Mohon tunggu...
Sejarah Kelam
Sejarah Kelam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Freeport Tetap Dikuasai oleh Pemerintah Indonesia

30 September 2018   18:41 Diperbarui: 30 September 2018   19:57 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah akhirnya kini berhasil menguasai saham PT Freeport Indonesia setelah kepemilikan saham PT Inalum (Persero) di perusahaan tambang emas itu naik dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen.

Hal ini seiring dengan adanya penandatanganan sejumlah perjanjian sebagai kelanjutan dari Pokok-Pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Inalum.

Namun anehnya, berita cukup menggembirakan itu tak berlaku bagi kelompok oposisi. Mereka tetap saja berkomentar 'nyinyir' atas upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk mengembalikan kekayaan alam Indonesia itu.

Hal itu terlihat dari pemberitaan portal berital yang berafiliasi dengan mereka, salah satunya, portal-islam.id. Dalam satu pemberitaannya mereka menyebut bahwa penguasaan saham oleh pemerintahan Indonesia tidak valid, sebab faktanya dibeli dengan utang.

Lantas, mereka juga menyebarkan framming dengan tendensi menyudutkan pemerintah bahwa langkah itu hanya pencitraan saja.

Bagi kita yang sadar dan paham konstelasi politik, komentar miring dan nyinyiran dari pihak oposisi melalui media abal-abal itu berkaitan dengan dengan momen Pilpres yang akan diselenggarakan tahun depan. Mereka berusaha mencuri momen melalui penguasaan kembali saham Freeport ini untuk diputarbalikkan faktanya guna menyudutkan pemerintah dan menjatuhkan elektabilitas Jokowi.

Mengingat tingkat keterpilihan Prabowo-Sandi masih sangat jauh dibandingkan Jokowi-Ma'ruf, maka setiap momen harus dimanfaatkan untuk menjatuhkan nama petahana. Meskipun harus memelintir fakta dan menyebarkan informasi sesat.

Penggunaan bank asing dalam proses pengambil alihan saham Freeport Indonesia memang benar adanya. Namun, bukan tanpa alasan. Tentunya telah melalui pertimbangan yang matang. Ini untuk menebus agar tambang emas terbesar di dunia itu bisa kembali ke pangkuan Ibu pertiwi.

Menurut Head of Corporate Communications PT Inalum, Rendi Achmad Witular membeberkan alasan perseroan memilih bank asing sebagai pendanaan divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dilakukan demi menghindari terjadinya fluktuasi Rupiah, yang bisa saja terjadi bila pendanaan dilakukan oleh perbankan nasional.

Transaksi tersebut memang dilakukan di luar dan dalam bentuk Dolar AS (USD). Selain itu juga, pendapatan Inalum dan PTFI sendiri dalam bentuk Dolar. Oleh karena itu, tentu, lebih tepat bila menggunakan bank asing yang juga menggunakan instrumen mata uang dollar USD.

Lebih dari itu, pendanaan dari bank asing ini sekaligus untuk memberikan optimisme bahwa potensi bisnis yang terkait dengan tambang Grasberg sangat besar. Sehingga tidak mungkin bank asing mau masuk kalau tidak potensial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun