Gelisah Menanti
Menggapai Harapan-91
@Cerpen
"Pasti ibu akan senang," gumamnya sembari melengkungkan bibirnya.
Sepanjang jalan pulang wajah ceria disaksikan temaran bintang yang menghiasi maya pada.
Siulan kecil mengalun merdu mengiringi perjalanannya.
Perjalanan yang tanpa hambatan membuat Amir tiba lebih cepat sampai di rumah. Ibu Dince sudah gelisah menantikan kepulangan anaknya. Tidak biasanya Amir pulang lebih malam.
Namun, akhir-akhir ini Amir sudah beberapa kali pulang lebih lama dari biasanya.
Mendengar suara mobil masuk ke halaman rumah Bu Dince beranjak dari kamarnya melangkah membuka pintu.
Ia pun menghampiri Amir ke garasi.
"Nak kenapa lama sekali pulangnya?" Ibu kuatir sekali!" ucap Bu Dince sembari memegang tangan Amir.
"Ibu, tenang saja Amir tidak kenapa-napa. Ibu akan tahu nanti!" balasnya sembari memeluk ibu Dince.
Amir dan Ibunya melangkah masuk ke dalam rumah. Amir tidak lupa menutup pintu rumahnya.
Amir gegas membersihkan raganya yang sudah bau asem.
Beberapa menit kemudian Amir sudah selesai membersihkan tubuhnya.
"Hm, segar sekali rasanya."
Usai membersihkan diri Amir melangkah ke dapur, meyendok nasi kepiring. Dia pun menikmati hidangan makan malamnya. Pikirannya berselancar terbayang ikan  asin yang di bawa  Sita ke kantor.
"Ikan asin yang dibawa Sita nikmat sekali, besok aku pesan sama Ibu agar membeli ikan asin," gumamnya di hati.
Bersambung....
Jakarta, 29 Nov 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H