Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pendangan Pertama Menarik Perhatian

12 November 2023   20:38 Diperbarui: 12 November 2023   21:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Pertama Menarik Perhatian

Menggapai Harapan-76

@Cerpen

Sita di mana kalian?" tanya CEO dengan wajah memerah.

Sontak mereka bergeming. Vivi membulatkan matanya dan kedua tangannya menutup mulutnya. Sita yang sudah duduk di kursinya hanya menunduk.

"Sita, dari mana saja kalian? Aku mencarimu di restauran."

Tetiba Amir meraih tangannya lalu membawanya pergi.

"Maaf Pak, sebentar lagi sudah habis waktunya istirahat," sanggah Sita.

Namun, Amir tidak menghiraukannya.

"Kamu harus menemaniku makan, tidak ada sanggahan," ucap CEO sembari melangkah menuju lift.

Dia tidak mau melepaskan tangan Sita.

"Malu Pak, lepaskan tangan saya," pinta Sita.

Amir tetap saja memegang tangan Sita. Dia tidak perduli apa kata orang. Rasa sayangnya kepada Sita semakin membuncah.

Setelah keluar dari lift, Amir menghampiri mobilnya yang terparkir.

Gegas dia membuka pintu depan.

"Silakan masuk,"

Sita tidak dapat berkata apa-apa, akhirnya dia pun masuk ke dalam mobil.

Amir yang sudah lapar melajukan mobilnya menuju restauran.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai.

Sita belum yakin, akan sikap CEO kepadanya dia tidak mau berharap banyak.
Dia harus benar-benar melihat sampai dimana kesungguhan CEO kepadanya.

"Siapa perempuan yang datang ke kantor kemarin dan mengaku calon istrinya?" tanyanya di hati.

Mobil tiba di parkiran. Gegas CEO membuka pintu mobilnya dan membukakan pintu di mana Sita duduk. Sita pun turun setelah pintu terbuka. CEO pun meraih tangan Sita lalu melangkah masuk ke dalam restauran.

Pelayan restauran menyambut kehadiran mereka.

"Silakan Tuan dan nyonya," sambut pelayan sembari mengantar ke meja yang masih kosong.

CEO menarik kursi untuk Sita.

"Ayo duduk," titah Amir.

Sita pun meletakkan bobotnya di kursi yang disiapkan CEO.

Wajah Amir tampak ceria ada senyum tersungging di bibirnya.

"Kamu mau makan apa?" pilihlah yang kamu suka!" tanya Amir.

"Maaf Pak, Sita sudah makan bersama teman-teman," balas Sita.

"Pelayan," panggil Amir.

Pelayan gegas menghampiri meja mereka.

"Buatkan jus lemon dua," pinta CEO.

"Siap Tuan."

Pelayan melangkah meninggalkan meja CEO dan Sita.

"Jangan panggil bapak kecuali di kantor," ucap Amir sembari menggenggam tangan Sita.

Tersentak Sita saat Amir menggemgam rangannya. Dia menoleh ke sekitarnya, kepalanya seakan membesar menahan rasa malu. Gegas ditariknya tangannya dari genggaman tangan Amir.

"Kenapa harus malu," ucap Amir.

Ada desiran yang mangalir di tubuh Sita, jantungnya berdegup kencang. Demikian juga Amir, semakin kencang dia menggenggam tangan Sita, semakin kencang juga debaran jantungnya. Dia tidak bermain-main lagi dengan Sita. Usianya yang yang menginjak 28 tahun sudah merasa pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya juga sudah meminta Amir untuk menikah namun, belum ada yang menarik perhatiannya.

"Ayolah nak, itu anak teman mami pantas untukmu, selain cantik dia juga baik," ungkap ibunya.

Amir tidak pernah tertarik dengan wanita yang diperkenalkan maminya.

Dia tidak pandang bulu, wanita yang akan dinikahinya.

Saat dia melihat Sita pandangan pertamanya sudah menarik perhatiannya. Selain polos dan pintar Sita orang yang sederhana. Tidak seperti kebanyakan wanita yang melihat harta kekayaan dan jabatan.

Bersambung....
Jakarta, 12 Nov 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun