sajabana. Karena di sinilah aku bisa lancar ngaplod pake wi-fi gratis fasilitas Relawan RD.
Juga kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dalam setiap sujud dan tengadahNya. Kakak dan adikku yang selalu support dan menonton konten yang kubuat.
Juga hatur nuhun kepada Mamang Bibi sadayana... Baik dunia maya pun darat tengkyu yah... sudah menonton, komen like sakreb, karena bagiku itu sangatlah berharga... pokonya ailapyu so much sadayana.
Doakeun sukses jadi yutuber sakses! Aamiin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI