Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyukaimu

28 Oktober 2023   05:16 Diperbarui: 28 Oktober 2023   05:26 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Menyukaimu

Menggapai Harapan-64

@Cerpen

Siapa Menutup kaca jendela? Gumamnya di hati.

Saat naik ke dalam mobil Sita teruju kepada bangku kosong tanpa melihat penumpang yang ada di dalam mobil. Wajahnya masih tertunduk malu.

"Selamat pagi Mbak Sita," seseorang menyapanya ramah.

Tersentak Sita saat dia disapa. Akhirnya Sita menoleh orang yang menyapanya.

"Selamat Pagi," balasnya ramah.

"Seperti aku tidak asing dengan suara itu, siapa ya?" molognya di hati.

"Maaf bukankah kamu Sita teman SD dulu?" sudah lama kita tidak bertemu setelah lulus SD dulu," paparnya.

Sita menoleh wajah cowok yang mengaku teman SDnya.

Barulah Sita ingat dia adalah temannya yang selalu belajar kelompok bersama.

"Kamu Kevin ya? Maaf aku tidak mengenalimu," imbuhnya.

"Kamu kerja di mana? Sepagi ini sudah berangkat," tanya Kevin.

Ternyata kantor mereka berdekatan hanya beberapa meter.

Karena asyiknya ngobrol ternyata mereka sudah sampai di halte tempat mereka turun.

Sita lebih dahulu turun dari mobil. Disodorkannya ongkosnya ke Pak Sopir.

"Tetima kasih Pak Sopir," ucapnya ramah.

Kevin mengikuti dari belakang. Mereka jalan berdua menuju kantor masing-masing.

"Sita, kutunggu nanti di halte ya. Kita barang pulangnya," ucap Kevin.

"Baiklah terima kasih," balas Sita.

Kevin melambaikan tangnnya sembari melengkungkan bibir tipisnya.

"Aku dari dulu menyukaimu Sita. Kita dipertemukan kembali," imbuhnya di hati.

Di kantor Sita selalu sampai lebih awal dari teman-temannya.

Sita langsung masuk ke kantornya. Diletakkan tas dan bekalnya di loker. Dia pun menggeser kursinya lalu duduk sembari menarik napas dan membuangnya perlahan.

Bersambung....
Jakarta, 28 Oktobef 20023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun