Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semoga Bahagia

2 Maret 2024   23:23 Diperbarui: 2 Maret 2024   23:27 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Semoga Bahagia

Menggapai Harapan-144

@Cerber

Grup Band menambah meriahnya pesta pernikahan  Amir dan Sita. Semua yang hadir merasa bahagia.

Sembari mendengarkan lagu para undangan menikmati hidangan yang mereka sukai.
Usai makan, sahabat kecil Sita beriringan menghampirinya.

"Selamat menempuh hidup yang baru ya Sita, semoga bahagia," ucap Mila dan teman lainnya sembari berpelukan.

Butiran bening membasahi pipi mereka. Sita akan meninggalkan mereka dan tinggal  bersama suaminya.

"Kalian jangan lupa ya kasih undangan saat menikah nanti," pesan Sita sembari menghapus air matanya.

Kesedihan berlabuh di benaknya. Dia akan berpisah dengan sahabat-sahabat kecilnya.
Usai bersalaman
Mila dan teman-teman kembali ke tempat duduk mereka.

Camilan di meja mereka masih ada. Percakapan Mila dengan temannya semakin seru. Mereka masih ingin menemani Sita.  
Sedang asyik bercanda dengan teman-teman Mila, tetiba Ayah Mila menghampiri mereka.

"Sudah bisa nak kita pulang? tanya Ayah Mila yang bergelar juragan kaya di Desa Suka Maju.

Mentari di senja itu masih memancarkan sinarnya sehingga para tamu enggan beranjak dari kursinya.
Kedua mempelai menyambut para tamu dengan wajah mengembang.

Sebelum senja menyurut ke peraduannya, Ibu Mila menghampirinya.

"Nak Mila, mari kita pulang hari mulai malam," ucap ibu Mila sembari membariskan gigi putihnya.

Dia tidak ingin anak semata wayangnya merasa sedih. Sita adalah sahabat sejak mereka kecil.

"Baik Bu, kita pulang agar tidak kemalaman sampainya," balas Mila sopan.

Rombongan Desa Suka Maju pun berkumpul. Namun, sebelum pulang mereka berpamitan kepada Sita dan kepada orang tua serta ibu mertua Sita.

"Terima kasih Pak, Bu, sudah bersedia hadir dan menolong kami," ucap ibu dan bapak Sita sembari bersalaman.

Ibu mertua Sita beranjak dari tempat ia berdiri. Dihampirinya si Bibi yang sibuk menyiapkan makanan di dapur.
"Bi, berikan bungkusan ini kepada Juragan Antoni itu," titah ibu Amir.

Bersambung....
Jakarta, 2 Pebruari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun