Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Suasana TPS 6 Saat Pencoblosan

16 Februari 2024   13:02 Diperbarui: 16 Februari 2024   13:05 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Akankah Terjadi Kericuhan? Suasana TPS 6

@Kolom

Pemilu ditetapkan tanggal 14-2-2024 bersaman dengan hari valentin day.
Namun, yang lebih dipokuskan adalah memberikan hak suara, sayang rasanya kalau tidak menggunakan hak suara.

Dua hari sebelum pemilu ibu RT sudah datang menyerahkan surat undangan dengan berpesan "Bu, hak pilihnya jangan dilewatkan ya? pesan bu RT.
Dengan anggukan kepala kami mengiyakan dan melantunkan  ucapan terima kasih.

Surat undangan ada 5, tetapi ada satu anakku yang  sedang di medan, sehingga surat undangan tidak terpakai. Kita berpikir di Medan dia bisa memilih dengan menunjukkan KTP.
Disurat undangan tertera peserta memilih  hadir pukul 7. 00-12. 00.

Pagi sebelum pukul 07. 00 sudah bersiap-siap ke TPS. Kebetulan TPS tidak jauh dari rumah. Tepatnya di belang rumah hanya 3  rumah jaraknya/ lebih kurang 300 meter.
Tidak lupa kami membawa surat undangan.
Berempat kami pergi ke TPS 6.

Sesampai di TPS ternyata sudah banyak yang hadir. Petugas TPS memanggil pemilih yang baru sampai.
"Bapak Ibu yang baru datang silakan isi daftar hadir ya," titahnya dengan menggunakan mike.

Kami yang baru sampai mengantri untuk mengisi daftar hadir. Aku, suami dan anak-anak mendapat nomor yang berurutan yaitu nomor 83, 84, 85, dan 86. Bagi yang sudah mendapat nomor antrian duduk di bangku yang sudah disediakan panitia TPS.

Sambil menunggu giliran komunikasi terjalin diantara kami yang masih menunggu. Silaturahmi yang baik, walau kami tidak tahu siapa pavorit  yang mau dipilih.

Selain peserta pengguna suara di sana juga ada saksi dari berbagai partai dan juga pengawas. Mereka memakai baju seragam serta kartu tanda pegenal yang bertuliskan Saksi dan Pengawas. Kalau panitia sudah pasti ada di TPS.
TPS terlihat aman dan tertib. Bagi peserta yang sakit dan lansia mereka didahulukan untuk memilih.

Tidak diberi hak memilih.

1. Anak kami yang sedang berada di Medan mereka tidak diberi hak memilih. Padahal sudah menunjukkan KTP. Alasannya harus melapor duhulu seminggu sebelum tanggal pemilihan umum.

2. Anak yang baru pindah ke Cipanas karena mengikut suami di Cipanas juga tidak diberi hak untuk memilih.
Sementara di Jakarta ada teman yang ikut panitia Pemilu  bercerita, diizinkan untuk memilih karena sudah diperkirakan akan ada pengunjung dari luar jakarta yang datang memilih karena alasan tertentu.

Aku jadi prihatin terhadap kedua anakku yang tidak diizinkan memilih. Apa peraturannya berbeda?
Sampai waktu memilih selesai TPS tetap aman dan tertib tidak ada terjadi kericuhan.
Setelah menggunakan hak pilih kami kembali ke rumah.

Kami menunggu pengumuman suara yang terbanyak.
Dengan berharap siapapun yang terpilih semoga janji-janjinya ditepati.

Panitia pemilu bekerja hingga dini hari. Semoga mereka sehat-sehat dan diberi rezeki. Seluruh rakyat sudah mempercayakan yang terpilih sebagai presiden yang baru dapat mengayomi rakyat dan bersikap adil.

Walau kami berbeda pendapat itu tidak menjadi soal karena itu hak masing-masing tidak bisa dipaksakan. Semoga pemimpin atau persiden dan wakil presiden yang baru dapat bertugas dengan penuh tanggung jawab.

Selamat atas terpilihnya Presiden dan wakil presiden yang baru. Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa memberikan hikmat dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.

Jakarta, 16 Pebruari 2024
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun