Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meminta Pendapat Dari Bapak dan Ibu

26 Oktober 2023   23:54 Diperbarui: 26 Oktober 2023   23:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Meminta Pendapat Dari Bapak dan Ibu

Menggapai Harapan-62

@Cerpen

Lantunan doa terucap dari bibirnya. Tanpa terasa buliran bening menetes di pipinya.

Ungkapan syukur yang tak terhingga atas pertolonganNya Sita diterima bekerja di perusahaan ternama.

Pukul 16. 00 WIB, Sita baru bisa pulang. Untuk pulang ke rumahnya memakan waktu 3 jam perjalanan. Sita harus mencari kost agar tidak terlambat.

Senja sudah menyapa, langit menjingga terlihat indah, senidah hati Sita yang mulai bekerja di kantor barunya.

Mobil angkot yang akan ditumpangi penuh dengan penumpang. Saat Sita naik sepasang mata memerhatikan Sita. Senja berganti malam Sita masih di dalam angkot. Ruma Sita sudah dekat, tetiba seseorang menyapanya.

"Mbak turun di mana? tanyanya ramah.

Tersentak Sita mendengar sapaan lelaki muda itu. Sita tidak pernah berteman dengan seorang lelaki.

"Eh, ya, apakah saya yang anda maksud? Sita balik bertanya dengan nada gugup.

"Benar Mbak, kan hanya mbak yang masih muda di mobil ini," balasnya.

Sita tersipu malu, keringatnya mulai bercucuran.

"Pak sopir, berhenti ya di halte depan," pinta Sita.

Gegas dia beranjak dari bangkunya melanglah turun . Disodorkannya ongkos kepada Pak sopir.

"Terima kasih ya Pak," ucapnya.

Dipercepat langkahnya, keringatnya semakin banyak. Tangannya basah karena keringat.

"Aduh, siapa ya laki-laki itu? Aku belum pernah melihatnya," monolognya di hati.

Sesampai di rumah dia melihat pintu rumah sudah terbuka, ternyata Ibu Sita sudah menunggu kedatangannya.

"Ibu Sita pulang... ," ucapnya sembari menyamami dan mencium punggung tangan ibu dan bapaknya.
"Bagaimana Nak, pengalaman pertama kerja di kantor? apa mereka baik-baik? tanya Ibu Sita.

"Aku suka Bu, mereka baik-baik kok Bu!"

Wajah ceria tampak di wajah ibu Sita, dia senang mendengar pengakuan dari putri bungsunya.

"Ayo, Nak,bersihkan badanmu biar segar," imbuh ibu Sita.

"Baik Bu, terima kasih."

Sita melangkah menuju kamarnya. Dihempaskan raganya di pembaringan.

"Hm, lega rasanya meluruskan badanku sudah seharian duduk terus," monolognya di hati.

Tetiba dia teringat lelaki yang menyapa di dalam angkot.

"Siapa ya, yang menyapaku tadi rasanya aku tidak mengenalnya."

Ditepisnya pikiran yang mengganggunya.

Beberapa menit kemudian Sita beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi.

Sita tidak berlama-lama di kamar mandi. Usai membersihkan tubuhnya Sita melangkah keluar, wangi sabun Lux dan sampho memenuhi ruang tamu.

"Hm, segar sekali," ucapnya.

Makan malam sudah siap , dia tidak mau meninggalkan moment bersama bapak dan ibunya.

Selesai makan sererti biasa Sita membersihkan piring kotor bekas makannya.

Bapak dan ibu sudah duduk di ruang tamu sembari menonton TV hitam putih yang ukuran 14 inch.

Dari dapur Sita menghampiri orang tuanya.

"Pak, Buk, maaf Sita mau minta pendapat. Bisa tidak Sita kost dekat kantor? tanyanya dengan ragu-ragu.

Mengingat jarak rumah je kantor memakan waktu lebih kurang 2 jam.

Beberapa saat ruangan hening. Bapak dan Ibunya belum bisa memberi jawab.
K"Bagaimana Nak, pengalaman pertama kerja di kantor? apa mereka baik-baik? tanya Ibu Sita.

"Aku suka Bu, mereka baik-baik kok Bu!"

Wajah ceria tampak di wajah ibu Sita, dia senang mendengar pengakuan dari putri bungsunya.

"Ayo, Nak,bersihkan badanmu biar segar," imbuh ibu Sita.

"Baik Bu, terima kasih."

Sita melangkah menuju kamarnya. Dihempaskan raganya di pembaringan.

"Hm, lega rasanya meluruskan badanku sudah seharian duduk terus," monolognya di hati.

Tetiba dia teringat lelaki yang menyapa di dalam angkot.

"Siapa ya, yang menyapaku tadi rasanya aku tidak mengenalnya."

Ditepisnya pikiran yang mengganggunya.

Beberapa menit kemudian Sita beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi.

Sita tidak berlama-lama di kamar mandi. Usai membersihkan tubuhnya Sita melangkah keluar, wangi sabun Lux dan sampho memenuhi ruang tamu.

"Hm, segar sekali," ucapnya.

Makan malam sudah siap , dia tidak mau meninggalkan moment bersama bapak dan ibunya.

Selesai makan sererti biasa Sita membersihkan piring kotor bekas makannya.

Bapak dan ibu sudah duduk di ruang tamu sembari menonton TV hitam putih yang ukuran 14 inch.

Dari dapur Sita menghampiri orang tuanya.

"Pak, Buk, maaf Sita mau minta pendapat. Bisa tidak Sita kost dekat kantor? tanyanya dengan ragu-ragu.

Mengingat jarak rumah je kantor memakan waktu lebih kurang 2 jam.

Beberapa saat ruangan hening. Bapak dan Ibunya belum bisa memberi jawab.
Bersambung....
Jakarta, 26 Oktober 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun