Nama ku Dyandra Dahayu
Aku hanya lah perempuan biasa yang jauh dari kata kemewahan
Aku kelas 11 SMA
Kalian tahu bukan? Semenjak wabah virus corona merebak di Indonesia, pembelajaran disekolah digantikan dengan online.
Yah dari senin sampai jumat adalah waktu daring sekolah mulai dari jam 08:00 sampai jam 12:00.
Tentu terkadang aku kewalahan menangani tugas-tugasku
Tak jarang aku harus tertidur larut malam demi menyelesaikan tugasku
Banyak sekali teman-teman ku yang mengeluh akan banyak nya tugas dan tuntutan yang diberikan. Bahkan saat melihat berita ada mahasiswa yang bunuh diri karna pembelajaran online ini.
Aku? Tentu saja aku mengeluh, bukankah setiap manusia punya batasannya? Dan aku merasa, aku telah mencapai batasku
Saat itu aku sedang berbicara dengan teman ku di telfon
“ haah aku benar-benar lelah dengan sekolah online” ujarnya dari seberang sana
“ aku juga lelah, ingin rasanya kembali lagi bersekolah” balasku singkat. Kudengar helaan nafas berat dari telfon ku
“ kenapa? Tanya ku
“ aku kesal dengan guru-guru yang terus memberi banyak tugas dan tuntutan, apa mereka tidak berfikir bagaimana kita mengerjakannya? Dengan tenggat waku yang singkat dan beberapa tugas praktek membuatku muak, mereka egois sekali. Kita kan bukan robot yang tak bisa lelah, bahkan robot pun bisa lelah jika daya baterai nya sudah habis “ keluh teman ku dari seberang sana
“ kau benar, kita membutuhkan istirahat yang cukup juga, baiklah sepertinya aku harus menutup telfon ini, maafkan aku tak dapat berlama-lama” ujar ku mengakhiri percakapan kami
“ baiklah sampai jumpa”
“ eoh sampai jumpa”
Aku menghampiri bunda dan berbicara
“ bun, kenapa ya guru ngasih tugas tidak kira-kira pada muridnya” ucapku
“ heum menurut bunda itu wajar untuk mengetahui sampai mana kalian memahami materi yang diberikan” balasan dari bunda membuatku berfikir
“ ah benar bun, itu memang benar, guru memberi tugas untuk mengukur sudaj sejauh mana muridnya paham bun, aku sekarang mengerti”ujar ku , bunda hanya tersenyum menatapku
Aku melangkahkan kaki menuju kamar ku
Membuka buku catatan materi dan tugasku
“ aku baru sadar , selama ini aku egois sekali ya” ucap ku pelan
“ aku hanya memikirkan diriku sendiri tanpa mau melihat keadaan orang lain”
“ benar kata bunda , guru memberi tugas tidak hanya semata-mata untuk nilai saja, tapi untuk mengetahui sudah sejauh mana aku memahami materi yang kudapat”
“ aku baru tersadar, bahkan kondisi seorang guru lebih berat dari yang ku kira, belum lagi guru yang masih memiliki bayi dan anak yang juga masih bersekolah, aku yakin beliau pasti kewalahan. Jika mengeluh bisa meringankan beban mereka, mungkin mereka akan mengeluh setiap saat. “
“ mengurus anak, mengurus rumah, mengurus suami atau istri mereka, mereka juga mendapatkan tugas dari pemerintah, mereka harus mengatur kelas kami agar tertib dan tak dapat masalah, mendisiplinkan murid yang tidak taat, menjelaskan materi, memberi tugas dan mengoreksinya, memberi ulangan dan mengoreksi nya, kurasa bahkan beban mereka jauh lebih berat” ujar ku memikirkan semua nya
Aku tak pernah sekalipun mendengar mereka mengeluh akan tugas mereka, aku juga tak pernah melihat raut letih saat melakukan pertemuan online, mereka selalu tersenyum dan berusahan memberikan yang terbaik
Kenapa baru terpikir olehku? Selama ini aku sudah menjadi egois, aku hanya memikirkan diriku, hanya melihat dari 1 sisi dan 1 sudut pandang
“ aku harus menjadi lebih baik, mereka memberikan banyak pengorbanan untuk, sementara aku?” gumamku
‘tok tok’
“ dyandra” panggil bunda padaku
“ iya bun” balasku lalu tersenyum dan menghampiri bunda
“ ayo keluar, makanan sudah siap” kata bundaku mengingakann ku untuk makan.
