Mengungkapkan Isi Hati
Menggapai Harapan-8i8
Gegas mereka keluar untuk menghindari cewek-cewek yang mengejeknya.
Tiba di parkiran CEO sudah menunggu mereka.
Di sana beberapa karyawan menyaksikan CEO menghampiri Sita.
"Maaf Vivi, aku akan mengantar Sita ke rumahnya kamu pulang sendiri ya," ucapa Amir sembari meraih tangan Sita.
Vivi hanya mengangguk sembari melengkungkan bibirnya.
Sita menoleh ke Vivi.
"Maaf ya Vi, sampai ketemu besok," imbuhnya sembari melambaikan tangannya.
Sita masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Amir.
Mobil melaju meninggalkan perusahaan. Vivi ou
melangkahkan kakinya setelah mobil Amir menghilang dari pandangannya.
Sembari mentetir sesekali Amir melirik Sita sembari menggenggam lembut jemari Sita.
Tetiba debaran di dada Sita tak beraturan. Keringat dingin mulai berjatuhan.
Bibirnya terucap doa, memohon pertolobgan Tuhan. Agar dia dilindungi.
Amir ternyata merasa apa yang di benak Sita.
Tetiba Amir menghentikan mobilnya di tepi jalan. Dibukanya pintu lalu menghampiri Sita.
Diraihnya tangan Sita mengajak ke luar dari mobil.
"Lihat cahaya bulan di sana terang tanpa ada awan yang menghalanginya. Aku ingin seperti itu pertemanan kita. Tidak usah takut aku tidak akan berbuat seperti yang kau takutkan. Aku sungguh- sungguh mau berteman denganmu," ucap Amir.
Amir mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama dipendam.
Sita tetap belum yakin apa yang didengarnya. Dia harus berhati-hati dan sadar akan keadaannya
"Maaf Pak, Sita belum siap," ungkapnya gemetar.
Amir memahami maksud Sita.
"Aku tidak perduli dengan keadaanmu, tenanglah aku ingin bersamamu.
Usai mengungkapkan isi hatinya Amir kembali meraih tangan Sita. Dibukanya pintu
Amir pun melajukan mobilnya.
Bersambung....
Jakarta, 25 Novembar 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H