Mendengar penuturanku, tetiba dia tertwa terbahak-bahak. Aku jadi bingung mendengar gelak tawanya.
Bu, kenapa tertawa? tanyaku menimpali.
Ya, iyalah bu, itu bukan telur busuk, itu namanya telur asin," ungkapnya sembari menahan perutnya yang sakit karena geli.
Semua teman yang di kantor menjadi ramai dengan tawanya.
Wajahku memerah, rasa malu menyelimutiku.
Sejak saat itulah aku mengenal yang namanya telur asin.
Awalnya tidak suka dan baunya yang tidak sedap membuatku tidak mau makan telur asin. Tetapi seiring berjalannya waktu, perlahan kucicipi telur asin bila ada teman yang makan di kantor. Penasaran dengan telur asin. Setelah berulang ternyata telur asin enak juga buat lauk.
Itulah kisahku tentang telur bebek yang disangka telur busuk ternyata bukan. Itu namanya telur asin.
Jakarta, 14 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H