Aku membalasnya dengan anggukan singkat disertai senyuman
Aku mengikuti lankah bunda menuju meja makan
saat dimeja makan pun aku masih terpikirkan oleh guru-guru ku
“ dyandra apa yang kau pkirkan nak?” tanya bunda padaku, membuat ku terkesiap
“ tidak ada bun, aku hanya baru menyadari bahwa selama ini aku menjadi manusia yang egois” ucapku
Dapat ku lihat bunda mengerutkan alisnya
“ maksud kamu?” tanya bunda padaku
“ aku selalu mengeluh bun dengan tugas sekolah dan tuntutan yang diberikan guru, aku selalu mengatakn guru ku tak mau alasan apapun jika tidak mengerjakan pr, aku selalu mengatakan guru egois, namun tanpa kusadari akulah yang egois” ucapku
“ itu wajar nak, kamu kaget dengan sekolah online ini makanya kamu seperti itu, yang terpenting sekarang kamu sudah sadar, sekarang kamu taukan pengorbanan guru “ balas bunda sambil tersenyum lembut ke arahku
“ iya bun, sebelumnya tak terpikirkan oleh ku, namun saat mendengar ucapan bunda tadi aku langsung berfikir dua kali, aku mulai membuka pandanganku , aku sangat egois karna hanya ingin dimengerti tanpa mau mengerti orang lain.” Ujar ku lalu tersenyum kecut
Jujur saja aku kecewa pada diriku sendiri, aku tak dapat berfikir lebih dewasa dan melihat dari sudut pandang lain, hanya menilai dari satu sisi
“ karna kamu sudah paham, maka lakukanlah tugas mu dengan baik,kamu hanya diberi tugas oleh beberapa guru, paling banyak 15 atau 20 guru tapi coba kamu lihat, guru-guru mu, mereka menerima tugas dan mengoreksi ratusan tugas murid, mengurus kehidupannya juga dan tugasnya dari pemerintah, jadi kamu harus bisa menghargai dan memaklumi apabil terkadang guru mu marah, mereka juga lelah nak” jelas bunda padaku, hatiku seakan tercubit aku menyadari kesalahan ku
“ baik bun, aku berjanji akan melaksanakan tugas ku dengan baik dan tidak banyak mengeluh, ini sudah kewajiban ku jadi seorang pelajar bukan?” ujar ku sisertai senyuman lebar
“ bagus , kamu semakin dewasa, bunda senang akan hal itu” ucap bunda membuatku tersenyum malu
“ terimaksih bunda ini semua juga berkata bantuan dan dukungan dari bunda, bunda yang menyadarkanku” balasku pada bunda
Aku menyadari bahwa tidak semua yang kita lihat benar ada nya, selalu ada makna tersembunyi yang ada dibalik segala hal dalam hidup kita
Entah itu makna baik atau buruk, tapi semakin dewasa kita semakin tau dan dapat menentukan mana yang baik untuk kita
Karna ini pandangan dan cara berfikirku menjadi lebih luas, ada banyak hal yang masih belum kuketahui.
Memang ada baiknya kita tidak perlu mengetahui rahasia-rahasia tersembunyi, namun dengan kita mengetahuinya, kita dapat lebih banyak pengalaman hidup yang menjadikan diri kita semakin dewasa dan lebih baik
Jangan pernah menganggap hanya dirimu yang menderita, kita semua bahkan aku memiliki masalah yang berbeda beda, beberapa orang mungkin pandai menyembunyikannya, bebrapa orang lagi tidak
Aku sarankan sebaikainya kita saling menghargai dan mulai membuka pikiran dan pandangan kita lebih luas supaya kita paham, bahwa tak selamanya semua itu benar, kamu harus tau dibalik sesuatu itu pasti ada makan dan pelajaran hidup di dalamnya
Saling menghargai adalah kunci terpenting hidup rukun, tidak memiliki rasa benci adalah kunci terpenting hidup bahagia
Aku berjanji akan terus melangkah menjadi lebih baik supaya semua usaha dan pengorbanan guru-guru ku tidak sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H