Bertemu Sahabat Lama
Menggapai Harapan-92
@Cerpen
"Selamat malam Sitaku, aku mencintaimu! selamat bermimpi indah," ungkapnya sembari membariskan giginya yang putih.
Pagi mentari meyeruak menghiasi persada, pepohonan meliuk-liuk tertiup bayu, burung-burung kecil bernyanyi dan menari-nari di dahan rindang tandanya bersyukur atas pagi yang indah.
Sita bergegas berangkat kerja. Pkerjaan rumah sudah selesai termasukmakann untk kedua orang tuanya. Tak luoa ia memawa bekalnya, walaupun Amir selalu mengajaknya makan di restauran saat istirahat siang.
"Pak, Bu, Sita pamint ya, doakan Sita ya," ucapnya sembari menyalami dan mencium punggung tangan bapak dan ibunya.
Sita melangkah menuju halte. Wala pun masih terlihat gelap dan sepi Sita tidak pernah merasa takut, dia sudah terbiasa dan desanya termasuk desa yang aman. Sebelum sampai di hate, angkot sudah menunggu penumpang yang merupakan langganan setiap pagi.
"Ayo neng, silakan masuk," sambut kenek angkot yang biasa memanggil penumpang.
Ucapan terima kasih terucap dari bibir Sita yang mungil. Sita selalu memilh duduk di bagian belakang, dia merasa nyaman juga tidak dilalui penumpang lain yang baru naik. Saat Sita masuk, seorang menyapanya.
"Selamat pagi Sita," sapanya.
 Sita menoleh ke arah suara yang menyapanya. Dia pun membalas sembari melemparkan senyum. Ternyata dia teman SDnya.
Oh, kamu Devan, kiarin siapa!" candanya.
"Sit, hari Minggu aku main ya ke rumahmu bolehkan? tanyanya penuh harap.
Devan sangat mencintai Sita namun, dia belum berani mengungkapkannya, saat dia ke rumah Sita dia ingin menyampaikan hasratnya yang sudah lama dipendam.
"Silakan Devan, main saja ke rumah, aku tidak keman-nama kok," imbuhnya.
Devan teman baik Sita saat mereka di SD. Mereka sering belajar kelompok di rumah Sita dan Mila. Sita juga sebenarnya suka dengan Devan namun, hanya terpendam di hati. Sita orangnya pendiam dan pemalu. Walau Sita terkenal anak yang pintar dan cantik, namun dia tidak pernah memilih-milih berteman. Dia selalu ramah dan baik. Tetapi ada juga yang benci kepadanya karena merasa tersaingi dan cemburu.
"Ayo, neng sudah sampai," ucap kernet angkot mengingatkan Sita.
Sita dan Devan turut bersamaan, karena kantor mreka bekerja berdekatan.
"Sampai ketemu hari Minggu ya Sit," ucap devan.
Sembari melamabaikan tangan mereka pun melangkah menuju kantor masing-masing.
Bersambung....
Jakarta, 30 November 2023
Salam literasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI