"Apa yang kamu lakukan? aku tidak sejahat yang kamu bayangkan Sita, aku sangat mencintaimu. Tenanglah jangan takut," ucap Amir sambil menggenggam tangan Sita. Â
Di sisi lain, Vivi dan Nita sudah menunggu kedatangan Sita.
Nit, kok Sita lama sekali makan siangnya ya, semoga tidak terjadi sesuatu kepadanya," ucapnya lirih.
"Vit, tidak usah kuatir, CEOkan bersamanya. Pak Amir sangat mencintainya Vit, mungkin Amir  membawa Sita berkenalan dengan keluarganya," tukas Nita meyakinkan  Vivi sahabatnya.
Vivi mengangguk tandanya setuju ucapan Nita. Kedua sahabat Sita kembali mengerjakan tugasnya
"Kita sudah sampai," ucap Amir sambil memarkirkan mobilnya.
Sita melayangkan pandangannya ke sebuah rumah yang berukuran besar serta halaman rumah yang sangat luas. Jika berjalan dari gerbang terasa lelah.
Langit tampak biru, tiupan angin membelai lembut rambut Sita yang terurai panjang, hingga tangannya sibuk merapikannya. Dari kejauhan ibu Amir sudah melihat kedatangan anaknya Amir beserta seorang gadis muda yang cantik.
"Apakah dia calon menantuku yang dapat melukuhkan hati Amir anakku? tanya Ibu Amir di benaknya
Sesampai di depan pintu Ibu Amir sudah menyambut Amir dan teman perempuannya.
"Ayo silakan masuk," ajak Ibu Amir dengan senyum dan ramah.